- Tanda Orang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar 1. Merasakan Ketenangan 2. Berubah Lebih Baik
- Amalan yang Bisa Dilakukan di Malam Lailatul Qadar 1. Melakukan Shalat Berjamaah 2. Memperbanyak Ibadah Sunnah 3. Memperbanyak Tadarus atau Membaca Al-Quran dan Tilawah 4. Berzikir dan Berdoa 5. Memperpanjang Ibadah Shalat Malam 6. Memperbanyak Bersedekah 7. I'tikaf 8. Mencari Lailatul Qadar
Malam Lailatul Qadar jatuh pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan. Pernyataan tersebut didasarkan pada sebuah hadits dikutip dari buku Fiqih Wanita oleh M. Abdul Ghoffar. Rasulullah SAW pernah bersabda:
يَ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ - رواه أحمد والبخاري وأبو داود
Artinya: "Lailatul qadar itu berada pada sepuluh malam yang terakhir dari bulan Ramadan." (HR Ahmad, Al-Bukhari, dan Abu Dawud).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waktu ini menjadi kesempatan umat muslim untuk berburu pahala sebanyak-banyaknya. Terdapat beberapa pendapat bahwa orang yang berhasil mendapatkan malam Lailatul Qadar akan mampu melihat tanda-tanda. Simak berikut tanda orang mendapat malam Lailatul Qadar dan amalan yang bisa dilakukan.
Tanda Orang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar
Syaikh Khalid Al Mushlih dalam tayangan di kanal YouTube Almosleh TV mengungkap, sebetulnya tidak ada ciri-ciri khusus bagi orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar. Namun, malam kemuliaan tentu akan didapatkan oleh orang yang telah memperbanyak ibadah di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan secara terus menerus.
Seperti pada keterangan ulama Imam At Thabari dikutip oleh Agus Arifin dalam buku Step By Step Fiqih Puasa Edisi Revisi, yang mengatakan bahwa pahala malam tersebut akan diterima oleh mereka yang mengisinya dengan ibadah.
"Tidak ada pertanda berarti yang membedakan malam tersebut dengan yang lainnya serta tidak tergantung pada amalan dan tanda-tanda yang mengikat." (Imam At Thabari)
Di lain sisi, Cendekiawan Muslim Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui, mengatakan sudah banyak riwayat yang diperselisihkan keshahihannya terkait tanda-tanda kehadiran malam Lailatul Qadar pada seseorang. Namun menurutnya, tanda yang paling jelas adalah sikap dan perilaku keseharian orang tersebut, sebagai berikut:
1. Merasakan Ketenangan
"Lailatul Qadar menjadikan hati seseorang yang mendapatkannya selalu damai, tentram, sehingga mengantar pemiliknya dari ragu kepada yakin, dari kebodohan kepada ilmu, dari lalai kepada ingat, khianat kepada amanat, riya kepada ikhlas, lemah kepada teguh, dan sombong kepada tahu diri," tulis Quraish Shihab.
Mayoritas ulama mengartikan ketenangan atau kedamaian yang dimaksud sifatnya berkelanjutan sebagaimana termaktub pada ayat terakhir surat Al-Qadar. Tertulis sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar, maksudnya adalah kedamaian dari malam itu hingga keesokan harinya.
سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ
Arab-Latin: "Salaamun hiya hattaa mathla'il fajr."
Artinya: "Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar."
2. Berubah Lebih Baik
Lailatul Qadar menjadikan seorang berubah menjadi lebih baik terutama hubungannya dengan Allah SWT maupun dengan sesama manusia. Salah satunya yakni keinginan mentadaburi Alquran atau berusaha untuk memahami dan mengamalkan isi Alquran.
Quraish Shihab menambahkan, ciri orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar pada intinya membuat orang yang bersangkutan senantiasa melakukan kebaikan karena adanya bimbingan malaikat. Sebagaimana dijelaskan dalam surah Al Qadr, pada malam Lailatul Qadar, para malaikat turun ke Bumi atas izin Allah SWT.
Amalan yang Bisa Dilakukan di Malam Lailatul Qadar
Rasulullah selalu berusaha mendapatkan lailatul qadar setiap bulan Ramadan dengan melakukan ibadah malam, baik salat, membaca Al-Qur'an, beristighfar, juga berzikir dan berdoa. Berikut ini beberapa amalan yang bisa detikers lakukan di 10 hari terakhir bulan Ramadan atau Malam Lailatul Qadar:
1. Melakukan Shalat Berjamaah
Salat berjamaah di masjid merupakan salah satu keutamaan di bulan Ramadan. Dengan melaksanakan salat berjamaah di masjid merupakan salah satu cara untuk bersilaturahmi.
Selain itu, Rasulullah SAW pun tidak pernah meninggalkan satu pun shalat berjamaah meski dalam keadaan sakit maupun cuaca buruk. Rasulullah SAW memberikan keteladanan pada malam-malam terakhir Ramadhan, dianjurkan untuk melakukan ihyaulail (menghidupkan malam dengan beragam ibadah) atau qiyamulail (mendirikan shalat malam).
Hal paling minimalis yang bisa dilakukan yaitu sebagaimana riwayat Imam Muslim, bahwasanya Utsman bin Affan RA menyebut sabda Rasulullah SAW:
"Barangsiapa yang Shalat Isya` berjama'ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barang siapa yang Shalat Subuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya." (HR. Muslim)
2. Memperbanyak Ibadah Sunnah
Memperbanyak ibadah sunnah pada 10 hari terakhir bulan Ramadan merupakan salah satu yang bisa dilakukan. Salah satu contohnya bisa dari yang ringan, yakni menjaga konsistensi shalat Tarawih. Lakukan semata-mata untuk mendapatkan rahmat dari Allah SWT.
Selain menunaikan shalat tarawih, bisa menunaikan qiyamullail sepanjang malam, membaca Al-Qur'an, berdzikir dan bertaqarrub kepada Allah subhanahu wata'ala. Dengan begitu, semoga Allah SWT memberikan pantulan cahaya-Nya kepada kita semua, mengaruniakan Lailatul Qadar kepada kita yang akan memberikan kedamaian ke dalam hati.
3. Memperbanyak Tadarus atau Membaca Al-Quran dan Tilawah
Bertadarus bertujuan untuk mendapatkan ketenangan hati bagi setiap umat muslim yang membacanya. Selain itu tadarus juga bisa dilakukan sembari menunggu waktu berbuka puasa. Salah satu tradisi ibadah umat muslim dalam beribadah adalah mengkhatamkan Al Quran, yang sangat baik dilakukan terlebih jika bersama-sama di dalam masjid.
Allah SWT bersabda dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 185 mengenai keutamaan membaca Al-Quran pada bulan Ramadan:
"Di antara amal kebajikan yang sangat dianjurkan dilakukan di bulan Ramadan adalah tadarus Al-Quran. Tadarus Al-Quran berarti membaca, merenungkan, menelaah, dan memahami wahyu-wahyu Allah SWT yang turun pertama kali pada malam bulan Ramadan." (QS. Al Baqarah ayat 185)
4. Berzikir dan Berdoa
Berzikir dan berdoa merupakan salah satu ibadah yang bisa kita lakukan dimanapun dan kapanpun untuk mengingat dan mendekatkan diri dengan Allah SWT. Terlebih, Bulan Ramadan merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa. Sebagaimana Rasul bersabda:
ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل والمظلوم
Artinya: "Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berdoa, doanya pemimpin yang adil, dan doanya orang yang terzalimi." (HR Tirmidzi)
Sangat dianjurkan untuk memperbanyak do'a pada Lailatul Qadar, terlebih do'a yang dianjurkan oleh suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW seperti dalam hadits dari Aisyah. Beliau radhiyallahu 'anha berkata:
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ « قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Artinya: "Katakan padaku wahai Rasulullah, apa pendapatmu, jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Apa yang aku katakan di dalamnya?" Beliau menjawab,"Katakanlah: 'Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anni' (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf-menghapus kesalahan-, karenanya maafkanlah aku-hapuslah dosa-dosaku-)."
5. Memperpanjang Ibadah Shalat Malam
Pada 10 malam terakhir, Rasulullah SAW tidak tidur, lambung beliau dan para sahabat amat jauh dari tempat tidur. Nabi Muhammad SAW mencontohkan umat muslim untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar.
Dalam menghidupkan malam-malam terakhir tersebut, beliau juga tidak berangkat sendirian, melainkan mengajak keluarganya. Sebagaimana penuturan Aisyah RA:
"Rasulullah SAW biasa ketika memasuki 10 Ramadan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
6. Memperbanyak Bersedekah
Meningkatkan sedekah menjadi salah satu amalan sebagai ungkapan syukur atas nikmat dipertemukan Ramadan. Perbanyak sedekah sunnah dalam rangka berbagi kebahagiaan dan memberikan bekal makanan di hari raya Idul Fitri bagi dhuafa.
Bersedekah dapat berbentuk harta, pangan, pakaian, paket sedekah untuk yatim dan dhuafa, dan lain sebagainya.Nabi Muhammad SAW juga menyeimbangkan antara ibadah pada Allah SWT serta ibadah sosial atau peduli sesamanya. Sebagaimana disebutkan dalam QS As-Sajdah ayat 16:
تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Artinya: "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa-apa rezeki yang Kami berikan."
7. I'tikaf
Itikaf atau iktikaf dalam ejaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berdiam beberapa waktu di dalam masjid, menjalankan ibadah, dan menjauhkan pikiran dari keduniaan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.
I'tikaf memiliki kekhususan tempat dan aktivitas yaitu masjid dengan aktivitas ibadah mendekatkan diri kepada Allah dengan berdzikir, berdo'a, membaca Al-Quran, shalat sunnah, bershalawat, bertaubat, beristigfar, dan lainnya.
Waktu pelaksanaan itikaf sebagaimana dilakukan Rasulullah SAW adalah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Hadits ini berasal dari Ibnu Umar RA, dia berkata:
"Adalah Rasulullah SAW dahulu menjalankan itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR. Bukhari, Muslim, dan Ashabus Sunan)
8. Mencari Lailatul Qadar
Thoat Stiawan Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UM Surabaya dalam laman kampusnya, menjelaskan bahwa umat muslim perlu mempersiapkan strategi untuk mencari Lailatul Qadar.
Para ulama juga berusaha untuk mencari malam Lailatul Qadar tersebut. Rasulullah SAW memberi isyarat dalam sabdanya:
تَحَرَّوْا وفي رواية : الْتَمِسُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ
Artinya: "Carilah malam lailatul qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR Bukhari dan Muslim)
Berdasarkan hadist di atas, ada yang menduga bahwa malam yang dimaksud adalah malam ke-21, 23. Umat muslim dapat mencarinya pada akhir Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil.
Di lain sisi Ustad Muhammad Abduh Tuasikal dalam laman Rumaysho, menuliskan malam Lailatul Qadar sebenarnya disembunyikan waktunya agar umat terus bersemangat mencari pada 10 hari terakhir bulan Ramadan, setiap tahunnya.
Nah detikers, itulah tadi penjelasan mengenai tanda orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar dan amalan yang bisa dilakukan. Semoga kita diberi kesempatan Allah SWT untuk memperoleh ampunan-Nya di malam-malam tersebut, aamiin.











































