Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar dan Kapan Terjadinya

Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar dan Kapan Terjadinya

Iqbal Kukuh - detikJabar
Minggu, 31 Mar 2024 17:15 WIB
lailatul qadar, nuzulul quran
Malam Lailatul Qadar (Foto: Getty Images/iStockphoto/Choreograph)
Bandung -

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang penuh berkah dan keistimewaan dalam agama Islam. Dalam hadis-hadis Rasulullah SAW, disebutkan bahwa malam ini lebih baik dari seribu bulan. Oleh karena itu, mengenali ciri-ciri Malam Lailatul Qadar penting bagi Muslim.

Mengetahui ciri-ciri malam Lailatul Qadar dapat bermanfaat bagi Muslim karena menjadi kesempatan meraih momen tersebut. Keistimewaannya, siapapun yang melaksanakan ibadah pada malam ini maka pahala yang didapatkan lebih baik dibandingkan dari malam seribu bulan.

Allah SWT menyediakan malam penuh keistimewaan pada malam Lailatul Qadar. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: "Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari, no. 1901)

ADVERTISEMENT

Allah SWT merahasiakan malam lailatul qadar dari umat manusia sehingga hanya orang-orang terpilih yang bisa memahami malam istimewa tersebut. Salah satu orang terpilih itu ialah Nabi Muhammad SAW.

Namun, ada beberapa ciri-ciri malam lailatul qadar yang bisa kita cermati. Berikut penjelasannya.

Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar

Malam Lailatul Qadar terdapat pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. Beberapa ulama mengungkap malam Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-21, 23. Umat muslim dapat mencarinya pada akhir Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil.

Namun, Ustad Muhammad Abduh Tuasikal dalam laman Rumaysho, berpendapat malam Lailatul Qadar sebenarnya disembunyikan waktunya agar umat terus bersemangat mencari di 10 hari terakhir bulan Ramadan, setiap tahunnya.

Meskipun begitu, Rasulullah memberikan petunjuk melalui hadits, beberapa tanda-tanda malam Lailatul Qadar. Berikut tanda malam Lailatur Qadar, dikutip dari penjelasan Ustad Abu Abdillah Arief Budiman pada laman Almanhaj dan Ustad Muhammad Abduh Tuasikal dalam Rumaysho.

1. Suasana Malam Tenang

Pada malam itu, udara dan angin sekitar terasa tenang. Malaikat menurunkan ketenangan sehingga manusia merasakan kenikmatan dalam beribadah yang tidak didapatkan pada hari-hari yang lain. Hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu, ia berkata:

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ: لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلْقَةٌ لاَ حَارَّةَ وَلاَ بَارِدَةَ, تُصْبِحُ شَمْسُهَا صَبِيْحَتُهَا صَفِيْقَةً حَمْرَاءَ.

Artinya: "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda tentang (tanda-tanda) Lailatul Qadr: "Malam yang mudah, indah, tidak (berudara) panas maupun dingin, matahari terbit (di pagi harinya) dengan cahaya kemerah-merahan (tidak terik)."

Juga hadits Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu, ia berkata:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنِّيْ كُنْتُ أُرِيْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ, ثُمَّ نُسِّيْتُهِا, وَهِيَ فِيْ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ لَيْلَتِهَا, وَهِيَ لَيْلَةٌ طَلْقَةٌ بَلْجَةٌ لاَ حَارَّةَ وَلاَ بَارِدَةَ.

Artinya: "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya aku pernah diperlihatkan (bermimpi) Lailatul Qadr. Kemudian aku dibuat lupa, dan malam itu pada sepuluh malam terakhir. Malam itu malam yang mudah, indah, tidak (berudara) panas maupun dingin."

2. Matahari Terbit dengan Jelas

Matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih dan tidak ada sinar. Dari Abi bin Ka'ab bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Shubuh hari dari malam lailatulqadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik." (HR. Muslim)

Sebagaimana dikatakan oleh Ubay bin Ka'b Radhiyallahu anhu pada hadits:

بِالْعَلاَمَةِ أَوْ بِالآيَةِ الَّتِي أَخْبَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, أَنَّهَا تَطْلُعُ يَوْمَئِذٍ لاَ شُعَاعَ لَهَا

Artinya: "Dengan tanda yang pernah Rasulullah kabarkan kepada kami, yaitu (matahari) terbit (pada pagi harinya) tanpa sinar (yang terik)."

3. Malam Begitu Cerah

Dikatakan bahwa manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya, sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat. Turut diceritakan bahwa malam Lailatul Qadar akan terlihat langit yang begitu cerah.

Dalam hadits Ubadah bin Ash Shamit Radhiyallahu anhu, ia berkata:

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَيْلَةُ الْقَدْرِ فِيْ الْعَشْرِ الْبَوَاقِيْ, مَنْ قَامَهُنَّ ابْتِغَاءَ حِسْبَتِهِنَّ فَإِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَغْفِرُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ, وَهِيَ لَيْلَةُ وِتْرٍ, تِسْعٌ أَوْ سَبْعٌ أَوْ خَامِسَةٌ أَوْ ثَالِثَةٌ أَوْ آخِرُ لَيْلَةٍ, وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ َ: إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيْهَا قَمَراً سَاطِعاً سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ, لاَ بَرْدَ فِيْهَا وَلاَ حَرَّ, وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيْهَا حَتَّى تُصْبِحَ, وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيْحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً, لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ, وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ.

Artinya: "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Lailatul Qadr (terjadi) pada sepuluh malam terakhir. Barangsiapa yang menghidupkan malam-malam itu karena berharap keutamaannya, maka sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang. Dan malam itu adalah pada malam ganjil, ke dua puluh sembilan, dua puluh tujuh, dua puluh lima, dua puluh tiga atau malam terakhir di bulan Ramadhan," dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya tanda Lailatul Qadr adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadr adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu."

4. Udara Tidak Terlalu Panas atau Dingin

Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء

Artinya: "Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan."

Kapan Malam Lailatul Qadar?

Ilustrasi ibadah pada malam lailatul qadarIlustrasi ibadah pada malam lailatul qadar Foto: Getty Images/iStockphoto/Zeferli

Dalam buku Fiqih Wanita oleh M. Abdul Ghoffar, dijelaskan malam lailatul qadar jatuh pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan. Tepatnya, pada malam-malam ganjil di bulan tersebut, yakni malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh, dan dua puluh sembilan.

Pernyataan tersebut didasarkan pada sebuah hadits. Rasulullah SAW pernah bersabda,

يَ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ - رواه أحمد والبخاري وأبو داود

Artinya: "Lailatul qadar itu berada pada sepuluh malam yang terakhir dari bulan Ramadan." (HR Ahmad, Al-Bukhari, dan Abu Dawud)

Keterangan tersebut sebetulnya dijelaskan pula dari salah satu riwayat dari Ubadah bin Ash Shamit dalam tafsir Ibnu Katsir.

Rasulullah bersabda,

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَيْلَةُ الْقَدْرِ فِيْ الْعَشْرِ الْبَوَاقِيْ, مَنْ قَامَهُنَّ ابْتِغَاءَ حِسْبَتِهِنَّ فَإِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَغْفِرُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ, وَهِيَ لَيْلَةُ وِتْرٍ, تِسْعٌ أَوْ سَبْعٌ أَوْ خَامِسَةٌ أَوْ ثَالِثَةٌ أَوْ آخِرُ لَيْلَةٍ, وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ َ: إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيْهَا قَمَراً سَاطِعاً سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ, لاَ بَرْدَ فِيْهَا وَلاَ حَرَّ, وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيْهَا حَتَّى تُصْبِحَ, وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيْحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً, لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ, وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ.

Artinya: "Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Lailatul Qadar (terjadi) pada sepuluh malam terakhir. Barangsiapa yang menghidupkan malam-malam itu karena berharap keutamaannya, maka sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang. Dan malam itu adalah pada malam ganjil, ke dua puluh sembilan, dua puluh tujuh, dua puluh lima, dua puluh tiga atau malam terakhir di bulan Ramadan."

Jika mengacu pada hasil sidang isbat Kemenag, maka 10 hari terakhir Ramadan 1445 Hijriah dimulai tanggal 31 Maret 2024. Sementara menurut hasil hisab PP Muhammadiyah, maka 10 hari terakhir Ramadan 1445 Hijriah dimulai tanggal 30 Maret 2024.

Berikut prakiraan tanggal waktu Malam Lailatul Qadar 2024 jika mengacu pada tanggal 1 Ramadan yang ditetapkan pemerintah:

  • 19 Ramadhan 1445 Hijriah: Sabtu, 30 Maret 2024
  • 20 Ramadhan 1445 Hijriah: Minggu, 31 Maret 2024
  • 21 Ramadhan 1445 Hijriah: Senin, 1 April 2024 (Perkiraan Malam Lailatul Qadar)
  • 22 Ramadhan 1445 Hijriah: Selasa, 2 April 2024
  • 23 Ramadhan 1445 Hijriah: Rabu, 3 April 2024 (Perkiraan Malam Lailatul Qadar)
  • 24 Ramadhan 1445 Hijriah: Kamis, 4 April 2024
  • 25 Ramadhan 1445 Hijriah: Jumat, 5 April 2024 (Perkiraan Malam Lailatul Qadar)
  • 26 Ramadhan 1445 Hijriah: Sabtu, 6 April 2024
  • 27 Ramadhan 1445 Hijriah: Minggu, 7 April 2024 (Perkiraan Malam Lailatul Qadar)
  • 28 Ramadhan 1445 Hijriah: Senin, 8 April 2024
  • 29 Ramadhan 1445 Hijriah: Selasa, 9 April 2024
(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads