Awas! Ini Zona Terlarang Terbangkan Drone di Kampung Blekok

Awas! Ini Zona Terlarang Terbangkan Drone di Kampung Blekok

Wisma Putra - detikJabar
Kamis, 11 Apr 2024 09:00 WIB
Kawasan Kampung Rancabayawak, Kota Bandung, ini kerap ramai oleh aktivitas burung blekok sawah. Sejumlah burung lain pun juga kerap beraktivitas di kawasan itu.
Kampung Blekok (Foto: Wisma Putra)
Bandung -

Kampung Belekok yang ada di timur pusat Kota Bandung, bisa menjadi alternatif wisata baru bagi warga. Beragam jenis burung dapat diamati langsung oleh pengunjung karena burung-burung itu hinggap di pohon bambu yang ada di wilayah tersebut.

Kampung Belekok sendiri sebetulnya bernama Kampung Rancabayawak dan lokasinya ada di Kelurahan Cisarenten Kulon, Kecamatan Gedebage. Dinamai Kampung Belekok karena di sana tetapat habitat burung belekok.

Selain belekok, ada juga tiga jenis burung lainnya yang menjadi penghuni tetap pohon bambu yakni burung kuntul, kuntul kerbau dan kowak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski keberadaannya belum diketahui banyak orang, Kampung Belekok kerap dikunjungi peneliti dari berbagai perguruan tinggi seperti dari Unpad dan ITB, juga kerap menjadi buruan fotografer.

Kawasan Kampung Rancabayawak, Kota Bandung, ini kerap ramai oleh aktivitas burung blekok sawah. Sejumlah burung lain pun juga kerap beraktivitas di kawasan itu.Kawasan Kampung Rancabayawak, Kota Bandung, ini kerap ramai oleh aktivitas burung blekok sawah. Sejumlah burung lain pun juga kerap beraktivitas di kawasan itu. Foto: Wisma Putra

Pemandangan habitat burung yang ada di Kampung Belekok selalu menarik perhatian pehobi fotografi, pasalnya mereka bisa memotret burung hanya dari jarak dekat tak seperti di alam liar.

ADVERTISEMENT

Warga sekitar, Imas (58) yang sudah puluhan tahun hidup berdampingan dengan habitat burung ini memiliki pesan kepada para fotografer yang datang ke Kampung Belekok agar tetap menjaga adab dan menghargai warga sekitar yang senantiasa menjaga kelestarian habitat burung ini.

Salah satu yang disayangkan oleh Imas, ada fotografer yang menerbangkan drone di kawasan Kampung Belekok dan hal itu membuat kehidupan burung-burung itu terusik.

"Ada yang pakai drone, burungnya semua terbang berhamburan, takut sama suaranya, gimana kalau mereka benar-benar terganggu dan tidak balik lagi," kata Imas kepada detikJabar, Kamis (28/3/2024).

Jangankan drone, pergerakan manusia yang berjalan di bawah pohon bambu atau suara bising knalpot motor bisa membuat burung yang sebelumnya anteng hinggap di di dahan pohon berhamburan.

"Drone itu ada di atas, ada mesinnya, bersuara baling-baling nya, mereka takut berhamburan tak karuan," ujarnya.

Imas mengimbau, meski tidak ada papan imbauan secara resmi jangan sampai karena ingin mendapatkan foto bagus, kegiatannya malah menganggu habitat burung.

Menurut Imas, selain hobi memang banyak fotografer yang sengaja datang untuk motret burung dan fotonya dilombakan. Imas tak melarang, jika fotografer itu memotretnya dari bawah, dengan menggunakan kamera, namun yang jangan dilakukan yakni menggunakan drone.

"Boleh pakai kamera mah, mau lensanya sepanjang 10 meter juga, kalau pakai drone jangan, jadi takut burungnya, gimana kalau hilang?" terang Imas.

Imas juga mengatakan, jika fotografer datang ke Kampung Belekok dan memotret habitat burung untuk memberikan kenang-kenangan karyanya. Agar menjadi inspirasi banyak orang yang datang ke Kampung Belekok.

"Kenangannya, fotonya dikirim ke sini, saya bukan minta uangnya, tapi hasil karyanya kita mau lihat, kita juga pasti bangga," ucapnya.

"Contoh Mahasiswa ITB namanya Siti, dia penelitian, motret burung dari telur, burung yang ukurannya kecil sampai dewasa, dia ngasih album fotonya ke saya, jadi senang ke saya nya juga," pungkasnya.

(wip/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads