Bekicot raksasa sempat 'menginvasi' Kerala, India bagian selatan dan menyebabkan kerusakan tanaman dan mengganggu kesehatan warga. Kejadian itu terjadi pada Agustus 2022 silam.
Dilaporkan invasi bekicot Afrika raksasa merupakan salah satu spesies siput yang berbahaya karena juga menyebabkan meningitis pada manusia. Hewan yang juga disebut sebagai siput Ghana raksasa ini, punya nama ilmiah Achatina fulica. Rata-rata ukuran tubuh hewan moluska ini sebesar telapak kaki manusia dewasa, dan kadang-kadang berukuran lebih dari 30 cm.
Dilansir detikInet, saat itu setelah wabah terjadi selama sebulan, pemerintah setempat merespons dengan menggalangkan platform One Health Kerala untuk menangani kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
Program One Health Kerala dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga negara bagian di India tersebut, dengan dukungan dari Resilient Kerala Initiative Bank Dunia.
Seperti dikutip dari situs Bank Dunia, petugas dari dinas kesehatan dan pertanian setempat mengajarkan kepada para petani dan masyarakat bagaimana cara membersihkan lingkungan, menjaga kewaspadaan yang ketat dan menjebak bekicot.
Mereka juga memberi tahu tindakan pencegahan yang perlu dilakukan saat menangani siput raksasa tersebut, seperti memakai sarung tangan dan mencuci tangan untuk menghindari penularan parasit yang mungkin dibawa oleh hewan.
Para petani diperlihatkan metode yang paling manusiawi untuk membasmi siput, seperti membuat bebek memakannya atau menggunakan zat sederhana yang tidak beracun seperti air garam dan larutan tembakau. Di daerah yang terkena dampak parah, selebaran dibagikan dan pengumuman dilakukan melalui pengeras suara untuk memobilisasi aksi kolektif. Keterlibatan aktif kelompok tani dan asosiasi masyarakat lokal seperti Kudumbashree, Haritakarma Sena, dan Padasekara Samiti membantu memajukan kampanye memerangi bekicot raksasa ini.
"Kami menerima banyak keluhan dari para petani mengenai kerusakan tanaman mereka," jelas Rajesh KR, asisten petugas pertanian di Uzhavoor Panchayat di distrik Kottyam.
"Fokus dari kampanye ini adalah melatih para petani untuk mengendalikan bekicot, siapkan perangkap dan gunakan larutan garam dan tembaga sulfat untuk menghilangkannya.Petani juga disarankan untuk melakukan tindakan pencegahan seperti memakai sepatu karet dan sarung tangan saat menggarap lahan," jelasnya.
Perjuangan mereka tidak sia-sia. Jumlah bekicot raksasa turun drastis, ditandai dengan pulihnya lahan yang dulu rusak. "Dulu banyak bekicot. Mereka merusak kebun pisang saya," kenang Raju Kalladayil, petani pisang setempat.
"Perangkap daun kol tidak menarik bekicot. Tapi (perangkap) yang menggunakan gandum, jaggery dan ragi sedikit menarik bekicot. Dalam pengalaman saya, penerapan larutan tembaga sulfat sangat efektif," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di detikInet. Baca selengkapnya di sini.