Teror Narkoba Kush di Afrika Barat, Banyak Pecandu Gali Kuburan Manusia

Kabar Internasional

Teror Narkoba Kush di Afrika Barat, Banyak Pecandu Gali Kuburan Manusia

Atta Kharisma - detikJabar
Selasa, 09 Apr 2024 05:30 WIB
A woman holds a packet of water outside a drug den at the Kington landfill site in Freetown on June 21, 2023. In recent years Kush, a mix of various chemicals and plants that mimic the natural properties found in cannabis, according to the National Drug Agency, is increasingly being used by youth in Sierra Leone. At only 25 US cents a dose, the drug is addicting users. (Photo by JOHN WESSELS / AFP)
Ilustrasi narkoba kush. Foto: AFP/JOHN WESSELS
Jakarta -

Penyalahgunaan narkoba jenis kush di Sierra Leone, Afrika Barat, kian marak. Imbasnya, polisi setempat meningkatkan keamanan di kawasan kuburan. Sebab, tak sedikit pecandu kush yang menggali makam untuk mendapatkan kerangka manusia.

Mengutip dari detikHealth, penggalian makam itu dilakukan karena kerangka manusia menjadi salah satu bahan untuk membuat obat tersebut. Kush merupakan campuran zat adiktif psikoaktif yang telah 'lazim' digunakan di negara tersebut selama bertahun-tahun. Obat itu terbuat dari campuran zat kimia berbahaya marijuana, herbal, desinfektan, dan tulang manusia yang telah dihaluskan.

Demi mendapatkan bahan obat tersebut, tak sedikit anak muda di Freetown, ibukota Sierra Leone, yang nekat menerobos dan menggali kuburan manusia. Hal ini memaksa pihak kepolisian setempat untuk memperketat pengawasan di kawasan makam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Sierra Leone, Julius Maada Bio mengatakan negaranya kini harus menghadapi ancaman serius akibat penyalahgunaan narkoba kush.

Efek Samping Kush

Dikutip dari Telegraph, penyalahgunaan kush dapat memicu sejumlah gangguan kesehatan, seperti pembengkakan, infeksi, dan luka terbuka pada kaki pecandunya. Namun, belum ada penjelasan medis yang bisa benar-benar menjelaskan mengenai gejala-gejala tersebut.

ADVERTISEMENT

Tak hanya itu, kecanduan kush juga dapat memicu masalah kejiwaan yang serius. Kush bisa membuat seseorang mengalami hipnosis dan halusinasi dalam waktu yang cukup lama. Dalam kondisi 'mabuk' tersebut, pengguna kush dilaporkan kerap membenturkan kepala berulang kali ke dinding, berjalan di tengah lalu lintas padat, dan lompat dari tempat tinggi.

Tidak ada data resmi yang mencatat kematian akibat penyalahgunaan kush, namun para praktisi kesehatan memperkirakan sekitar puluhan pengguna kush meninggal setiap minggu di Sierra Leone. Jasad mereka pun kerap dijumpai tergeletak di jalanan atau daerah kumuh.

"Kush adalah obat yang sangat berbahaya seperti heroin atau kokain, kuat, murah, dan mudah didapat. Tidak adanya regulasi dan kontrol yang kuat atas penjualan obat tersebut membuatnya tersebar luas di Afrika Barat," ujar konsultan psikiater di Sierra Leone Psychiatric Teaching Hospital, dr Edward Nahim.

Menurutnya dr Nahim, salah satu faktor pendorong maraknya kasus penyalahgunaan kush adalah karena minimnya lapangan pekerjaan akibat efek pandemi COVID.

"Kurangnya lapangan pekerjaan dan peluang merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan banyak generasi muda menjadi kecanduan narkoba setelah terganggunya perekonomian akibat pandemi COVID," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di detikHealth dengan judul Narkoba 'Kush' Hantui Sierra Leone, Banyak Pecandu yang Gali Kuburan Manusia.

(ath/sud)


Hide Ads