Cara Guru di Sumedang Selamatkan Bibit Tidur Bunga Anggrek

Cara Guru di Sumedang Selamatkan Bibit Tidur Bunga Anggrek

Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Senin, 19 Feb 2024 07:00 WIB
Guru pertanian di Sumedang membuat penanaman anggrek dengan metode gantung
Guru pertanian di Sumedang membuat penanaman anggrek dengan metode gantung (Foto: Dian Nugraha Ramdani/detikJabar)
Sumedang -

Siapa tak kenal anggrek? Tanaman epifit itu banyak disukai karena ragam jenis bunganya indah dan ada yang wangi. Penantian yang lama hingga anggrek berbunga, kadang pula menjadi alasan orang memelihara anggrek.

Anggrek simbol keindahan, penantian, dan cinta. Legenda musik balada, Iwan Abdurrachman sampai menulis lagu berjudul "Anggrek Merah".

Di Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK PPN) Tanjungsari, Sumedang, anggrek menjadi komoditas tanaman hias yang dibudidayakan. Rumah Anggrek disediakan untuk membibitkan hingga menempatkan anggrek pada pot.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggrek diperbanyak melalui kultur jaringan tanaman. Metode pembibitan yang mengambil bagian terbaik dari tanaman induk, kemudian selnya diperbanyak. Nanti, benih-benih anggrek tumbuh di dalam botol hingga akhirnya bibit siap tanam dalam pot.

Bibit yang bagus adalah yang ketika masuk pot batang utamanya ajeg, tumbuh ke atas. Tapi, tidak semua benih seperti yang diharapkan. Ada juga benih yang terbaring.

ADVERTISEMENT

"Nah, bibit seperti yang tidur itu, diberdirikan pun ada yang tetap begitu. Kalau di pot terus, setelah besar akan kurang elok," kata Suhara, Guru Agribisnis, Pembibitan, dan Kultur Jaringan Tanaman SMK PPN Tanjungsari, kepada detikJabar belum lama ini.

Dihitung-hitung olehnya, setiap kali periode masa tanam anggrek, "bibit tidur" tak sedikit. Terbitlah ide untuk membuat anggrek gantung. Menurutnya, sudah ada yang membuat anggrek gantung, tapi di SMK PPN Tanjungsari, anggrek gantung bukan kesengajaan, melainkan cara menyelamatkan "bibit tidur" agar tetap bernilai jual.

Menggunakan Bahan-Bahan Tak Terpakai

Anggrek menempel pada media kayu, apalagi media yang punya rongga. Suhara membuat anggrek gantung dari jenis anggrek bulan, anggrek cattleya, grammatophyllum, panda, dan sejumlah jenis lainnya. Media yang dipakai adalah kayu tak terpakai.

Guru pertanian di Sumedang membuat penanaman anggrek dengan metode gantungGuru pertanian di Sumedang membuat penanaman anggrek dengan metode gantung Foto: Dian Nugraha Ramdani/detikJabar

"Misalnya ada pohon tumbang di sekitar sekolah ini, batangnya dipotong-potong dibuat media tempel anggrek," katanya.

Sebelum ditempeli anggrek, media kayu harus dibuat steril. Bisa dibiarkan empat hari di air sungai, atau dengan direndam air tawas dua hari, dan yang paling cepat dengan cara direbus selama satu jam sejak air mendidih.

Setelah kayu steril dari jamur yang dapat mengancam kesehatan anggrek, barulah benih ditempel. Benih direkatkan pada kayu dengan balutan sabut kelapa dan sedikit sobekan paranet. Benih lalu dipaku. Bagian atas kayu diberi pengait atau benang untuk menggantungnya di dinding.

Pada media gantung tersebut, bibit anggrek akan menempel dalam seminggu. Selain batang, akarnya akan terus tumbuh, keluar dari balutan sabut kelapa. Akar yang berjuluran menjadi seni tersendiri yang tak kalah indah dipandang.

Jadi Bahan Ajar Penghasil Uang

Anggrek gantung yang baru menempel pada media kecil dibanderol Rp 10-15 ribu per satuannya. Agribisnis tanaman hias itu jadi bahan ajar bagi siswa-siswi pertanian, meskipun sejauh ini, mata pelajaran pilihan. Semacam ekstrakurikuler anggrek.

Baru sejak tahun 2021 anggrek menjadi garapan serius di SMK PPN Tanjungsari. Mula-mula Suhara hanya memanfaatkan pagar sekolah untuk memajang anggrek, hingga kini dia mengelola screen (rumah kaca) khusus anggrek.

Guru pertanian di Sumedang membuat penanaman anggrek dengan metode gantungGuru pertanian di Sumedang membuat penanaman anggrek dengan metode gantung Foto: Dian Nugraha Ramdani/detikJabar

"(Ekstrakurikuler itu) namanya Teaching Factory, di dalamnya ada pelajaran mengenai jagung pipil, edamame, sayuran, dan di saya ini, anggrek," katanya.

Menurut Suhara, agribisnis anggrek belum terlalu banyak yang menyentuh. Padahal, peluangnya sangat besar jika sudah mengenal pasar.

"Ada permintaan benih anggrek dengan kuota 350.000 benih untuk tiga bulan ke depan, dan itu peluang besar bagi pegiat anggrek. Siswa-siswi di sini dikenalkan kepada peluang itu," kata Suhara.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads