Yaya Rela Menantang Bahaya Demi Kabar Kerabat yang Tertimbun Longsor

Kabupaten Bandung Barat

Yaya Rela Menantang Bahaya Demi Kabar Kerabat yang Tertimbun Longsor

Whisnu Pradana - detikJabar
Selasa, 26 Mar 2024 12:18 WIB
Sejumlah warga datangi lokasi longsor untuk melihat proses pencarian korban tertimbun longsor di Bandung Barat.
Sejumlah warga datangi lokasi longsor untuk melihat proses pencarian korban tertimbun longsor di Bandung Barat (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar).
Bandung Barat - Lokasi longsor yang menerjang Kampung Gintung, RT 03/07, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mendadak ramai didatangi orang-orang.

Banyak warga yang sengaja datang menonton proses pencarian sepuluh korban hilang dalam peristiwa tersebut. Namun sebagian lagi, menanti kabar baik berharap anggota keluarga mereka masih bisa selamat.

Salah satunya Yaya (54), kerabat dari ibu dan dua anak yang saat ini masih tertimbun di bawah tebalnya material longsor yang menerjang pada Minggu (24/3/2024) pukul 23.00 WIB.

Ia ditemani beberapa warga lain yang tak kuasa menahan haru. Mereka Harap-harap cemas menanti kabar korban atas nama Sulastri (32) dan dua anaknya Diki Saputra (4) dan Sifa (9).

"Sengaja ke sini, ingin segera dapat kabar keponakan saya sama anaknya yang terkubur. Mudah-mudahan ada keajaiban bisa diselamatkan," kata Yaya kepada detikJabar di lokasi kejadian, Selasa (26/3/2024).

Sulastri merupakan istri dari Sopi (32), salah satu korban yang berhasil diselamatkan secara dramatis. Di malam kejadian, Sopi tertimbun reruntuhan bangunan rumahnya.

"Iya dia yang diselamatkan sama warga, sempat dikasih minum pas tertimpa bangunan. Alhamdulillah waktu kejadian berhasil diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit," kata Yaya.

Sopi tentu sangat terpukul atas kejadian yang menimpa anak dan istrinya. Sebab di malam kejadian, mereka sedang berkumpul di rumah. Kini, Sopi syok berat dan sering menangis.

"Jelas syok, soalnya nangis terus manggil-manggil anak sama istrinya. Makanya harus dijaga sama keluarga biar bisa ditenangkan," kata Yaya.

Sopi masih menjalani perawatan di RSUD Cililin. Kondisinya amat memprihatinkan, sebab ia mengalami luka cukup parah akibat tertimpa reruntuhan rumahnya.

"Jadi kakinya itu sobek terus tulangnya patah. Tempurung kaki kirinya juga remuk, sekarang sudah nggak bisa jalan. Kalau mau ke kamar mandi juga harus digotong sama dua orang," ujar Yaya.

Namun lantaran kecintaan pada keluarganya, Yaya menyebut Sopi keukeuh ingin datang ke lokasi longsor. Ia ingat betul dimana keberadaan istri dan dua anaknya.

"Jerit-jerit ingin ke lokasi longsor, kalau bisa jalan mungkin sudah berangkat sendiri. Jadi dia yang tahu betul dimana posisi istri sama anaknya," ucap Yaya.

Serupa dengan Yaya yang terus menanti kabar soal tiga kerabatnya, hal itu juga dialami Wahyu. Ia kehilangan anaknya bernama Aji Saputra (2), yang juga tertimbun material longsor.

"Kondisinya ngedrop soalnya kepikiran terus anaknya yang belum ketemu. Makanya sekarang harus istirahat terus diinfus di posko kesehatan," kata Encu, kakak kandung Wahyu.

Aji sendiri akhirnya tersapu material longsor lantaran saat kejadian terlepas dari genggaman tangan Wahyu. Saat itu, hanya Wahyu dan istrinya, Leni, yang bisa menyelamatkan diri.

"Jadi waktu longsor sudah mau menyelamatkan diri. Tapi Aji lepas dari pegangan adik saya, akhirnya terbawa longsor. Mudah-mudahan bisa segera ketemu biar keluarga tenang," ucap Encu. (mso/mso)



Hide Ads