Mengenal Nh Dini, Sastrawan Indonesia yang Lahir di Tahun Kabisat

Mengenal Nh Dini, Sastrawan Indonesia yang Lahir di Tahun Kabisat

Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Kamis, 29 Feb 2024 15:00 WIB
Galeri Foto Ulang Tahun Nh Dini ke80
Galeri Foto Ulang Tahun Nh Dini ke80 (Foto: Silvia Galikano/CNN)
Bandung -

Tahun 2024 adalah tahun kabisat. Bagaimana rasanya lahir pada tanggal 29 Februari yang menemukan tanggal tersebut hanya sekali setiap empat tahun? Ya, bulan Februari yang jumlahnya 29 hari merupakan tanda tahun kabisat ini.

Nh Dini, Sastrawan dan penulis novel kenamaan Indonesia lahir pada 29 Februari 1936. Ketika meninggal dunia pada 14 Desember 2018, usianya 82 tahun.

Novel-novel Nh Dini banyak yang terkenal. Di antaranya "Pada Sebuah Kapal" (1985) dan "Namaku Hiroko" (1986). Dua tahun setelah meninggal, seorang ilustrator asal Indonesia Kathrin Honesta membuat doodle Nh Dini untuk Google Doodle yang diluncurkan 29 Februari 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepintas Nh Dini

Nh Dini mempunyai nama lengkap Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin, lahir tanggal 29 Februari 1936 di Semarang, Jawa Tengah.

ADVERTISEMENT

Ensiklopedia Sastra Indonesia Kemdikbud RI mencatat, sebagai sastrawan, Nh Dini menulis bukan hanya novel, namun beragam genre sastra lain seperti cerita pendek, puisi, bahkan naskah drama.

Tetapi, Nh Dini lebih terkenal sebagai novelis yang kebanyakan karyanya mempergunakan latar negara-negara luar Indonesia.

Nh Dini putri adalah bungsu pasangan Salyowijiyo, seorang pegawai perusahaan kereta api, dan Kusaminah. Dini juga berdarah bugis selain Jawa. Dia punya empat orang kakak. Yaitu (1) Heratih, (2) Mohamad Nugroho, (3) Siti Maryam, dan (4) Teguh Asmar.

Dari keempat saudaranya itu yang paling akrab dengan Dini adalah Teguh Asmar karena keduanya sama-sama seniman. Nh Dini juga dekat dengan ayahnya yang telah membimbingnya dalam mencintai seni.

Ayahnya pernah berpesan agar Dini belajar menari dan memukul gamelan yang tujuannya untuk mendidiknya supaya Dini memahami kelembutan dalam kehidupan.

Tahun 1960 Nh Dini menikah dengan seorang diplomat Perancis untuk Jepang, Yves Coffin, yang pada saat itu sedang bertugas selama empat tahun di Indonesia.

Keduanya lalu pindah ke Jepang. Setahun kemudian, yaitu tahun 1961, lahir anak pertamanya yang diberi nama Marie Glaire Lintang. Dari Jepang mereka pindah ke Kamboja.

Tahun 1967 lahir pula anak kedua Louis Padang di Perancis. Akhirnya, mereka menetap di Perancis. Rumah tangga pasangan Nh Dini dan Yves Coffin retak, Keduanya lalu bercerai setelah lebih dari dua puluh tahun bersama.

Setelah menyelesaikan urusan perceraiannya, tahun 1980, Dini kembali ke tanah air dalam keadaan sakit kanker. Setelah kesehatannya pulih, tahun 1986 Nh Dini aktif menulis dan membimbing anak-anak di desa Kedung Pani, Semarang. Nh Dini terus berkarya, bahkan di hari-hari senjanya. Novelnya "Dari Rue Saint Simon ke Jalan Lembang" terbit tahun 2012.

Dibuatkan Doodle di Laman Google

Tanggal 29 Februari 2020, gambar Nh Dini sedang memegang pena dan menulis pada lembar-lembar kertas, dengan latar sebuah kaca bulat seperti Nh Dini sedang berada dalam kapal, muncul sebagai Google Doodle.

Di dalam keterangannya, Google Doodles menyebutkan bahwa gambar tersebut merupakan ilustrasi karya Kathrin Honesta, seorang ilustrator Indonesia berbasis di Jakarta.

"Sastra selalu menjadi makanan penuh nutrisi untuk jiwa dan pikiran manusia. Itulah fondasi bagi kemanusiaan, refleksi sebuah masyarakat, kenyataan, pengetahuan, dan kebijaksanaan," tulis Google Doodle. "NH Dini, yang kehidupan dan karyanya dirayakan hari ini. Digambar oleh Kathrin Honesta".

Pada laman Behance, Kathrin Honesta menceritakan proses yang menggembirakan itu karena dapat kesempatan menggambar penulis Indonesia yang melegenda, Nh Dini.

Kathrin mengatakan, dia menghabiskan waktu sekitar dua bulan dalam proses menyelesaikan gambar itu. Menggambarnya sendiri hanya menghabiskan 1-2 hari, namun waktu yang panjang banyak terhabiskan untuk bolak-balik menanti umpan balik dari tim Google di Amerika Serikat.

"Saya sangat terinspirasi dengan betapa kuat keterhubungan antara Nh Dini dengan buku-bukunya, dengan cerita-cerita yang dia tulis," tulis Kathrin.

Tiga Sketsa

Menggambar doodle untuk Google Doodle tidak langsung jadi. Dalam menggambar Nh Dini, Kathrin Honesta membuat tiga sketsa, hingga akhirnya doodle itu betul-betul dirasa mewakilkan sosok Nh Dini sebagai seorang sastrawan.

Sketsa pertama bergambar Nh Dini sedang menulis. Di belakangnya ada cabang-cabang pohon yang sejumlah rantingnya membentuk huruf-huruf yang terangkai menjadi kata Google. Nh Dini berkacamata, duduk tegak, di bahu kanannya ada selendang. Menurut Katrhin, cabang-cabang pohon di belakang Nh Dini terinspirasi dari salah satu sampul buku sastrawan tersebut.

Kedua, sketsa Nh Dini dengan tatapan tertuju pada buku tempatnya menulis. Di belakangnya, tulisan Google dengan hurup bersambung. Tulisan sambung itu disebutkan Kathrin Honesta sebagai penekanan tulisan tangan, menampilkan apa yang ditulis oleh Nh Dini.

Sketsa terakhir, Nh Dini sedang berada di dalam kapal. Ditandai dengan kaca jendela khas kapal laut. Bulat. Nh Dini sedang menulis pada lembar-lembar kertas. Bedanya dengan dua sketsa sebelumnya, pada sketsa terakhir ini, Nh Dini tampak sisi kirinya. Semula ada dua jendela berbentuk 'O', namun, satu jendela dihilangkan.

"Sketsa final itu terinspirasi dari novelnya, Pada Sebuah Kapal. Di mana Nh Dini menulis ketika dia duduk di dalam kapal. Dia menulis memoarnya. Warna-warni kertas yang berada di dekatnya menggambarkan betapa banyak buku yang telah dia tulis," tulis Kathrin Honesta.




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads