PT KAI Daop 3 Cirebon telah menetapkan masa angkutan Lebaran 2024. Masa angkutan lebaran akan berlangsung selama selama 22 hari, yakni mulai 31 Maret 2024 sampai 21 April 2024.
Dalam menghadapi masa angkutan Lebaran tahun ini, PT KAI Daop 3 Cirebon menyiapkan sebanyak 14 unit lokomotif. Selain itu, KAI Daop 3 juga menyiapkan sebanyak 60 kereta untuk mengangkut para penumpang.
Manager Humas PT KAI Daop 3 Cirebon, Rokhmad Zainul mengatakan 14 lokomotif yang disiapkan untuk masa angkutan lebaran 2024 itu terdiri dari lokomotif seri CC 201 sebanyak 4 unit dan lokomotif CC 206 sebanyak 10 unit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memastikan lokomotif yang akan digunakan dalam kondisi aman, KAI Daop 3 pun telah melakukan pemeriksaan atau pengecekan. Pengecekan tersebut antar lain meliputi pengecekan sistem bahan bakar, sistem pengereman, rangka bawah, dan beberapa bagian lainnya.
"Semoga dengan persiapan yang matang dari seluruh aspek, momen Mudik Ceria Penuh Makna Angkutan Lebaran 2024 dengan kereta api dapat berjalan aman, sehat, selamat, lancar dan terkendali," kata Rokhmad di Cirebon, Rabu (27/3/2024).
Selain 14 lokomotif, KAI Daop 3 juga menyiapkan sebanyak 60 kereta dalam rangka menghadapi angkutan lebaran 2024. 60 kereta tersebut yaitu untuk 2 Trainset KA Argo Cheribon relasi Cirebon-Gambir, 2 Trainset untuk KA Ranggajati relasi Cirebon-Jember, dan 2 Trainset untuk KA Argo Cheribon tambahan relasi Cirebon-Gambir.
Selain telah menyiapkan sarana prasarana, menjelang angkutan mudik Lebaran 2024, KAI Daop 3 juga telah memetakan daerah-daerah pemantauan khusus di wilayah kerjanya. Setidaknya terdapat 10 titik daerah pemantauan khusus lokasi potensi banjir dan lokasi kontur tanah labil
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh KAI Daop 3 Cirebon, berikut ini adalah 10 titik daerah pemantauan khusus:
6 Titik Lokasi Potensi Banjir
1. BH (Jembatan) 1085 KM 220 +700 s.d KM 220+800 antara Stasiun Cirebon Prujakan-Waruduwur
2. BH (Jembatan) 915 KM 187+600 s.d 187+700 antara Stasiun Babakan-Losari
3. BH (Jembatan) 812 KM 161+600 s.d 161+700 antara Stasiun Brebes-Tanjung
4. BH (Jembatan) 883 KM 252+500 s.d KM 252+800 antara Stasiun Ciledug-Ketanggungan
5. BH (Jembatan) 941 KM 264+7-- s.d 264+800 antara Stasiun Ciledug-Ketanggungan
6. BH (Jembatan) 827 dan 831 KM 243+200 s.d 243+600 antara Stasiun Sindanglaut-Ciledug
4 Titik Lokasi Kontur Tanah Labil
1. KM 148+600 s.d 151+700 Jalur Hulu & Hilir antara Stasiun Haurgeulis-Cilegeh
2. KM 234+100 s.d 234+400 Jalur Hulur antara Stasiun Luwung-Sindanglaut
3. KM 274+100 s.d 274+200 Jalur Hulu antara Stasiun Ketanggungan-Larangan
4. KM 175+000 s.d 176+100 Jalur Hilir antara Stasiun Telagasari-Jatibarang.
Untuk meminimalisir potensi bahaya akibat bencana yang mungkin dapat mengganggu perjalanan KA, KAI melakukan berbagai upaya diantaranya dengan melakukan normalisasi saluran air dari tumpukan sampah, perkuatan penahan tanah pada lokasi rawan amblas dengan retaining wall maupun bronjong, serta penempatan AMUS (Alat Material Untuk Siaga) di 17 titik.
Adapun lokasi penempatan AMUS yaitu di Stasiun Pabuaran, Pasirbungur, Pegaden Baru, Haurgeulis, Terisi, Jatibarang, Arjawinangun, Cirebon, Cirebon Prujakan, Babakan, Tanjung, Bulakamba, Brebes, Sindang Laut, Ciledug, Ketanggungan, dan Songgom.
Alat material Untuk Siaga (AMUS) disiapkan untuk mengantisipasi banjir dan ambles dilokasi Daerah pemantauan khusus (Dapsus). Alat material untuk siaga sendiri merupakan alat bantu darurat yang terdiri dari peralatan kerja dan material, diantaranya bantalan rel dan batu balas. Persiapan tersebut untuk tindakan cepat ketika terjadi gangguan.
"Kami juga menerjunkan petugas dari Daop 3 Cirebon untuk melakukan pemantauan di titik-titik rawan bencana, dan menambah Petugas Pemeriksa Jalur (PPJ) ekstra. Periode Angkutan Lebaran merupakan momentum di mana seluruh insan KAI akan memberikan kinerja terbaik. Hal tersebut kami upayakan agar kereta api tetap menjadi pilihan favorit masyarakat untuk bertransportasi," ungkap Rokhmad.
(yum/yum)