Jabar Hari Ini: Tanpa Penonton di Laga Persib Vs Persija

Jabar Hari Ini: Tanpa Penonton di Laga Persib Vs Persija

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 08 Mar 2024 22:00 WIB
Persija Jakarta bermain imbang melawan Persib Bandung di Stadion Patriot Bekasi, Sabtu (2/9/2023). Persija bermain dengan 10 pemain usai Hanif Sjahbandi terkena kartu merah, Persija telah unggul lebih dulu melalui Marko Simic namun gol David Da Silva membuat Macan Kemayoran gagal mendapatkan poin penuh.
Persib Vs Persija (Foto: Rifkianto Nugroho)
Bandung -

Berbagai peristiwa terjadi hari ini di sejumlah wilayah di Jawa Barat, warga antre berburu beras murah di Ciamis, laga Persib kontra Persija tanpa penonton hingga suara pilu orang tua santri yang hanyut di Sungai Cikapundung. Berikut sejumlah berita dari sejumlah daerah yang dirangkum dalam Jabar hari ini.

Warga Ciamis Antre Berburu Beres Murah

Ratusan warga menyerbu Kantor Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jumat (8/3/2024). Warga yang mayoritas ibu rumah tangga dan bapak-bapak rela antre dan berdesakan demi berburu beras dan sembako murah.

Sejak pagi pukul 07.00 WIB, warga sudah memenuhi halaman Kantor Kecamatan Ciamis. Di tempat ini digelar Bazar Belanja Murah yang diselenggarakan oleh Perumda Galuh Perdana, kerja sama dengan Bulog dan Bank Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan di lokasi, ada sejumlah ibu-ibu yang membawa anak rela bersabar antre demi mendapat 5 kilogram beras, telur, gula, minyak dengan harga murah. Ada juga bapak-bapak yang turut antre untuk mendapatkan beras murah.

Cicih, warga Linggasari, Ciamis, mengaku datang ke lokasi Bazar Belanja Murah sekitar pukul 07.00 WIB. Meski datang cukup pagi, tapi ternyata sudah banyak warga yang telah terlebih dulu datang.

ADVERTISEMENT

"Lumayan antre sekitar setengah jam, tapi gak apa-apa. Mau beli beras sama telor, lumayan harganya murah. Jadi lebih hemat. Harga beras dan telur di pasar masih mahal," ujar Cicih.

Nani, warga lainnya, berharap kegiatan bazar murah tersebut tidak hanya dilaksanakan sekali saja. Keberadaan pasar murah dapat membantu para ibu rumah tangga guna menyiasati uang belanja yang kini membengkak.

"Kalau bisa sering-sering. Sebulan sekali misalnya. Ya bazar murah ini sangat membantu, apalagi menjelang bulan puasa ini harga-harga sedang mahal," ucapnya.

Bazar Belanja Murah ini menyediakan sembako yang dijual di bawah harga pasar. Seperti beras Rp 54.500 per 5 kilo, gula pasir Rp 16.500 per kilo, telur ayam Rp 29.500 per kilo, minyak goreng Rp 14 ribu per liter dan tepung terigu Rp 12 kilogram.

Rincian harga bahan pokok di Bazar Belanja Murah adalah beras Rp 54.500 per 5 kilogram, gula Rp 16.500 per kilogram, telur ayam Rp 29.500 per kilogram. Sedangkan harga minyak goreng Rp 14 ribu per liter dan tepung terigu Rp 12 ribu per kilogram. Dalam bazar ini, panitia menyediakan 5 ton beras.

Banding Ditolak, Persib Vs Persija Tanpa Penonton!

Banding yang dilayangkan Persib Bandung atas sanksi tanpa penonton ditolak Komite Banding PSSI. Dengan begitu, pertandingan Persib kontra Persija Jakarta dipastikan digelar tanpa dihadiri penonton.

Dalam salinan surat keputusan Komite Banding PSSI yang ditandatangani Ali Mukartono pada tanggal 7 Maret 2024, diputuskan jika PSSI menolak permohonan banding yang dilayangkan Persib.

"Memutuskan, menetapkan, menolak permohonan dan alasan banding klub Persib Bandung Nomor 05/DIR-PBB/III/2024 Tanggal 3 Maret 2024 untuk seluruhnya," bunyi putusan Komite Banding seperti dikutip detikJabar, Jumat (8/4/2024).

"Menguatkan keputusan Komite Disiplin PSSI Nomor 191/L1/SK/KD-PSSl/III/2024 Tanggal 1 Maret 2024 untuk seluruhnya," lanjut pernyataan putusan tersebut.

PSSI juga menjelaskan alasan menolak banding tersebut. Disebutkan, ada dua hal yang memberatkan Persib yakni kerusuhan yang melibatkan suporter Persib Bandung menunjukkan belum optimalnya pembinaan suporter yang dilakukan oleh klub Persib Bandung.

"Kerusuhan yang terjadi sebagai suatu tindakan yang tidak mendukung proses transisi transformasi sepakbola nasional yang sedang dilakukan PSSI," tegas putusan Komisi Banding PSSI.

Dengan adanya putusan Komisi Banding itu, laga Persib vs Persija yang akan digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung pada Sabtu (9/3/2024) dipastikan tidak bisa dihadiri penonton.

Manajemen Persib menyayangkan penolakan banding tersebut. Dalam keterangan resminya, Persib mengecam tindakan oknum suporter yang berulah hingga menyebabkan Persib dijatuhi sanksi tersebut.

"Tentu saja kami sangat menyayangkan keputusan dari Komite Banding PSSI tersebut. Kami juga mengecam tindakan oknum-oknum suporter yang tidak bertanggung jawab, karena sangat sangat merugikan, bukan hanya Persib, tetapi Bobotoh yang antusias ingin menyaksikan pertandingan ini," kata Vice President Operational PT Persib Bandung Bermartabat Andang Ruhiat.

Meski begitu, sebagai klub profesional dan juga salah satu peserta kompetisi Liga 1, Andang menyatakan Persib wajib mematuhi dan menghormati keputusan yang telah diambil oleh Komite Banding PSSI tersebut.

"Berdasarkan keputusan Komite Banding PSSI tersebut, pertandingan PERSIB vs Persija di stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung pada tanggal 9 Maret 2024 tidak bisa dihadiri oleh penonton," ucapnya.

Suara Pilu Orang Tua Santri yang Hanyut di Sungai Cikapundung Bandung

Tiga santri Ponpes Nurul Huda, Rancabentang, Kota Bandung hanyut terseret arus Sungai Cikapundung. Ketiganya adalah Liyan Daihaki (15), Rizal (15), dan Rizky (15).

Untuk nama terakhir, dia baru 2 pekan masuk pesantren tersebut. Rizky tercatat tinggal di Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung.

"Si Dede (panggilan kecil untuk Rizky dari orang tuanya) mah baru 2 minggu mesantren di sini," kata ibu Rizky, Idah Jubaedah saat ditemui detikJabar di lokasi kejadian, Jumat (8/3/2024).

Menurut Idah, Rizky seharusnya saat ini duduk di kelas 3 SMP. Tapi, sosok remaja tersebut memilih untuk tidak melanjutkan sekolahnya dan memutuskan untuk belajar mendalami agama.

"Dari anaknya memang yang enggak mau sekolah, mau mesantren aja katanya. Itu enggak ada yang maksa, si Dede yang pengen sendiri," ungkap Idah mengenang kembali sosok anak bungsunya tersebut.

Kini, Idah berharap proses pencarian Rizky dan 2 santri lainnya bisa membuahkan hasil. Idah mengaku sudah ikhlas, asalkan Rizky bisa segera ditemukan.

"Mudah-mudahan bisa secepatnya ditemukan, a. Ibu mah udah pasrah, udah ikhlas," kata Idah.

Idah, sudah semalaman menunggu kabar anaknya. Ia pun sampai menginap di pondok Rizky menimba ilmu, karena berharap si bungsu itu bisa segera ditemukan.

"Dikabarin jam 7 malem, langsung ke sini. Ibu mah udah pasrah, pengen si Dede cepet ketemu," ungkapnya.

Sebelum menutup perbincangannya, tangis Idah tiba-tiba pecah mengingat kembali sosok anak bungsunya itu. Ia berharap, upaya pencarian Dede, begitulah ia memanggil Rizky, bisa segera membuahkan hasil.

"Kepengen cepet ketemu, secepatnya dengan kondisi apapun. Kalau pengen mah saya ikut terjun ke sungai nyusul si Dede...," ujar Idah yang tak bisa lagi melanjutkan ucapannya sembari menyeka air mata.

Devara cs Sempat Singgah Minum Kopi di Kafe Cirebon Sebelum Buang Mayat Indri

Polda Jabar menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan Indriana Dewi Eka Saputri. Wanita 24 tahun itu tewas dibunuh oleh sejoli Didot dan Devara dengan menggunakan jasa pembunuh bayaran bernama Reza.

Pantauan detikJabar di lokasi, Jumat (8/3), ketiga tersangka turut dihadirkan, yakni Devara Putri Prananda, Didot Alfiansyah dan Muhamad Reza. Rekonstruksi kasus pembunuhan ini dilakukan di salah satu kafe yang ada di Jalan Tentara Pelajar, Kota Cirebon.

Dalam rekonstruksi ini, terungkap jika para pelaku sempat singgah di Kota Cirebon sebelum akhirnya membuang mayat Indriana ke Kota Banjar. Mereka singgah di salah satu kafe di Kota Cirebon untuk istirahat sembari menikmati kopi.

Ketiga pelaku tiba di salah satu kafe di Kota Cirebon pada 21 Februari sekitar pukul 19.30 WIB dengan menggunakan sebuah mobil sembari membawa jasad Indriana. Ketiga pelaku kemudian turun untuk istirahat dan menikmati kopi di dalam kafe. Sementara mayat korban tetap di letakkan di dalam mobil bagian belakang.

Saat sudah masuk ke dalam kafe, ketiga pelaku duduk di salah satu meja yang posisinya paling belakang. Mereka lantas memesan menu kepada pelayan kafe.

"Tanggal 21 (Februari 2024) mereka ke kafe sekitar 19.30 WIB. Sekitar 1,5 jam mereka transit di sini (Kafe). Minum kopi sambil menikmati musik. Satu jam setengah (kemudian) mereka berangkat," kata Wadirreskrimum Polda Jabar, AKBP Indra Hermawan saat ditemui di lokasi rekonstruksi.

Menurut Indra, setelah singgah di Kota Cirebon, para pelaku sebenarnya sempat merencanakan akan membuang mayat korban ke daerah Pangandaran. Untuk menuju daerah itu, para pelaku melewati wilayah Kuningan, Jawa Barat.

"Rencananya dari sini mereka akan membuang mayat tersebut ke daerah Pangandaran. Kemudian mereka googling di sini. Kemudian Google Maps menunjukkan mereka harus melewati daerah Kuningan," kata Indra.

Namun rencana mereka yang ingin membuang mayat korban ke Pangandaran terkendala akibat mobil yang mereka kendarai mogok saat tiba di Kuningan. Saat mobil yang mereka kendarai mogok, salah satu pelaku yakni Didot kemudian keluar dari kendaraan dan menghubungi jasa towing.

Rekonstruksi yang menampilkan adegan saat kendaraan para pelaku mogok di Kuningan itu digelar di halaman Polres Cirebon Kota. Dalam rekonstruksi itu, terlihat pelaku Dodit keluar dari kendaraan untuk menghubungi jasa towing setelah mobil yang mereka kendarai mogok.

"Sesampainya di Kuningan mobil yang dikendarai oleh para pelaku mengalami kerusakan kemudian di towing," kata Indra.

Dikutip dari pemberitaan detikJabar, pada 22 Februari 2024 atau pada keesokan harinya pukul 06.00 WIB, mobil yang mereka tumpangi lalu tiba di sebuah penginapan di Ciamis, Jawa Barat.

Keesokan harinya lagi, tepatnya pada 23 Februari siang, Didot kembali menghubungi penyedia layanan towing untuk membawa mobil yang rusak itu. Mobil yang masih tersimpan mayat Indriana itu kemudian dibawa ke Kota Banjar untuk diurus bengkel.

Saat tiba di Kota Banjar itu lah, para pelaku kemudian membuang maya korban di sebuah jurang yang lokasinya tidak jauh dari bengkel.

Polisi telah melakukan rekonstruksi terkait kasus pembunuhan ini di beberapa lokasi. Sebelum di Kota Cirebon, polisi telah melakukan rekonstruksi di Bogor, Jawa Barat yang menjadi tempat korban dieksekusi.

"Mulai dari minggu lalu kami sudah melakukan rekonstruksi. Kemarin kita (melakukan rekonstruksi) di lokasi eksekusi di daerah Bogor. Saat ini kita (rekonstruksi) di Kota Cirebon," kata Indra.

Indra menyebut, kasus pembunuhan ini dilatarbelakangi cinta segitiga. Pelaku Dodit merupakan kekasih korban. Didot yang saat itu berpacaran dengan korban, memiliki niat untuk kembali menjalin asmara dengan Devara. Namun, Devara mengajukan syarat agar Didot harus melenyapkan Indri.

"Motifnya cinta segitiga. Didot punya pacar yaitu korban. Kemudian Devara menyampaikan kalau masih ingin sama saya maka korban harus dihilangkan. Jadi motifnya cinta segitiga," kata Indra.

Saat ini, Devara Putri Prananda, Dodit Alfiansyah dan Muhamad Reza telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan terhadap Indriana Dewi Eka Saputri. Dalam kasus ini, ketiganya terancam dijerat Pasal 340 KUHP, 338 KUHP, dan 365 KUHP ayat 4 tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman pidana maksimal hukuman mati.

Melonjak! Angka Kematian Akibat DBD di Jabar Capai 71 Orang

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Barat semakin mengkhawatirkan. Sebab, terjadi penambahan kasus yang signifikan hanya dalam kurun waktu sepekan lebih.

Data dari Dinas Kesehatan Jawa Barat, tercatat ada 7.654 kasus DBD dengan angka kematian mencapai 71 kasus per Jumat (8/3/2024). Jumlah itu meningkat dari tanggal 27 Februari 2024 yakni 4.637 kasus DBD dan 36 kasus kematian.

"Ada 7.654 kasus dengan total kematian ada 71 kasus saat ini di Jabar," kata Kepala Dinas Kesehatan Jabar Vini Adiani Dewi di Gedung Sate, Bandung, Jumat (8/3/2024).

Vini mengungkapkan ada tiga daerah di Jabar yang menjadi penyumbang kasus DBD tertinggi. Tiga daerah itu ialah menurutnya ialah Kota Bogor dan Kabupaten Subang dengan 800-an kasus, serta Kabupaten Bandung Barat dengan 700-an kasus.

Selain kasus DBD yang tinggi, tiga daerah itu juga tercatat memiliki angka kematian akibat virus dengue yang tinggi pula. "Kasus kematian tertinggi di Kota Bogor, Kabupaten Subang dan KBB," ujarnya.

Dia menjelaskan, meningkatnya kasus DBD di Jabar disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari perilaku hidup masyarakat yang kurang bersih hingga faktor cuaca yang saat ini mulai memasuki musim peralihan dari penghujan ke kemarau.

Lebih lanjut, menurutnya Dinkes Jabar telah melakukan upaya pencegahan mengantisipasi meningkatnya kasus DBD dengan mengeluarkan surat edaran kepada seluruh Fasilitas Kesehatan per Desember 2023.

Selain itu, seluruh tenaga medis di Jabar pun diberikan pembekalan pengetahuan untuk menekan angka kasus DBD hingga melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar menjaga lingkungan dan tetap waspada.

"Ini soal lingkungan, tanpa menyelesaikan tempat kembang biak nyamuk ini, kasus ini tak akan selesai," pungkasnya.

(sya/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads