Berkabung di Cikapundung, 2 Jasad Santri yang Hanyut Ditemukan

Jabar Sepekan

Berkabung di Cikapundung, 2 Jasad Santri yang Hanyut Ditemukan

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 10 Mar 2024 20:30 WIB
Lokasi santri hanyut di Rancabentang, Ciumbuleuit, Kota Bandung
Lokasi santri hanyut di Rancabentang, Ciumbuleuit, Kota Bandung. Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar
Bandung -

Tiga santri Ponpes Nurul Huda, Rancabentang, Kota Bandung dilaporkan hanyut terseret arus sungai pada Kamis (7/3/2024) lalu sekitar pukul 14.00 WIB. Ialah Lian Baihaqi (15), Rizal (15), dan M Rizky (15) yang hari itu tak bisa menyelamatkan diri dari derasnya arus sungai.

Sejak hari pertama, pencarian dilakukan dari titik lokasi kejadian hingga ke wilayah Cijagra, lintasan pertemuan Sungai Cikapundung dengan Citarum. Sebelum ketiganya hanyut, Didin, warga sekitar, turut menyaksikan air kiriman di Sungai Cikapundung datang menerjang.

Ia menceritakan cuaca di lokasi kejadian sedang diguyur hujan rintik-rintik. Tiba-tiba, ia mendengar suara gemuruh dari arah hulu Sungai Cikapundung yang disertai air kiriman yang begitu deras menerjang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Airnya datang tiba-tiba, kedenger sama saya ngeguruh (bergemuruh) gitu suaranya. Itu lagi banyak anak-anak yang mandi, akhirnya saya teriak ke mereka supaya cepet naik," katanya mengingat kembali kejadian itu saat ditemui di lokasi kejadian, Jumat (8/3/2024).

Sebelum arus sungai menerjang, di lokasi itu kata Didin ada 10 anak santri yang sedang berenang. Sementara 3 korban, dilihat Didin sedang mandi bersama seorang santri di lokasi berbeda dengan jarak sekitar 30 meteran.

ADVERTISEMENT

"Anak-anak yang main di sungai yang deket saya mah bisa langsung ketolong, saya ikut bantu ngangkat ke atas. Nah yang 3 ini, kayaknya enggak denger teriakan saya pas saya suruh naik. Akhirnya kehantam sama arus," ucapnya.

Menurut pengakuan Didin, 10 anak yang sedang mandi di lokasi pertama bisa diselamatkan seluruhnya sebelum air kiriman di Sungai Cikapundung menjadi deras. Sementara di lokasi tempat ketiga korban hanyut, hanya satu santri yang bisa diselamatkan setelah tubuhnya bisa menggapai bambu dan akhirnya naik ke daratan.

"Yang selamat ketolong sama bambu, dia pegangan ke sana. Yang tiganya lagi udah keburu hanyut," tuturnya.

Ketiga korban pun sempat dikejar beberapa orang melalui daratan untuk bisa diselamatkan. Tapi sayangnya, karena arus yang begitu kencang dan deras, mereka tidak berhasil tertolong dan akhirnya hanyut hingga dinyatakan hilang.

Kabar hilangnya para santri tentu membawa duka mendalam bagi keluarganya. Idah Jubaedah, ibu dari Rizky, bahkan masih belum percaya anak bungsunya dinyatakan hilang terseret arus Sungai Cikapundung.

Ia bercerita ketika Rizky lulus dari bangku SD, tanpa paksaan dari siapapun, Rizky kecil memilih tak melanjutkan sekolahnya dan memutuskan untuk mendalami ilmu agama dengan masuk pondok pesantren.

"Jadi dari kecil, si Dede (sapaan kecil Rizky dari orang tuanya) pengen mesantren. Enggak ada yang maksa itu, dia yang pengen sendiri," kata Idah mengenang kembali sosok anak bungsunya.

Rizky lalu didaftarkan ke sebuah pesantren di Limbangan, Garut. Dua tahun berlalu, Rizky kemudian harus pulang ke rumah lantaran situasi saat itu pandemi COVID-19.

Di rumahnya di Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, Rizky tak lantas melupakan pembelajaran di bidang agama. Ia tetap mengaji, di saat remaja seusianya kadang ada yang menghabiskan waktu dengan bermain di luar.

Dua pekan ke belakang, Rizky akhirnya memutuskan untuk mendalami kembali ilmu agama karena berkeinginan menjadi ustaz. Ia pun berangkat ke Ponpes Nurul Huda untuk mendalami ilmu agama.

Namun kini, Idah tak menyangka hari tersebut merupakan pertemuan terakhir dengan Rizky. Meski pasrah, Idah berusaha tegar dan ikhlas, dan berharap upaya pencarian terhadap Rizky segera bisa ditemukan.

"Mudah-mudahan bisa ditemukan. Ibu mah udah pasrah, udah ikhlas, yang penting bisa ditemukan dengan kondisi apapun," pungkasnya.

Takdir seakan menyambut doa Idah dan keluarga santri lainnya. Pada Minggu (10/3/2024) pagi ini, Tim SAR kini telah menemukan jasad dua dari terduga tiga santri yang hilang terseret arus di Sungai Cikapundung, Kota Bandung. Jasad pertama ditemukan sekitar pukul 08.15 WIB, disusul dengan penemuan jasad kedua pukul 09.28 WIB. Kedua jenazah ditemukan di titik yang berbeda.

"Tim SAR gabungan berhasil menemukan satu korban, di area Taman Pulosari Kota Bandung pukul 08.15 pagi. Rencananya korban dievakuasi ke RS Kartika Asih Polri untuk dilakukan identifikasi dan visum," kata Kasi Operasi dan Siaga Kantor SAR Bandung, Supriono saat dihubungi detikJabar.

Di hari yang sama, Tim SAR telah menemukan total dua jasad di aliran Sungai Cikapundung. Jenazah pertama ditemukan di area Taman Pulosari, Kota Bandung. Selisih satu jam lebih, jenazah kedua ditemukan di Sektor 9 Citarum, Kabupaten Bandung Barat.

"Betul, pagi ini total ada dua jasad yang ditemukan. Ini (jasad kedua) masih diduga santri ya, kita masih menunggu identifikasinya. Ditemukan di Sektor 9 Citarum, sekitar pukul 09.28 WIB," ujar A Rafik, Komandan Tim Lapangan saat dihubungi detikJabar.

Diperkirakan kedua jenazah tersebut adalah salah satu dari santri yang hanyut terseret arus Sungai Cikapundung pada Kamis (7/3) lalu. Pada identitas jenazah pertama, telah diketahui memang betul jasad santri atas nama Rizal (15).

"Yang satu (jasad kedua) sedang menunggu hasil otopsi dari RS Sartika Asih, kalau yang pertama sudah keluar. Atas nama Rizal," tutur Rafik.

Namun, ia belum bisa memberikan keterangan detail mengenai kondisi jenazah saat ditemukan. Jenazah langsung diberikan kepada Tim Inafis untuk dipastikan identitas dan kondisinya.

Pastinya, pihak Tim SAR gabungan terus melakukan penyisiran aliran Sungai Cikapundung sampai tubuh ketiga santri sudah ditemukan semua.

"Ini masih terus melakukan pencarian sampai ketiganya ditemukan. Kalau identifikasi bisa langsung, tapi untuk detail lainnya perlu menunggu sampai ketiganya sekalian ditemukan, baru keluar," ujarnya.

(aau/sud)


Hide Ads