Sedihnya Vera Lewatkan Tradisi Jelang Ramadan gegara Pergerakan Tanah

Kabupaten Bandung Barat

Sedihnya Vera Lewatkan Tradisi Jelang Ramadan gegara Pergerakan Tanah

Whisnu Pradana - detikJabar
Jumat, 08 Mar 2024 20:30 WIB
Vera, Penyintas Pergerakan Tanah di Rongga, Kabupaten Bandung Barat.
Vera, Penyintas Pergerakan Tanah di Rongga, Kabupaten Bandung Barat. Foto: Whisnu Pradana/detikJabar
Bandung Barat -

Vera, bakal melewati suasana Ramadan yang berbeda tahun ini. Tak ada tradisi munggahan biasanya ia lakoni lagi menyambut datangnya bulan suci yang tinggal beberapa hari lagi.

Sedih dirasakan perempuan 21 tahun itu, usai rumahnya di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terdampak bencana alam pergerakan tanah. Sudah sepekan perempuan yang sehari-hari dipanggil Ai itu tinggal di pengungsian. Kampung tempatnya tinggal kini ditinggalkan para penghuninya, berubah bak kampung mati.

"Ya sedih, soalnya tahun ini untuk pertama kalinya puasa pertama di pengungsian. Biasanya kan papajar dulu, ini kan boro-boro bisa papajar," kata Vera kepada detikJabar belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain tradisi menyambut bulan suci, sepanjang Ramadan, Vera biasanya juga memanfaatkan momen tersebut dengan berjualan. Tak jauh-jauh, ia membuka lapak di jalan depan rumahnya.

"Ya biasanya sudah siap-siap jualan, misalnya jualan takjil, terus gorengan, es campur. Jadi kan lumayan ada pemasukan. Tahun sekarang sedih nggak bisa," kata Vera.

ADVERTISEMENT

Kesedihannya makin lengkap, kala mendapati kenyataan kampung yang sudah ditinggalinya sejak lahir itu mesti ditinggalkan. Meskipun ia masih menyimpan harap bisa tetap tinggal di rumah masa kecilnya.

"Sebetulnya rumah saya nggak rusak, cuma memang terancam karena dekat dengan pergerakan tanah. Jadi diminta mengungsi terus mau direlokasi. Sedih sebetulnya, kalau bisa ya tetap tinggal di situ. Tapi kalau tetap harus direlokasi ya mau nggak mau, yang penting aman," kata Vera.

Beruntung, ia masih bisa sedikit mengobati rasa sedihnya dengan rencana tinggal sementara di rumah saudaranya. Meskipun di pengungsian, ia tinggal dengan tetangganya namun tetap ada sesuatu yang berbeda.

"Kan katanya mau dikasih uang buat ngontrak, rencananya mau dipakai buat modal tinggal di rumah saudara saja. Sedih kalah di pengungsian, meskipun ya sama tetangga tapi kan biasanya di rumah," kata Vera.

Uang yang dimaksud Vera yakni Dana Tunggu Hunian sebesar Rp500 ribu per kepala keluarga per bulan. Dana itu diberikan bagi penyintas pergerakan tanah selama menunggu bangunan relokasi selesai.

Pj Bupati Bandung Barat, Arsan Latif, mengatakan pihaknya berupaya agar dana tersebut bisa dicairkan secepatnya agar warga Kampung Cigombong tak semakin lama berada di pengungsian. "Kita targetkan di awal bulan puasa masyarakat sudah tidak di pengungsian. Kasihan juga kalau terlalu lama, jadi bisa nanti mengontrak atau tinggal dengan saudaranya," kata Arsan.

Arsan menyebut dalam waktu dekat, pihaknya segera melayangkan surat ke BNPB supaya Dana Tunggu Hunian itu bisa segera dicairkan. "Hari ini saya sudah bersurat ke BNPB, supaya anggaran itu bisa segera dicairkan. Nanti akan kita tambah lagi untuk kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Supaya masyarakat juga nyaman menjalani ibadah puasanya," tutur Arsan.

Berdasarkan pendataan BNPB, ada 28 rumah yang bakal direlokasi. Namun jumlah tersebut bisa saja bertambah hingga mencapai 50 rumah. Arsan mengatakan ada tiga skema pengadaan lahan bagi titik relokasi. Saat ini semuanya sedang dalam tahap kajian termasuk oleh Badan Geologi.

"Jadi nanti lahannya bisa menggunakan tanah carik desa, lahan Perhutani, atau Pemda KBB membeli lalu digunakan untuk relokasi. Intinya sekarang masih kita rapatkan," kata Arsan.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads