Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi satu dari 134 titik yang ditunjuk untuk pengamatan hilal 1 Ramadan 1445 Hijriah.
Observatorium yang berusia lebih dari 100 tahun itu bakal melakukan pengamatan hilal awal Ramadan pada Munggu (10/3/2024) mendatang dari pagi hari hingga bulan terbenam di ufuk barat.
"Pengamatan hilal oleh Tim Observatorium Bosscha bakal dilaksanakan 10 Maret 2024. Pengamatan nanti untuk meneliti ambang visibilitas (kenampakan) bulan sebagai fungsi dari elongasi terhadap ketebalan sabit bulan," kata peneliti Observatorium Bosscha Yatni Yulianty melalui keterangan tertulis yang diterima detikJabar, Kamis (7/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yatni mengatakan nantinya hasil pengamatan yang dilakukan di Observatorium Bosscha akan diserahkan ke Kementerian Agama (Kemenag) RI.
"Jadi nanti kami menyampaikan hasil penghitungan, pengamatan, dan penelitian tentang Hilal kepada pemerintah sebagai acuan dan masukan untuk sidang isbat," kata Yatni.
Pemantauan hilal oleh tim peneliti Observatorium Bosscha akan menggunakan sebuah teleskop refraktor berdiameter 106 mm yang dilengkapi detektor kamera berbasis Complementary Metal-Oxide Semiconductor (CMOS).
"Citra yang ditangkap oleh teleskop kemudian diproses menggunakan perangkat pengolahan citra untuk meningkatkan kualitas tampilan sabit bulan. Perangkat lunak ini dikembangkan secara mandiri oleh peneliti di Observatorium Bosscha," kata Yatni.
Pengamatan yang dilakukan ini untuk melihat kenampakan bulan sabit muda ini biasa disebut rukyatul hilal. Dari hasil pengamatan bulan sabit muda itu nantinya jadi acuan penentu permulaan awal bulan Ramadan.
"Sabit bulan yang tampak setelah matahari terbenam pada tanggal tersebut dikenal sebagai hilal. Dan itu yang akan diamati," kata Yatni
(dir/dir)