Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Senin (12/2/2024). Mulai dari lansia tewas gegara banjir di Sumedang hingga Bey Machmudin merespon film Dirty Vote.
Berikut rangkuman Jabar hari ini:
1. Lansia Tewas dalam Bencana Banjir Sumedang
Banjir yang menerjang permukiman di Sumedang menimbulkan korban jiwa. Seorang lansia meninggal dunia di puskesmas setelah berhasil dievakuasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana diketahui,banjir menerjang permukiman warga di RW 07, Dusun Leuwi Awi, Desa Ujungjaya, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang pada Minggu (11/2/2024) malam. Salah satu korban meninggal dunia yakni Arum (70) yang sempat terjebak akibat rumahnya terendam banjir.
"Benar sekali memang ada satu orang yang meninggal atas nama ibu Arum, usianya sekitar 70 tahunan, di Puskesmas meninggalnya, memang beliau sudah sepuh," ungkap Dandim 0610/sumedang, Letkol Kav Christian Gordon Rambu kepada wartawan di lokasi.
Christian menyebut, ada sekitar 170 kepala keluarga yang terdampak berdasarkan data sementara yang tercatat.
"Tercatat juga ada tiga rumah yang rusak berat, rumah rusak berat itu di antaranya dua hanyut dan satu rusak dan sudah tidak bisa ditempati lagi," terangnya.
"Selanjutnya kami juga memonitor ada banyak sampah yang nyangkut di jembatan dan permukaan jalannya sudah terkelupas (akibat luapan sungai)," tuturnya menambahkan.
Tim gabungan dari BPBD Sumedang, TNI/Polri, Tagana dan unsur lainnya serta relawan hingga malam kemarin terjun untuk melakukan proses evakuasi.
Informasi dihimpun di lokasi, banjir terjadi pada sekitar pukul 18.00 WIB akibat meluapnya sungai Cipelang usai diguyur hujan deras dari sejak sore sekitar pukul 15.00 WIB.
2. Respon Bey Machmudin usai Disinggung di Film Dirty Vote
Film dokumenter berjudul 'Dirty Vote' sedang menjadi sorotan usai menceritakan dugaan kecurangan dalam Pemilu 2024. Pada salah satu segmennya, pakar hukum tata negara Feri Amsari menyinggung nama Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin dalam film tersebut.
Saat dikonfirmasi, Bey menegaskan dirinya tidak akan mengomentari secara gamblang adanya film Dirty Vote yang tayang perdana pada Minggu, 11 Februari 2024 pukul 11.00 WIB ini.
"Kami selaku ASN, TNI Polri tidak mungkin berkomentar karena kami netral," ucap Bey usai apel Pergeseran Pasukan dan Patroli Gabungan Terpadu Pengamanan Pemilu 2024 di depan Gedung Sate, Bandung, Senin (12/2/2024).
Namun Bey dengan tegas membantah jika dirinya berpihak dalam Pemilu 2024 dan penunjukan dirinya sebagai Pj Gubenur Jabar dilakukan karena adanya kepentingan untuk memihak atau memenangkan kubu tertentu.
"Terkait saya ada di situ memang betul saya dari Sekretariat Presiden, tapi saya netral sejak awal dan tidak pernah berpihak. Silahkan lihat teman-teman kapan saya berpihak, saya netral dari awal," tegas Bey.
"Saya netral dari awal, silahkan tunjukkan kalau saya tidak netral," pungkasnya.
Sebagai informasi, film dokumenter 'Dirty Vote' berisikan pernyataan dari 3 pakar hukum tata negara, yakni Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari. Mereka menjelaskan terkait dugaan kecurangan dalam Pemilu 2024.
3. Nyaris Tebas Leher Ibu Kandung Tukang Cilok Divonis 3 Tahun Penjara
Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Tasikmalaya telah menjatuhkan vonis terhadap Doni (33) tukang cilok di Tasikmalaya yang ancam ibu kandung pakai kapak. Doni dihukum 3 tahun penjara.
Warga Kampung Cipancar, Desa Cinunjang, Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya ini sebelumnya berurusan dengan polisi akibat ulahnya yang nyaris menyabet leher ibunya Een (64) dengan kapak. Beruntung Een terhindar dan luput dari maut.
Kasus bergulir hingga sampai di meja persidangan. Hakim lantas memberikan vonis kepada Doni. Dilansir dari laman resmi PN Tasikmalaya, vonis diberikan hakim pada Rabu (6/12/2023) lalu.
Vonis 3 tahun ini lebih ringan ketimbang tuntutan jaksa yang meminta Doni dihukum 4 tahun penjara. Persidangan yang dipimpin hakim ketua Arif Hadi Saputra itu menyatakan Doni melanggar pasal 2 UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951.
Perilaku beringas Doni terhadap ibu kandungnya sendiri itu terjadi pada Minggu (20/8/2023) lalu. Saat itu Een dan Doni sedang berada di rumah. Een kemudian beranjak ke dapur, niatnya hendak mengambil kue yang sebelumnya ada di meja. Tapi Een mendapati kue sudah tak ada.
"Kamana kue teh bade dituang teu aya (Kemana kue ya mau dimakan tidak ada)," kata Een bergumam.
Namun rupanya ucapan Een itu terdengar oleh Doni. Dia langsung sewot dan mengeluarkan kata makian, dia juga melontarkan ancaman akan menebas leher ibunya.
"Disabet sia teh beuheungna ku aing (ditebas leher kamu sama saya)," kata Doni setelah sebelumnya melontarkan kata-kata makian.
Saat itu Doni langsung mengambil sebilah kapak bergagang kayu dan hendak menerjang Een. Karuan Een ketakutan, tergopoh-gopoh perempuan Lansia ini berlari ke musala untuk menyelamatkan diri.
Doni yang sempat mengejar akhirnya berhenti setelah bertemu beberapa orang tetangganya. Namun mulutnya masih terus meracau dan memaki-maki, padahal dia sendiri yang telah melahap kue yang dibeli ibunya.
Setelah insiden itu Doni kemudian menghilang, sementara Een memberanikan diri pulang ke rumah. Polisi yang menerima informasi ini kemudian melakukan tindakan. Selang dua hari, polisi mengendus keberadaan Doni yang sedang melintas di depan Mapolsek Gunungtanjung. Dia langsung dicokok dan dijebloskan ke penjara.
Perilaku pria bertato di lengan itu, selama ini dianggap meresahkan. Selain pemarah dan galak kepada keluarganya sendiri, dia juga beberapa kali melakukan aksi pencurian. Namun karena nilai barang yang dicurinya tak terlalu signifikan, dia cukup diminta membuat surat pernyataan saja.
"Ya bukan meresahkan lagi, malah warga juga sampai membuat surat pernyataan, perilakunya membuat warga kesal," kata Kapolsek Gunungtanjung Iptu M Ikhsan.
4. WNA Asal Afghanistan Diringkus saat Transaksi Ganja di Puncak Cianjur
Warga negara asing (WNA) asal Afghanistan berinisial AH (34) harus berurusan dengan polisi. Dia ditangkap saat kedapatan bertransaksi narkoba jenis ganja.
Transaksi itu dilakukan AH di sebuah vila di kawasan Puncak, Kabupaten Cianjur tepatnya di Desa Ciloto Kecamatan Cipanas, Cianjur belum lama ini.
"Dia sedang bertransaksi dengan jumlah yang cukup banyak. Langsung kami amankan. Sayangnya bandar besar yang menjual ganja tersebut berhasil kabur saat akan ditangkap," ujar Kasat Narkoba Polres Cianjur AKP Septian Pratama kepada detikJabar, Senin (12/2/2024).
Saat transaksi itu, AH kedapatan membeli satu paket ganja. Barang haram itu pun ditemukan polisi saat proses penangkapan.
"Keterangan pelaku ganja itu untuk dikonsumsi sendiri, tapi kami masih dalami apakah ada indikasi dijual kembali atau tidak," kata dia.
WNA yang merupakan pengungsi itu kini sudah diamankan untuk dimintai keterangan. Polisi masih mendalami untuk mengembangkan kasus tersebut.
"Dalam pemeriksaan juga didampingi lembaga perlindungan pengungsi," kata dia.
AH sendiri bercerita alasannya mengkonsumsi ganja. Dia datang ke Indonesia 12 tahun lalu akibat konflik yang terjadi di negaranya. Kedatangannya ke Indonesia dengan tujuan mengungsi.
"Keseharian di Cisarua Bogor, sudah 12 tahun saya di Indonesia untuk mengungsi. Di sana kan konflik, kalau saya pulang khawatir dibunuh, jadi bertahan tinggal di sini," ungkap AH.
Sejak setahun terakhir, AH yang mulai depresi lantaran tidak punya pekerjaan tetap usai diberhentikan dari restoran pun akhirnya memutuskan mengkonsumsi narkoba jenis ganja.
"Kalau dulu kerja di restoran. Tapi berhenti karena pandemi. Kemudian saya kerja serabutan, terakhir jadi tukang parkir. Stres, akhirnya ada teman nawarkan pakai ganja. Kemudian jadi keterusan," kata dia.
"Biasanya beli kalau punya uang. Dan kemarin beli dalam jumlah banyak sekitar 20 gram, seharga Rp 800 ribu," tambahnya.
5. GT Kertajati Tol Cipali Lumpuh Terendam Banjir
Gerbang Tol (GT) Kertajati, yang merupakan salah satu akses Tol Cipali di wilayah Kabupaten Majalengka, terendam banjir. Akibatnya, akses jalan tidak bisa dilalui.
"Jalan tertutup (banjir). (Jalan bisa dilalui kendaraan?) Tidak bisa," kata Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Majalengka Rezza Permana kepada detikJabar, Senin (12/2/2024).
Rezza mengatakan, banjir disebabkan hujan deras pada Minggu (11/2) sore, terus mengguyur wilayah Kertajati dari pukul 15.00 WIB hingga 22.00 WIB. Hingga saat ini, air genangan air belum surut.
"Hujan dari jam 3 (sore) sampai jam 10 malam. Dari jam 10 malam (sudah terendam banjir)," ujar Rezza.
Rezza menyampaikan, genangan air yang merendam akses GT Kertajati itu diperkirakan mencapai 60 cm. "(Ketinggian air) kurang lebih 30-60 cm," ucap dia.
Hingga saat ini, BPBD masih bersiaga di lokasi. Pasalnya, surutnya air banjir belum bisa dipastikan.
"Kami juga masih bersiaga di lokasi untuk menanggulangi dampak banjir, karena hingga kini belum dapat diperkirakan kapan banjir akan mulai surut," kata Rezza Permana.
(bba/yum)