Ngabuburit sudah menjadi tradisi di Indonesia setiap bulan Ramadan tiba. Di Bandung, waktu ngabuburit menunggu berbuka puasa dilakukan dengan cara berbeda oleh santri-santri Pondok Pesantren Sukamiskin.
Jika biasanya mereka ngabuburit dengan bertadarus atau melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an, kali ini para santri menghabiskan waktu sore hari dengan berlatih menjadi reporter lapangan.
Momen itu dilakukan dalam kegiatan Jurnalis Nyantri yang digelar Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jawa Barat. Di kegiatan inilah, para santri diajak berkegiatan layaknya seorang jurnalis media.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Santri diajak berlatih menjadi seorang reporter televisi. Di depan kamera, mereka diharuskan melaporkan sebuah peristiwa yang terjadi kepada pemirsa di rumah. Hal ini membuat santri-santri begitu antusias mengantri untuk merasakan menjadi seorang reporter.
Muhammad Ilham Mubarok (16) misalnya. Santri asal Sukajadi, Bandung ini mengaku begitu bersemangat saat mengetahui ada sesi pelatihan reporter yang diberikan oleh jurnalis dari IJTI Jabar.
"Rasanya deg-degan, karena baru pertama kali. Tapi memang saya suka bicara di depan, dan alhamdulillah ada acara ini memotivasi Ilham," ungkapnya.
![]() |
Menjadi seorang reporter memang bukan cita-cita Ilham. Santri kelas 10 ini mengaku punya cita-cita menjadi seorang pendakwah. Cita-cita itu berawal ketika dia memenangkan lomba dakwah beberapa tahun lalu.
"Punya keinginan mau masuk kuliah penyiaran Islam, karena salah satunya mau jadi pendakwah, ada dorongan orang tua tua juga," kata Ilham.
Ilham menyatakan tidak semerta-merta ingin menjadi pendakwah. Awalnya, dia mengaku bukan seseorang yang berani bicara di depan banyak orang. Namun orang tuanya selalu mendorong Ilham untuk berani.
"Awalnya Ilham dulu orang pendiem, dan ada cerita lomba dakwah itu disuruh orang tua. Awalnya gak mau ikut, tapi coba ikut tapi menang dan dari situ lah Ilham percaya diri bicara di depan orang," ungkapnya.
Ingin Seperti Ustadz Abdul Somad
Lebih lanjut, Ilham mengaku ingin menjadi seorang pendakwah seperti Ustadz Abdul Somad. Menurutnya pendakwah idolanya tersebut bisa menyampaikan pesan yang dapat dengan mudah diterima dan tidak membosankan.
"Idola Ustadz Abdul Somad, kenapa? Karena kalau bawain dakwah gak bosenin, dia lulusan dari Mesir dan itu jadi motivasi bagi Ilham untuk jadi the next Abdul Somad," ujarnya.
"Orang tua mendukung Alhamdulillah, kalau ada acara lomba dakwah pasti disuruh ikut. Cuma yang jadi hambatannya itu karena masih di pesantren jadi belum siap, masih tingkat pesantren belum berani ke masyarakat takut salah" tutup Ilham.
(bba/yum)