Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Jumat (1/3/2024). Mulai dari kabar bebasnya mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, hingga Tasikmalaya yang dikepung bencana banjir dan longsor.
Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:
Imam Nahrawi Bebas Bersyarat
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi dilaporkan sudah bebas dari Lapas Sukamiskin, Kota Bandung, Jawa Barat. Imam Nahrawi bebas bersyarat setelah dijebloskan ke penjara dalam kasus suap dana hibah KONI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya betul. Tadi pagi beliau bebas dan menjalani pembebasan bersyarat," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadivpas) Kanwil Kemenkumham Jawa Barat Kusnali saat dihubungi detikJabar melalui sambungan telepon, Jumat (1/3/2024).
Kusnali menjelaskan, Imam Nahrawi bisa bebas bersyarat setelah menjalani 2/3 masa tahannya. Sebelum dijebloskan ke Lapas Sukamiskin, Imam Nahrawi diputus bersalah Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat pada 2020.
"Pembebasan bersyarat itu karena sudah menjalani 2/3 masa hukuman, 2/3 itu bisa salah satunya dari pengurangan remisi sebelum jatuh tempo pembebasan bersyarat ini," katanya saat dihubungi detikJabar.
"Nah, Pak Nahrawi ini sudah memenuhi itu, artinya berkelakuan baik lah sebagai salah satu persyaratan mutlak yang harus dipenuhi (untuk pembebasan bersyarat)," ucapnya menambahkan.
Menurut Kusnali, Imam Nahrawi masih diwajibkan untuk menjalani wajib lapor ke Balai Pemasyarakatan (Bapas). Namun, ia tidak mengetahui berapa lama Imam Nahrawi harus menjalani wajib lapor tersebut.
"Iyah (wajib lapor). Kalau seseorang menjalani pembebasan bersyarat, sampai habis masa pembimbingannya dan pengawasannya, maka dia harus wajib lapor ke Bapas setempat," pungkasnya.
Untuk diketahui, Imam Nahrawi divonis 7 tahun penjara dalam kasus suap dan gratifikasi pencairan dana hibah KONI Rp 11,5 miliar pada 2020. Di pengadilan tingkat pertama, hakim menjatuhkan pidana tambahan berupa ganti rugi Rp 18,1 miliar.
Selain itu, hakim saat itu juga mencabut hak politik Imam selama 4 tahun. Permohonan justice collaborator yang diajukan mantan politikus PKB itu juga ditolak hakim.
Meski sudah divonis, Imam Nahrawi tetap tak mengakui menerima suap dan gratifikasi. Ia melawan dengan mengajukan banding, kasasi hingga peninjauan kembali (PK) atas kasus tersebut. Namun, upaya itu sia-sia dan membuat Imam Nahrawi tetap dihukum penjara selama 7 tahun.
Polisi Akan Panggil PLN-Diskominfo soal Kasus Dodih
Penyelidikan kasus kematian Dodih (60), warga Cipamokolan, Kota Bandung akibat kabel sling yang menjuntai di jalan masih terus berlanjut. Polisi rencananya akan memanggil pihak PLN dan Diskominfo Kota Bandung pada Sabtu (2/3/2024) besok untuk dimintai keterangan.
"Surat pemanggilan sudah kami kirim, sementara yang dipanggil PLN dan Diskominfo," kata Kanit Penegakan Hukum (Gakkum) Satlantas Polrestabes Bandung AKP Arif Saepul Haris saat dikonfirmasi detikJabar via pesan singkat WhatsApp, Jumat (1/3/2024).
Arif mengatakan, pemanggilan itu dilakukan untuk meminta keterangan dari PLN dan Diskominfo soal kepemilikan kabel yang telah menewaskan Dodih. Sebab dari hasil olah TKP, petugas menemukan kabel sling penyebab kematian itu merupakan milik PLN.
"Kita lihat perkembangannya besok, yah," singkatnya.
Sekedar diketahui, dari hasil olah TKP, kabel yang menjadi penyebab tewasnya Dodih memilik panjang 20 meteran. Kabel itu kemudian putus yang disinyalir akibat termakan usia.
"Setelah tim Lakalantas Polrestabes melakukan olah TKP di Jalan Peta, itu memang didapat kabel sling yang putus dari titik tiangnya punya PLN. Putus karena usang termakan waktu," kata Arif, Kamis (29/2/2024) lalu.
Arif mengatakan, kabel sling yang putus dan membuat Dodih tewas itu difungsikan sebagai penahan untuk kabel optik. Setelah olah TKP, polisi berencana memanggil sejumlah pihak untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
"Kalau dilihat dari fungsinya memang untuk menahan kabel optik, jadi dari satu tiang ke tiang ditahan oleh kabel Sling tersebut dan dikaitkan dengan tiang PLN," ucapnya.
"Langkah selanjutnya kami akan melakukan pemanggilan, mungkin terkait dengan pemeliharaan tiang-tiang yang ada di lokasi terkait kabel sling maupun kabel lain. Sementara tiga pihak dulu, PLN Diskominfo ketiganya dari Telkom," tuturnya.
Asisten Manager Jaringan PLN UP3 Bandung Malvin Somba mengatakan, pihaknya memastikan tidak ada kabel PLN yang menyebabkan insiden nahas dua hari lalu.
"Kejadian itu hari Minggu malam sekitar jam setengah 10, call center PLN mendapatkan informasi bahwa terjadi kecelakaan masyarakat di perempatan Jalan Peta. Jam 21.30 petugas PLN sampai dan menyatakan bahwa tidak ada utilitas PLN yang crossing atau yang melintang antar jalan," kata Malvin ditemui di TKP.
Sembari menunjukkan sisa kabel yang menjuntai, ia pun menjelaskan bahwa kabel-kabel yang terlihat berantakan melintang di perempatan Jalan Peta itu bukan milik PLN.
Malvin juga menunjukkan satu-satunya tiang PLN hanya di trotoar jalan Peta menuju jalan Raya Kopo. Padahal, di trotoar tersebut terlihat ada lebih dari satu tiang dengan kabel-kabel yang terkesan semrawut dan melintang jalanan. Ia menekankan bahwa selain satu tiang besar dengan stainless dan kabel dipilin, bukanlah tiang milik PLN.
"Sejak kemarin pun kita investigasi, kesimpulannya hari ini saya berani pegang ini semua, tidak ada kabel PLN yang crossing jalan. Sedangkan korban itu kecelakaannya dari arah Tegalega ke Leuwipanjang lah bahasa saya. Di jalur itu tidak ada kabel PLN, tidak ada aset PLN yang putus, dan tidak ada aset PLN di jalan crossing," ucapnya menegaskan.
Mayat Pria di Tasikmalaya
Jasad pria ditemukan di Jalan Raya Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya. Ada luka di wajah jasad pria tersebut.
Tidak ditemukan identitas di jasad itu. Posisi jasad itu berada di semak-semak dekat jalan dalam keadaan telungkup.
Polisi yang datang ke lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara. Selain memasang garis polisi, jasad korban juga diperiksa tim inafis.
Di bagian wajah jasad tersebut terdapat luka. Bekas darah yang mulai mengering juga terlihat di area hidung hingga mulut.
"Jadi ada luka di sekitar wajah, di lokasi juga ditemukan bekas pecahan kaca kendaraan. Dugaan sementara jasad ini korban kecelakaan lalu lintas," kata AKP Dede Darmawan, Kapolsek Cikalong pada detikjabar, Jumat (1/3/24).
Jasad korban berada di Puskesmas Cikalong menunggu keluarga. Polisi masih mencari informasi yang membawa korban gunakan kendaraan. "Kita masih kumpulkan bukti siapa yang bawa korban," kata Deden.
Pakar Unpad Ungkap Kemungkinan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman
Kawanan monyet ekor panjang berkeliaran di pemukiman warga yang ada di Kota Bandung, Jawa Barat. Belum diketahui penyebab satwa liar itu keluar dari hutan.
Periset Studi Komunikasi Lingkungan Fikom Unpad Herlina Agustin mengatakan, ada beberapa kemungkinan monyet ekor panjang itu bisa masuk ke pemukiman.
"Saya ambil dari beberapa sudut pandang ya, pertama pasti dia cari kenyamanan, cari kenyamanan itu karena di tempat aslinya ada ancaman, ancaman ini bisa berasal dari predator atau kekurangan bahan pangan," kata Herlina dihubungi detikJabar, Jumat (1/3/2024).
Herlina mengungkapkan, belum diketahui dari mana asal monyet ekor panjang itu. Namun jika dilihat dari lokasi kemunculan monyet itu di kawasan Dago, Sekeloa hingga Sukaluyu, monyet itu diduga berasal dari Tahura.
"Cuman saya belum tahu, monyet yang sekarang turun itu berasal dari habitat hutan mana? Ini kan berkeliarannya di daerah Dago terus ke Sukaluyu, ada kemungkinan dari Tahura, di Tahura masih banyak habitatnya, tapi saya tidak tahu juga aslinya dari mana," ungkapnya.
Apakah aktivitas warga di Tahura, salah satunya kegiatan motor trail berpengaruh pada keberlangsungan hidup monyet itu sendiri, Herlina sebut berpengaruh. Bahkan monyet tersebut bisa berubah perilakunya.
"Berdampak, berpengaruh, tapi kalau sudah terbiasa dia tidak berpengaruh, kaya monyet di Pangandaran dia sudah biasa banget sama orang, sudah biasa sama bus. Sudah ada perubahan perilaku," kata Herlina menjelaskan.
Herlina menuturkan, untuk mengetahui penyebab monyet itu masuk ke pemukiman harus dilakukan penelitian lebih lanjut. "Bisa jadi satu koloni, tapi harus diteliti juga. Apakah over capacity juga di tempat dia sehingga si koloni ini tersingkir, itu yang kemudian saya berpikir harus observasi lebih lanjut, karena kedepan banyak juga yang takutnya kalau kita tidak tahu akar masalah di habitatnya dia dan dia akan ke pemukiman," tuturnya.
Selain itu, Herlina juga mengkhawatirkan jika monyet itu memiliki penyakit rabies. "Saya khawatirkan itu rabies. Ketemu kucing, misal dia punya virus rabies, kucingnya dicakar, nanti kucingnya gigit orang gimana, itu yang dikhawatirkan," ujar dia.
Soal apakah turunnya hewan liar ke pemukiman bisa dikaitkan dengan tanda-tanda bencana, Herlina sebut bisa. "Bisa, bisa banget. Cuman kalau ada tanda-tanda bencana alam bisa lebih dari enam," ucap dia.
Selain itu, monyet liar tersebut kecil kemungkinan jika disebut satwa peliharaan yang kabur dari kandang. "Peliharaan juga bukan karena ada anaknya, kalau peliharaan anak dan ibunya dipisah," kata Herlina.
Dalam hal ini, Herlina sarankan dinas terkait yang menangani pangan, untuk melakukan pengecekan ketersediaan pangan monyet ekor panjang tersebut. Seperti diketahui, satwa yang memiliki nama latin Macaca fascicularis bukan satwa dilindungi karena habitatnya masih banyak di hutan.
Longsor dan Banjir Kepung Tasikmalaya
Hujan deras melanda Kabupaten Tasikmalaya sepanjang Kamis (29/2/2024) hingga Jumat (1/2/2024) dini hari. Longsor dan banjir pun terjadi di sejumlah titik, jembatan penghubung antara Kecamatan Cikatomas dan Karangnunggal pun ambles.
Jembatan Parung Mandala ambles pada bagian sambungan jalan menuju jembatan. Akibatnya, jembatan satu-satunya penghubung dua kecamatan ini tidak bisa dilintasi pejalan kaki maupun pengendara roda dua dan empat.
Dampaknya, masyarakat sekitar yang akan menuju di Singaparna, harus memutar sejauh puluhan kilometer melalui Salopa maupun jalur Cikalong. "Jadi harus memutar sangat jauh, karena ini jalan satu satunya," kata kata AKP Sukiran, Kapolsek Cikatomas pada detikjabar Jumat Pagi (1/3/24).
Diperkirakan jalan penghubung jembatan ambles akibat curah hujan tinggi. Sehingga air Sungai Ciwulan di bawah jembatan menggerus bagian tanah pinggir jembatan.
"Jalan penghubung jembatan amblas diperkirakan karena curah hujan yang tinggi, sehingga mengakibatkan air sungai Ciwulan meluap, sehingga terjadi pengikisan terhadap pondasi jembatan, dan menyebabkan sambungan antara jalan dan jembatan amblas," kata Sukiran.
Hujan deras juga menyebabkan longsor dan banjir di Kecamatan Sukaraja, Sukarame, Parung Ponteng, serta Tanjungjaya. Banjir mengakibatkan empat rumah terendam air di kampung Legok Cimanggu, Desa Leuwibudah, Tanjungjaya.
Sementara Longsor terjadi di Kampung Cigantang, Desa Leuwibudah yang merusak rumah serta menutup akses jalan penghubung Kampung Cimanggu dan Kampung Bojongsirna.
Di kecamatan Sukarame tanah longsor menimpa akses jalan penghubung Kecamatan Sukarame dan Kecamatan Tanjungjaya. Alhasil kendaraan belum bisa melintasi jalan.
Terakhir, longsor mengakibatkan akses jalan Desa Cibungur, Parung ponteng. Setengah badan jalan desa tertimpa material longsor hingga pengendara harus wasspada.
"Betul data dari lapangan ada empat kecamatan terjadi bencana banjir, longsor dan jembatan amblas. Longsor di Kecamatan Parungponteng, Sukarame, Tanjungjaya dan Cikatomas. Bersyukur tidak ada korban jiwa. Sekarang tim gabungan Tagana, BPBD, Polisi dan TNI mulai turun untuk bantu warga evakuasi material tanah dan banjir," kata Ketua FK Tagana Kabupaten Tasikmalaya Jembar Adisetia kepada detikJabar.
Kemudian, longsor dari tebing setinggi belasan meter ikut menimpa bangunan Sekolah Dasar Negeri 2 Leuwibudah. Material tanah dan batu menjebol dinding ruang kelas tiga. Namun hal ini baru diketahui pada pagi hari.
"Longsor akibat hujan deras, nggak ada yang tau longsor jam berapa tapi kemungkinan subuh tadi. Jadi pagi ketahuan," kata Plt Kepala Sekolah SD Negeri 2 Leuwibudah Puloh Saepuloh kepada detikJabar di lokasi.
Akibatnya, belasan siswa kelas tiga harus belajar di teras depan sekolah. Mereka khawatir bangunan ambruk karena material longsor belum dievakuasi.
"Jadi anak-anak belajar di teras sementara. Tanah longsor belum dievakuasi, (belajar di teras) juga antisipasi aja hal yang nggak bagus," ucap Puloh.
Siswa mengaku terpaksa belajar seadanya di teras. Mereka belajar di lantai tanpa alas atau bangku dan kursi. "Kelasnya kena longsor, jadi kata pak guru disini aja belajarnya. Sementara katanya," kata Zaini, siswa kelas 3.
Tak hanya bangunan sekolah, longsor juga melanda rumah Muslimin, warga Desa Leuwibudah. Rumah semi permanen ambrol diterjang longsor tebing setinggi lima meter. Beruntung, meski tanah masuk kedalam ruangan, penghuni lolos dari maut.
"Saya lagi di rumah, untung curiga, dengar ada suara langsung selamatkan diri sama keluarga," kata Dimas, korban longsor.