Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Senin (26/2/2024). Beberapa di antaranya terungkap motif pria bogem kekasih di Cimahi dan seorang pria tewas terlilit kabel menjuntai. Berikut rangkuman Jabar hari ini:
Terkuak Penyebab Pria Bogem Wanita di Cimahi
Motif pria yang membogem kekasihnya hingga terjuntai di Cimahi, telah terungkap. Rivan Egi Suparman alias Ivan, pelaku penganiayaan terhadap RY (29), telah diamankan polisi pada Jumat (23/2/2024). Kini, pria pengangguran itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya tersebut.
Ivan mengaku sudah menjalin kasih dengan RY selama setahun belakangan. Lantas apa motif Ivan menghantamkan bogemnya ke wajah sang kekasih?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rupanya hanya gegara Ivan merasa cemburu pada RY dan mantan suaminya, ia gelap mata dan malah menghajar RY tanpa belas kasihan.
"Pacaran sudah setahun. Saya khilaf (menghajar RY), cemburu sama mantan suaminya," kata Ivan.
Ternyata aksi penganiayaan itu bukan yang pertama ia lakukan. Selama berpacaran, pria yang sudah beristri namun segera bercerai itu ternyata sudah pernah melakukan kekerasan serupa.
"Sebelumnya sudah pernah (menganiaya RY). Sudah 2 kali sama yang sekarang. Saya menyesal," ujar Ivan.
Ivan mengaku ia hendak menikahi RY. Namun kini, niat baik itu nampaknya mesti dikubur lantaran Ivan terancam menjalani hukuman penjara atas perbuatannya selama 5 tahun 8 bulan.
"Iya ada niat nikah sama dia sebelumnya," kata Ivan.
Akibat perbuatannya itu, pelaku Ivan yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dijerat dengan Pasal 351 KUHPidana ayat 1 dengan ancaman hukuman 5 tahun 8 bulan penjara.
Pembakar Mobil Timses Caleg Cianjur Ditangkap
Posko penghitungan suara Calon Legislatif (Caleg) DPR RI Neng Eem diserang orang tidak dikenal (OTK). Akibatnya sebuah mobil milik tim penanganan hangus terbakar. Bahkan di lokasi juga ditemukan jeriken dan korek api yang diduga digunakan pelaku untuk membakar mobil tersebut.
Insiden terbakarnya mobil milik tim dan Caleg DPR RI Dapil 3 Jawa Barat itu sempat direkam dan menyebar melalui media sosial. Namun tak lama kemudian, Polisi berhasil meringkus tiga orang pelaku pembuat onar tersebut, di kawasan Puncak Cianjur.
Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto, mengatakan ketiga orang yang diamankan itu merupakan eksekutor, pembeli bensin, dan pengemudi mobil.
"Jadi ada tiga orang yang diamankan. Mereka berbagi peran, dimana salah satunya merupakan eksekutor yang menyiramkan bensin dan membakar (mobil)," kata dia, Senin (26/2/2024).
Menurut dia, ketiga pelaku diamankan di lokasi yang berbeda pada Minggu (25/2/2024) malam. "Ditangkap di dua lokasi berbeda tadi malam, bukan di rumahnya masing-masing," kata dia.
Tono mengungkapkan dari hasil pemeriksaan, ketiga pelaku mengakui perbuatannya. Namun, pihaknya masih melakukan pendalaman terkait kasus tersebut. Bahkan diduga ada pelaku lainnya.
"Untuk selengkapnya akan kita ekspose. Saat ini masih kita dalami, karena diduga ada pelaku lainnya. Apakah di luar tiga orang ini ada yang menyuruh juga kita masih dalami," tuturnya.
Kasus Caleg Teror Warga Subang Dimediasi
Ahmad Rizal, Calon Anggota Legislatif DPRD Dapil 4 Kabupaten Subang diberitakan diduga meneror warga akibat kalah Pileg 2024. Dari kabar beredar, Ahmad diduga menyalakan petasan di atas menara Mesjid di daerah Tegal Koneng, Desa Tambak Jati, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, pada Minggu (18/2) lalu pasca kalah meraih suara di Dapil 4 Kabupaten Subang.
Bukan hanya menyalakan petasan di Mesjid saja, Caleg tersebut juga diduga memerintahkan anak buahnya untuk menyalakan petasan di sejumlah titik, terutama di wilayah yang perolehan suaranya di Pileg kecil atau jelek.
Atas kasus tersebut, Muspika Patokbeusi pun menggelar mediasi, pada Senin (26/2/2024). Camat Patokbeusi Aep Saepudin mengatakan, dalam mediasi yang dilakukan ini, Muspika Patokbeusi mengundang beberapa pihak terkait untuk dilakukan mediasi perihal mencari titik temu dari kasus seorang Caleg yang diduga meneror warga tersebut. Menurut Aep, mediasi pada kasus ini telah digelar sebanyak dua kali.
"Tentunya saya Camat Patokbeusi bersama dengan Muspika hari ini saya sengaja mengundang perangkat Desa Tambak Jati dan juga perwakilan dari tokoh masyarakat khususnya Dusun Sengon," ujar Aep kepada detikJabar di Kantor Kecamatan Patokbeusi.
"Sebetulnya ini pertemuan yang kedua kalinya kita lakukan mediasi di mana memang ada beberapa hal yang terjadi di wilayah Desa Tambak Jati ini sebetulnya untuk membangun silaturahmi di mana cipta kondisi di wilayah Kecamatan Patokbeusi terus dilakukan," sambungnya.
Aep mengatakan, Muspika Patokbeusi tentu akan menindaklanjuti jika terdapat adanya gangguan keamanan di masyarakat. Meski demikian, ia meminta kepada seluruh masyarakat khususnya di Kecamatan Patokbeusi untuk selalu menjaga kondusifitas di lingkungan saat proses Pemilu 2024 ini masih berlangsung.
Sementara itu, ia juga menyayangkan akan terjadinya gangguan Kamtibmas yang diduga dilakukan oleh salah satu calon dari wakil rakyat tersebut. Pada kesempatan kali ini, ia pun berharap agar kasus ini tidak terulang kembali.
"Adapun permasalahan-permasalahan yang memang ada saluran serta ranahnya. Oleh karena itu saya selaku Camat Patokbeusi sepakat dengan Muspika intinya meyakinkan masyarakat pasca kejadian ini tentunya untuk ke depan tidak terulang kembali," ungkapnya.
Di lain sisi, Ahmad Rizal pun angkat suara terkait tudingan yang menyangkut namanya. Ia membantah telah meneror warga.
Menurut Ahmad, dari kabar yang beredar terkait dengan teror terhadap warga tersebut tidak benar adanya. Ia mengaku sama sekali tidak meneror warga menggunakan petasan.
"Terkait dengan kabar tersebut itu sepenuhnya tidak benar. Pertama tentang meresahkan warga merasa diteror, ini tanya saja langsung sama warga merasa diteror atau tidak. Bahkan ada yang tidak kebagian pada minta petasan ke saya," ujar Ahmad kepada detikJabar di Kantor Kecamatan Patokbeusi, Senin (26/2/2024).
Ia menyampaikan, menyalakan petasan dilakukan di beberapa titik yang berada di Desa Tambak Jati. Namun, menurutnya hanya satu kampung di desa itu yang mempersoalkan kejadian ini.
"Artinya kalau memang merasa diteror kenapa cuman satu kampung yang mempertanyakan, padahal kan ada delapan kampung di Desa Tambak Jati yang ikut menyalakan petasan," katanya.
Pada kesempatan ini, Ahmad juga mengungkap menyalakan petasan bermula dari sebagian warga Desa Tambak Jati yang menganggap bahwa dirinya meraih suara terbanyak dan mengklaim akan kemenangan pada Pileg 2024 DPRD Subang. Kata dia, untuk merayakan raihan suara tersebut ia bersama-sama dengan warga menyalakan petasan.
"Banyak pemberitaan yang menyebutkan bahwa menyalakan petasan di tempat yang suara saya kecil, justru di lokasi itu suara saya paling besar. Jadi warga menganggap kalau saya itu menang dan terus euforia terus bakar lah petasan, jadi bukan karena kalah kemudian meneror, tidak ada yang meneror, tidak ada kerusakan masjid juga," kata dia.
Warga Bandung Tewas Terjerat Kabel
Seorang pemotor tewas usai mengalami kecelakaan tunggal akibat lehernya terjerat kabel yang terjuntai di Kota Bandung. Informasi dihimpun, korban bernama Dodih (60) warga Cipamokolan, Kota Bandung. Pada Minggu (25/2/2024) malam, Dodih tewas karena terlilit kabel yang menjuntai saat melintas di Jalan Peta.
Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Bandung AKP Arif Saepul Haris menuturkan, kecelakaan tersebut terjadi di perempatan Jalan Peta-Jalan Kopo, Minggu malam.
Saat melintas, Arif menyebut korban yang mengendarai sepeda motor bernomor polisi D 2069 GM tidak menyadari ada kabel yang menjuntai di tengah jalan.
"Sepeda motor Yamaha Jupiter Z yang dikendarai Dodih melaju dari arah timur ke barat di Jalan Peta Bandung, di lokasi kejadian tersangkut kabel (sling) yang membentang turun menghalangi Jalan Peta dari arah timur ke barat," kata Arif dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/2/2024).
Akibat kecelakaan tersebut, Arif menuturkan korban meninggal dunia di lokasi kejadian. Jenazah korban kemudian dievakuasi dan dibawa ke RSHS Bandung.
Mengetahui kejadian tersebut, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Bandung Yayan Ahmad Brilyana mengungkap pihaknya telah meninjau ke lokasi TKP. Ia mengatakan, kecelakaan tersebut disebabkan oleh kabel sling yang menjuntai.
"Di sana itu ada kabel sling yang turun ke bawah, kemudian ada juga kabel FO. Cuma kan kita tidak tahu yang menyebabkannya itu sling atau FO gitu. Nanti (menunggu) polisi dari hasil penyelidikan ya," ucap Yayan saat dihubungi detikJabar, Senin (26/2/2024).
Ia menjelaskan, sejauh ini Pemkot Bandung terus melakukan upaya perapihan kabel bersama Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) Pusat. Guna antisipasi agar tidak ada lagi kasus serupa, Yayan memastikan perapihan kabel terus dikerjakan.
Namun soal ranah perapihan kabel sling, kata dia, bukan menjadi ranah penertiban Pemkot Bandung. Sekedar diketahui, sling merupakan kabel dari besi yang mengikat, memperkuat antara tiang satu ke tiang lainnya.
"Ini saya dengan Apjatel, tiap hari kita keliling merapikan kabel. Kemarin di Jalan Gatot Subroto, besok di Jalan PHH Mustafa, terus gitu kita lakukan itu. Diskominfo juga tidak sendiri. Namun perapihan hanya pada kabel-kabel FO. Kabel listrik dan sling bukan dari bagian perhatian dan penertiban," lanjutnya.
Terkait musibah yang terjadi, ia saat ini menyerahkan penelitian pada pihak berwajib. Termasuk kemungkinan sanksi pada pihak yang bertanggung jawab atas kerapihan kabel sling.
"Belum ketahuan (siapa yang punya). Karena yang punya sling itu ada telkom, ada PLN gitu. Karena ranahnya bukan di kita ya, apalagi sling. Kemudian kalau izin penarikan kabel FO itu pun bukan di kita. Dari pusat," tuturnya.
Puluhan Siswa SD di Sukabumi Keracunan
Sebanyak kurang lebih 30 siswa Sekolah Dasar Negeri Nangewer, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, keracunan. Mereka mengalami mual, pusing, sakit tenggorokan hingga muntah-muntah setelah mengonsumsi jajanan di sekolah.
Kejadian ini bermula saat sejumlah siswa pada hari ini, Senin (26/2/2024) sekitar pukul 08.00 WIB membeli jajanan dari pedagang yang biasa berjualan di sekolah. Jajanan itu berupa camilan kemasan.
Kepala Desa Sukajaya Deden Gunaefi mengatakan, para siswa yang keracunan rata-rata tidak sarapan terlebih dahulu di rumahnya. Mereka langsung jajan makanan tersebut saat tiba di sekolah.
"Iya beli jajanan di pedagang pagi-pagi. 30 orang dari SD Nangewer saja. Rata-rata Senin itu kan pagi-pagi (berangkat sekolah) nggak sempat sarapan dan langsung jajan. Kebetulan jajanan itu baru (dijual)," kata Deden saat dikonfirmasi detikJabar.
Lebih lanjut, guru-guru di SDN Nangewer memberikan respons cepat dengan membawa para siswa dan siswi ke Puskesmas Karawang untuk mendapatkan penanganan medis.
"(Mereka) diberi susu, diberi minum, diberi obat. Alhamdulillah agak berkurang karena efek keracunannya itu mual, muntah, sakit perut, sakit tenggorokan," ujarnya.
Atas kejadian tersebut, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat khususnya orang tua untuk memberikan sarapan pagi bagi anak-anaknya. Selain itu, anak-anak juga diimbau untuk tidak jajan sembarangan.
Hingga saat ini, kasus tersebut masih ditangani oleh pihak berwajib. Deden menuturkan, pedagang makanan langsung diamankan di Polsek Sukabumi Resor Sukabumi Kota.