Kasus Diabetes Tinggi gegara Warga Indonesia Gemar Jajan Minuman Manis

Kasus Diabetes Tinggi gegara Warga Indonesia Gemar Jajan Minuman Manis

Averus Kautsar - detikJabar
Jumat, 08 Mar 2024 00:05 WIB
Ilustrasi Minuman Manis
Ilustrasi Minuman Manis. Foto: Getty Images/iStockphoto/Farknot_Architect
Jakarta -

Wakil Menteri Kesehatan Prof Dante Saksono Harbuwono menyebut Indonesia menempati peringkat lima di dunia dengan kasus diabetes tertinggi di dunia dengan jumlah 19,5 juta kasus. Indonesia telah memikirkan upaya agar kasus diabetes tak bertambah terus.

"Berdasarkan IDF indonesia dalam top 5 besar dengan prevalensi diabetes tertinggi setelah China, India, Pakistan, dan Amerika Serikat," ucap Prof Dante dalam sambutan daring di acara Diseminasi Riset Dampak Kesehatan dan Ekonomi Cukai MBDK CISDI, Kamis (7/3/2024), seperti dikutip dari detikHeatlh.

"19,5 juta mengalami diabetes dan diprediksi akan terus meningkat 28,5 juta pada tahun 2045. Salah satu penyebab konsumsi MBDK (minuman berpemanis dalam kemasan) yang terbukti meningkatkan risiko penyakit diabetes, hipertensi, dan penyakit tak menular lainnya," kata dia menambahkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menilai pemberlakuan cukai minuman manis dalam kemasan (MBDK) bisa menjadi salah satu langkah efektif untuk menekan kasus diabetes di Indonesia. Menurutnya hal ini juga terbukti dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan dan hasil pemberlakuan di 100 negara lain yang sebelumnya sudah memberlakukan cukai MBDK.

Ia mengungkap bahwa tingkat konsumsi MBDK di tengah masyarakat Indonesia sangatlah tinggi. Salah satu faktor tingginya konsumsi MBDK disebabkan oleh harganya yang sangat murah dan akses yang sangat mudah.

ADVERTISEMENT

"Di Indonesia sendiri data Susenas menunjukkan rumah tangga mengeluarkan Rp 90 triliun Rupiah pada tahun 2022. Tumbuh sekitar 9 persen dari estimasi nilai belanja nasional MBDK di tahun 2017," ungkap Dante.

Dante berharap proses penerapan cukai MBDK yang rencananya diterapkan pada tahun 2024 ini bisa segera ditindaklanjuti. Ia menuturkan bahwa langkah ini bisa menjadi 'solusi jangka panjang' untuk penanganan masalah diabetes di Indonesia yang tinggi.

"Saya mengharapkan komitmen kita bersama untuk kebijakan dalam mendukung penerapan cukai MBDK 2024 agar bisa ditindaklanjuti. Menurunkan konsumsi MBDK diharapkan membawa perubahan positif pada kesehatan masyarakat jangka panjang," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di detikHealth dengan judul Pantas Saja Diabetes Naik, Warga RI Jajan Minuman Manis Tembus Rp 90 T Setahun.

(avk/sud)


Hide Ads