Seorang warga di Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, pingsan setelah berdesak-desakan usai mengantre membeli beras murah yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Senin (19/2/2024). Perempuan bernama Ayi (48) itu pingsan setelah mengantre hampir dua jam setengah untuk mendapatkan beras medium berukuran lima kilogram seharga Rp 53 ribu.
"Ngantre dari jam setengah 8. Pusing, kepanasan, berteduh dulu, sudah bayar dulu, udah berhasil beli," kata Rohaeti kerabat sekaligus tetangga Ayi, Senin (19/2/2024).
Sebelum pingsan, Rohaeti menyebut jika Ayi mengeluh pusing saat mengantre. "Pusing kepanasan, dari belakang sudah gak kuat (mengeluh). Mau pulang lagi udah tanggung, pas udah dapat beras, ke belakang, lalu pingsan," tambah Rohaeti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayi langsung mendapatkan penanganan dari petugas Dinkes Kota Bandung dan Puskesmas Margahayu Raya. Petugas kesehatan juga memberikan bantuan oksigen kepada Ayi. Tidak lama mendapatkan penanganan, Ayi bisa duduk kembali dan berbincang dengan kerabatnya yang sama-sama datang ke lokasi pasar murah.
Petugas Puskesmas Margahayu Raya Dadi mengatakan, jika Ayi mengalami kelelahan saat mengantre. "Tensi pertama darah tinggi 180, setelah di oksigen turun 150," kata Dadi.
Setelah diberikan penanganan menurut Dadi, Ayi kembali sehat. 'Saturasi bagus, aman," tambahnya.
Pantauan detikJabar, hingga Pukul 11.00 WIB warga masih mengantri. Warga hanya dapat membeli 1 kemasan beras medium dari Bulog dengan ukuran 5 kilogram. Babinsa dan Bhabinkamtibmas terus berikan imbauan kepada warga agar bersabar mengantri dan tidak saling dorong.
Warga Terbantu
Salah satu warga Buahbatu, Ira mengatakan kegiatan pasar murah ini sangat membatu masyarakat apalagi di saat kondisi beras langka dan mahal. "Alhamdulillah kebantu, sekarang Rp 19-20 ribu di pasar, di sini Rp 53 ribu per lima kilogram," ujar Ira.
Ira bersyukur bisa mendapatkan beras dengan harga murah dan terjangkau. "Satu KTP, satu beras ukuran 5 kilogram," katanya.
Ira berharap harga beras di pasaran kembali normal, karena hal tersebut dapat meringankan bebannya. "Kalau gak ada kegiatan gini lagi harga berasnya diturunkan, kasihan masyarakat kecil, kalau gak ada beras (gimana) ini kan kebutuhan pokok. Biasanya beli paling mahal Rp 18 ribu, sekarang udah Rp 20 ribu," tuturnya.
Plt Kadisdagin Kota Bandung Ronny Ahmad Nurudin mengatkan, kegiatan ini digelar untuk menstabilkan harga beras di pasaran. "Tiap Minggu itu kan kita monitoring pasar tradisional dan swalayan dari tim kami melihat harga pokok dan sebagainya kita pantau, fluktuasinya kita monitor bagaimana kita mengantisipasi hal-hal hasil survei tadi (terjadi kenaikan), salah satunya kegiatan hari ini (pasar murah untuk antisipasi)," kata Ronny.
Baca juga: Heboh Ada 'Pasteur' di Italia! |
Ronny menyebut, kegiatan serupa akan terus digelar menjelang bulan Ramadhan. Bagi warga yang ingin membeli beras kemasan 5 kilogram diwajibkan menggunakan KTP Kota Bandung dan jatah setiap warga hanya satu kemasan.
"Nah, dari hal tersebut (kenaikan harga beras) kita melakukan beberapa kegiatan untuk Kota Bandung bukan hanya Disdagin termasuk ada dari DKPP ada gerakan pangan murah. Nanti kita bulan Ramadhan ada lagi, ini Tanggal 19 Februari sampai 1 Maret, yang sesi pertama Tanggap 19-23 Februari, berikutnya Tanggal 26 Februari sampai 1 Maret," pungkasnya.