Kurang dari hitungan pekan, seluruh umat Muslim akan merayakan Idul Fitri. Selain menjadi waktu untuk saling memaafkan, tradisi pulang kampung atau mudik pastinya tak luput dari agenda masyarakat Tanah Air di setiap tahunnya.
Kemudian, jalur darat nyatanya masih dipadati oleh masyarakat kembali ke kampung halaman. Tak hanya di jalur nasional atau kereta, jalan bebas hambatan atau jalan tol juga menjadi pilihan untuk sampai ke tujuan dengan cepat dan selamat.
Salah satunya, Jalan Tol Cikopo-Palimanan atau Jalan Tol Cipali. Yap, jalan tol yang hampir satu dasawarsa beroperasi ini kerap dilintasi para pemudik dengan tujuan ke wilayah timur Pulau Jawa. Bahkan, jalur ini kerap memakan korban sebab kontur jalan yang dominan lurus dan panjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, apakah detikers sudah tahu banyak soal jalan tol ini? Jika belum, yuk simak informasi seputar Jalan Tol Cipali yang sudah dirangkum oleh detikJabar.
Sejarah Jalan Tol Cipali
Mengutip dari situs resmi Lintas Marga, Jalan Tol Cikopo-Palimanan ini nyatanya dipegang konsesinya oleh PT. Lintas Marga Sedaya, atau yang kini dikenal sebagai ASTRA Tol Cipali selama 40 tahun. Resmi beroperasi pada 13 Juni 2015 lalu, tol ini memiliki panjang sekitar 116,75 kilometer. Serta, diharapkan mampu memangkas rute dari Cikampek menuju Palimanan hingga 40 kilometer, jika dibandingkan melintasi jalur Pantura.
Lebih lanjut, Tol Cipali merupakan bagian dari realisasi pemerintah terhadap proyek Tol Trans Jawa. Sehingga, diharapkan mampu berdampak positif bagi pembangunan ekonomi, terutama dari segi kawasan industri, perumahan, perkantoran, pariwisata, sampai dengan agrobisnis.
Meski demikian, pembangunan Jalan Tol Cipali sempat mangkrak selama 17 tahun. Dalam Laporan Akhir: Membangun Infrastruktur dari Pinggiran yang dirilis oleh Kementerian PUPR, proyek pengerjaan Tol Cipali sudah ada sejak era kepemimpinan Presiden Soeharto di tahun 1996. Akan tetapi, krisis moneter 1998 dan tidak adanya kepastian pada pemerintahan berikutnya, membuat langkah membangun proyek ini menjadi abu-abu.
Sampai akhirnya, kepastian pembangunan Jalan Tol Cipali baru nampak di tahun 2006 saat Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono menjabat. Barulah di era pemerintahan Joko Widodo, proyek ini benar-benar menjadi 'amin yang paling serius.'
Menelan biaya investasi mencapai Rp. 13,7 triliun, pembangunan Jalan Tol Cipali memakan lahan seluas 1.080,69 hektare yang terbagi menjadi 6 seksi. Diantaranya, Seksi 1 Cikopo-Kalijati, Seksi 2 Kalijati-Subang, Seksi 3 Subang-Cikedung, Seksi 4 Cikedung-Kertajati, Seksi 5 Kertajati-Sumberjaya, dan Seksi 6 Sumberjaya-Palimanan.
Wilayah yang Dilewati Tol Cipali
Dengan panjang sekitar 116,75 kilometer, Tol Cipali membentang luas dari KM 72 Cikopo, Purwakarta sampai dengan KM 188 Palimanan, Cirebon. Alhasil, terdapat sekitar lima kabupaten yang terkena imbas dari pembangunan tol ini, yakni Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, dan Kabupaten Cirebon.
Selain itu, Tol Cipali memiliki enam gerbang tol yakni Kalijati, Subang, Cikedung, Kertajati, Sumberjaya, dan Palimanan memiliki jumlah gardu hingga 44 unit serta ditambah enam interchange dan 99 unit jembatan.
Tarif Tol Cipali
Nah, bagi detikers yang ingin melintasi jalur Tol Cipali saat musim Lebaran tahun ini, ada baiknya untuk mengetahui tarif yang sudah mengalami penyesuaian pada 30 Maret 2022 lalu. Melansir dari situs resmi Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR, berikut untuk tarif Tol Cipali dihitung berdasarkan jarak paling terjauh, yakni Cikopo hingga Palimanan:
Golongan I: Rp. 119.000,-
Golongan II: Rp. 196.000,-
Golongan III: Rp. 196.000,-
Golongan IV: Rp. 246.000,-
Golongan V: Rp. 246.000,-