Jabar X-Files

Sore Mencekam di Cibuntu Sukabumi Usai 2 Warga Tewas Terseret Banjir

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 11 Apr 2024 13:30 WIB
Foto: Ilustrasi banjir bandang (Andhika-detikcom)
Sukabumi -

Suasana tenang di Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi terusik, saat suara gemuruh air terdengar menggetarkan dinding rumah. Saat itu waktu menunjukan pukul 15.30 WIB, Senin (21/9/2020).

Tiga orang hanyut, dua orang ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Tidak hanya terjangan banjir yang membawa material kayu gelondongan yang menjebol dinding rumah warga, sejumlah kendaraan juga hanyut akibat kejadian tersebut. Kondisi terparah terjadi di Kampung Cibuntu.

Parlin, salah seorang warga saat itu menceritakan peristiwa yang berbuah duka di kampung halamannya itu. Ia mendengar langsung saat suara gemuruh air di luar rumahnya. Belum lama berada di luar gelombang air banjir datang.

Tembok rumah Parlin jebol dihantam limpahan air dari Sungai Cibuntu padahal jarak rumah Parlin ke aliran sungai sekitar 15 meter, namun air setinggi 2 meter menjebol tembok dan menggenangi rumah dua lantai miliknya.

"Saya posisi di lantai atas, begitu turun limpahan air sudah menerjang masuk karena langsung ke buang ke bagian belakang rumah ketinggian air hanya sepinggang di lantai bawah," kata Parlin warga setempat kepada detikcom, Selasa (22/9/2020).

Menurut Parlin meski berjarak belasan meter, hanya dalam dua menit rumahnya tergenang oleh air banjir. Ia bergegas menyelamatkan keluarganya. Ia mengaku, selain air beserta lumpur batangan kayu dengan ukuran cukup besar juga masuk ke dalam rumah dan garasi.

"Panik waktu kemarin itu cuma yang saya hindari kayu-kayu besar, kayu ini di atas gunung kayunya ada yang lima meter, diameternya ada yang sampe 40-50 cm. Kayu ini mengganjal jembatan ditambah debit air terlalu besar dihantam kanan kiri, meluap dan banjir," tuturnya.

Soal kabar tiga orang warga menjadi korban banjir bandang di wilayah Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi Senin (21/9/2020) dibenarkan Tim SAR. Ketua Forum Komunikasi SAR Daerah, Okih Fahri Assidik membenarkan informasi tersebut. Korban masing-masing bernama Anang/Jajo (25), Juned (60) keduanya warga Desa Pasawahan dan Hasyim warga Asrama Polisi di Kelurahan Cicurug.

"Tim sudah di lokasi, melakukan pencarian namun dilanjutkan besok pagi. Selain personel TNI-Polri sudah banyak relawan di lokasi," kata Okih kepada detikcom.

Dijelaskan Okih, banjir bandang merata menggenangi beberapa lokasi di Kecamatan Cicurug. Mulai dari Kp. Cipari Desa Cisaat, Kp. Cibuntu Desa Pasawahan, Kp. Belakan Aspol Kelurahan Cicurug, Kp. Nyangkowek RT/RW 002/007 Desa Mekarsari, Kp. Lio RT/RW/ 002/005, Desa Mekarsari, Perum Setia Budi Desa Bangbayang.

"Air sungai meluap antara 5 sampau 6 meter yang mengakibatkan 12 rumah hanyut dan 85 unit rumah terendam akibat terjadinya banjir bandang selain itu ada kendaraan warga yang juga terbawa hanyut masih dalam proses pencarian," jelas Okih.

Bupati Sukabumi Marwan Hamami meninjau kampung terdampak banjir di Kampung Cibuntu, Pasawahan, Kecamatan Cicurug yang disebut sebagai titik terparah.

"Sedang kita cermati komunikasi data di lapangan takutnya disampaikan sekarang data tidak sesuai, yang jelas hari ini, BPBD, TNI dan Polri mengecek semua kondisi labil yang terdampak dari banjir ini. Penanganan sejauh ini yang dilakukan, semua hari ini relawan hadir BPBD, Basarnas, TNI dan Polri sudah jelas dari malam sudah hadir semua," lanjut Marwan.

Sementara itu, Kapolres Sukabumi yang saat itu dijabat AKBP Lukman Syarif menyebut pihaknya dibantu Sat Brimob Polda Jabar berkoordinasi dengan BPBD dan SAR gabunhan masih melakukan upaya-upaya evakuasi.

"Bapak Kapolda menerjunkan langsung Tim SAR dari Brimob dan juga dapur umum yang nantinya akan berkolaborasi dengan BPBD untuk melaksanakan dukungan logistik baik untuk rekan-rekan kita yang melaksanakan evakuasi dan lainya serta untuk suplay makanan masyarakat," kata Lukman.

Terkait penyebab banjir, Lukman mengatakan pihaknya bekerja sama dengan DLH untuk melaksanakan penyelidikan lanjutan.

"Saat ini sudah menerjunkan petugas kami bekerjasama dengan DLH kita sedang menyusuri dari hulu dan tempat seputaran area sini kita akan melaksanakan pengumpulan bahan keterangan baik itu dari eksositem yang ada saat ini ataupun data pendukung lain sehingga kita bisa simpulkan segera dan sampaikan kepada rekan rekan kira kira penyebab apa sehingga terjadi banjir bandang yang cukup besar ini," ujar Lukman.

"Sementara (penyebab) belum bisa kita simpulkan namun batang batang pohon ini berasal dari aliran sungai sebelumnya yangdisitu banyak ekosistem ataupun wilayah hutan yang berdampingan dengan daerah aliran sungai," tuturLukman menambahkan.




(sya/mso)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork