Penyebab Awetnya Tulang Dinosaurus

Kabar Internasional

Penyebab Awetnya Tulang Dinosaurus

Rachmatunnisa - detikJabar
Minggu, 03 Mar 2024 01:30 WIB
Stegosaurus walking with its child
Stegosaurus. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Chainarong Boonyindee)
Jakarta -

Banyak dinosaurus memiliki tulang yang sangat awet. Itu terlihat dari fosil dinosaurus yang tidak hancur sampai sekarang.

Namun, awetnya tulang dinosaurus hingga menjadi fosil itu tentu tak sembarangan. Ada proses yang membuatnya menjadi begitu awet.

Dikutip dari detikInet, semuanya tergantung pada kondisi saat seekor hewan mati, dan apa yang terjadi pada sisa-sisa hewan tersebut setelah mereka mati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan pakar fosil Steve Etches MBE, salah satu alasan sisa-sisa hewan dinosaurus terpelihara dengan baik adalah karena mereka dalam kondisi menelungkup dan terkubur lumpur saat mati.

"Bagus kalau terbalik karena sebenarnya ini sisi terbaiknya. Saat menemukan fosil, kami selalu membalikkannya karena ketika fosil tersebut mati, bagian yang turun ke dalam lumpur tidak akan terganggu. Selalu bagian atas yang mulai terdegradasi lebih cepat," kata Etches seperti dikutip IFL Science.

ADVERTISEMENT

Jaringan lunak biasanya terurai cukup cepat, meskipun kita jarang menemukan contoh potongan kulit yang diawetkan. Adapun penyebab tulang-tulang tersebut tetap utuh selama jutaan tahun adalah karena fosilisasi.

Apa itu fosilisasi?

Fosilisasi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, namun fosil terbaik biasanya terbentuk ketika hewan tersebut dengan cepat terbungkus dalam sedimen yang dapat berupa lumpur atau abu vulkanik. Ketika sedimen ini menumpuk, ia menjadi litifikasi, yang berarti berubah menjadi batu, sehingga hewan tersebut tetap berada di tempatnya.

Permineralisasi adalah jenis fosilisasi paling umum yang terjadi ketika air dari tanah, danau, atau laut membawa mineral ke dalam jaringan organik. Akhirnya, cukup banyak endapan yang terbentuk untuk menciptakan semacam cetakan internal, yang dapat terbuat dari kalsit, besi, atau silika.

Mineral tersebut menggantikan bahan organik di dalam tulang, seperti kolagen dan protein lainnya, hingga fosil tersebut mengandung lebih banyak kristal mineral daripada tulang aslinya.

Apakah semua fosil adalah tulang?

Tidak. Fosil dapat berupa jejak atau sisa-sisa kehidupan masa lalu, baik berupa jejak kaki, liang, secuil kulit, atau tulang. Seperti yang dijelaskan oleh Australia Museum, kata fosil diambil dari kata Latin fosilis yang berarti 'digali', tidak spesifik untuk tulang.

Apakah tulang hewan membusuk?

Sesuatu yang disebut ekosistem dekomposisi mempercepat sisa-sisa hewan untuk terpapar unsur-unsur tersebut. "Dekomposisi secara teknis didefinisikan sebagai konsumsi bahan organik oleh organisme lain, dan berbeda dari degradasi fisik sisa-sisa organik yang disebabkan oleh kekuatan fisik dan erosi, seperti air," kata Dr Devin Finaughty.

"Ekosistem dekomposisi berputar di sekitar mayat sebagai sumber daya dan terutama untuk makanan, namun banyak organisme juga akan menggunakannya sebagai tempat berkembang biak, tempat berkembang biak, dan sebagai tempat berlindung," ujarnya.

Setelah ekosistem pembusukan terisi, yang biasanya tertinggal hanyalah tulang, dan kita dapat mempelajari banyak hal dari sisa-sisa kerangka yang bertahan lebih lama dari jasad pada umumnya.

Namun, mereka pun tidak akan bertahan selamanya karena tulang hewan akhirnya akan membusuk. Hal ini bisa memakan waktu beberapa tahun. Namun, kolagen lezat yang ditemukan di tulang merupakan sumber makanan bagi bakteri dan jamur yang akan menggerogotinya hingga sisa-sisanya akhirnya hancur.

Jadi, andai kalian ingin sisa-sisa tubuh tetap awet saat kalian meninggal nanti, perlu mempersiapkan pemakaman rumit yang bisa mengawetkan tulang belulang bahkan mungkin sisa jasad agar bisa bertahan hingga jutaan tahun seperti dinosaurus.

Artikel ini telah tayang di detikInet dengan judul Rahasia Tulang Dinosaurus Bertahan Jutaan Tahun




(rns/orb)


Hide Ads