Minyak Makan Merah, Apakah Merubah Warna dan Rasa Masakan?

Minyak Makan Merah, Apakah Merubah Warna dan Rasa Masakan?

Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Jumat, 15 Mar 2024 18:30 WIB
Presiden Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah
Presiden Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah (Foto: Instagram @Jokowi/Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Bandung -

Minyak makan merah sedang tren saat ini, tak terlepas dari endorsement yang dilakukan Presiden RI, Joko Widodo terhadap produk minyak makan merah tersebut.

Dilansir dari detikFinance, Jokowi meresmikan pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau, di Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Kamis (14/3/2024). Pabrik tersebut akan mengolah tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi minyak makan merah.

Jokowi memaparkan, Indonesia memiliki 15,3 juta hektare kebun kelapa sawit dan 40,5% di antaranya adalah milik petani. Dengan demikian, 6,2 juta hektare kebun kelapa sawit adalah milik petani. Pengolahan minyak makan merah ini akan mengepul TBS dari para petani itu dengan sistem koperasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hadirnya pabrik minyak makan merah ini, kata Jokowi akan memberikan nilai tambah besar bagi para petani sawit. Pabrik minyak makan merah di Deli Serdang mampu mengolah 10 ton minyak sawit setiap hari dan bisa menghasilkan minyak makan merah kurang lebih 7 ton.

Lebih Murah dari Minyak Goreng Biasa

Karena hilirisasi produk kelapa sawit, maka minyak makan merah harganya lebih murah daripada minyak goreng pada umumnya. Maka dari itu Jokowi yakin produk yang diproduksi langsung dari hasil petani kecil ini pasti bisa bersaing di pasar.

ADVERTISEMENT

"Yang saya senang, pertama, harga minyak makan merah ini lebih murah dari minyak goreng yang ada di pasaran. Artinya barang ini bisa bersaing di pasar, bisa bersaing karena harganya kompetitif," kata Jokowi, dilansir detikFinance.

Mengapa Warnanya Merah?

Dinamai minyak makan merah karena merujuk pada warna minyak yang kemerahan. Minyak ini diproses seperti proses pembuatan minyak goreng pada umumnya, yaitu berbahan dasar tandan buah segar kelapa sawit. Namun, tidak sampai pada tahap bleaching atau pemucatan dan deodorisasi.

Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2023 tentang Tata Kelola Minyak Makan Merah berbasis Koperasi menyebutkan bahwa minyak makan merah adalah fraksinasi minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil atau CPO) yang digunakan sebagai minyak goreng, bahan baku pangan, ditambahkan pada pangan, dikonsumsi langsung sebagai tambahan asupan zat gizi, atau sebagai fortifikan minyak goreng sawit dan bahan baku nutrasetikal.

Dilansir detikNews, minyak makan merah merupakan produk dari minyak sawit mentah (CPO) yang setelah proses penyulingan tidak melanjutkan proses-proses selanjutnya. Minyak makan merah memiliki warna terang mencolok dan aroma yang kuat.

Apakah Berpengaruh Pada Warna dan Rasa?

Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) merilis sebuah video memasak menggunakan minyak makan merah pada akun Youtube PPKS. Dalam video itu, Chef Dwi Rachman memasak nasi goreng lengkap dengan ayam goreng kalasan dan telur dadar serta oseng sayuran.

Minyak yang dipakai benar-benar merah. Jejak merah minyak itu bahkan terlihat jelas pada wadah minyak yang berupa mangkuk alumunium yang digunakan Chef Dwi.

Dia memulai memasak. Menurutnya, memasak dengan minyak makan merah, kondisi minyak cepat panas dan itu menghemat pemakaian api. Bahkan dengan api kecil pun, minyak makan merah lebih cepat panas dibandingkan dengan minyak goreng pada umumnya.

Tak ada kendala dalam memasak dengan minyak makan merah. Semuanya berjalan sebagaimana Chef Dwi biasa memasak. Ketika menggoreng ayam dan telur pun, minyak makan merah berfungsi maksimal.

Ketika selesai, Chef Dwi menjelaskan bahwa ada perbedaan yang kentara antara memasak dengan menggunakan minyak makan merah dengan minya goreng biasa. Yaitu perubahan pada warna.

"Minyak makan merah ini mengandung Provitamin A dan E, bisa dibilang lebih banyak kandungan gizinya. Perbedaan signifikan terlihat pada tekstur warna dan rasa,"

"Warnanya sedikit kemerahan tapi rasanya tidak ada perubahan. Rasanya lebih kompleks dan sedikit khas kelapa sawit," kata Chef Dwi, dikutip Jumat (15/3/2024).




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads