Gagahnya Hansip: Pemantau Serangan Udara yang Kini Jadi Penjaga Hajatan

Gagahnya Hansip: Pemantau Serangan Udara yang Kini Jadi Penjaga Hajatan

Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Sabtu, 10 Feb 2024 09:30 WIB
Hari Pertahanan Sipil diperingati setiap tanggal 19 April. Hari besar tersebut bertujuan untuk merayakan lahirnya satuan Pertahanan Sipil (Hansip) di Indonesia.
Ilustrasi hansip (Foto: detikcom)
Bandung -

Hansip atau Pertahanan Sipil adalah personel keamanan rakyat yang sering dijumpai di berbagai acara hajatan. Mulai dari hajatan pernikahan, hingga hajatan Pemilihan Umum (Pemilu).

Baju personel Hansip yang hijau dan seringnya berwarna lusuh, memberi ciri pembeda dari pakaian anggota militer, polisi, bahkan anggota organisasi para-militer.

Hansip juga punya topi kebesaran. Yakni, topi berwarna senada dengan pakaiannya, dengan logo bergambar bambu kuning runcing bersilang di depan pohon beringin. Di bawahnya ada tulisan Linmas yang berarti Perlindungan Masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebanyakan personel Hansip adalah orang-orang yang telah berumur, tak jarang berusia tua. Meski demikian, Hansip punya latar sejarah yang megah.

Hansip pada mulanya dibentuk untuk melindungi masyarakat dari serangan udara. Tugas Hansip adalah sebagai Tim Reaksi Cepat (Quick Response Team).

ADVERTISEMENT

Bin Linmas Koramil 22/Ayah dalam dokumen berjudul "Peran Linmas Dalam Masyarakat" yang dipublikasi situs argosari.kec-ayah.kebumenkab.go.id menjelaskan bahwa Hansip merupakan komponen penting dalam pertahanan negara.

Koramil 22/Ayah berada di Desa Demangsari, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

"Pertahanan Sipil atau yang kita kenal sebagai Hansip merupakan salah satu komponen pendukung dalam konsep pertahanan negara," tulis dokumen itu.

Sejarah Hansip

Zaman perang menjadi pemicu terbentuknya Hansip. Ketika serangan Jepang terjadi di Indonesia pada 1943, Belanda membentuk tim perlindungan dari serangan udara. Dalam bahasa Belanda dinamai Lucht Bescherming Dients (LBD).

"Hansip didirikan pada awalnya dengan nama LBD (Lucht Bescherming Dients) oleh Belanda, untuk menjadi tim reaksi cepat menginformasikan dan melindungi masyarakat dari serangan udara," tulis dokumen Bin Linmas Koramil 22/Ayah itu.

Foto dokumen pelatihan Hansip di Tasikmalaya beberapa hari sebelum kejadian G30S/PKIFoto dokumen pelatihan Hansip di Tasikmalaya beberapa hari sebelum kejadian G30S/PKI Foto: dok Uyung Aria

Studi Universitas Siliwangi yang dipublikasi pada laman repositori.unsil.ac.id menyebutkan Luch Bescherming Dients diatur oleh peraturan (Staats Ordonanitie) dalam Berita Negara (Staatblad) tahun 1939 No. 5814.

Sebagai Quick Response Team, LBD atau Hansip punya struktur organisasi yang jelas. Garis organisasinya tegas dari pusat sampai daerah.

Embrio Hansip

Studi Universitas Siliwangi menyebutkan bahwa pada masa perang di Indonesia, baik Belanda maupun Jepang sama-sama punya organisasi pertahanan yang basisnya adalah rakyat.

Jika Belanda di antaranya punya LBD, Jepang membentuk Pembela Tanah Air (Peta), Jawa Hokokai, atau organisasi wanita Fujinkai.

"Dalam sistem pertahanan Jepang organisasi pertahanan sipil disiapkan dalam susunan kelompok yang bernama Gumi yang tugasnya sama seperti LBD pada masa Belanda yang dibentuk untuk membuat pertahanan dan keamanan serta melindungi masyarakat dari gangguan musuh,"

"Tugasnya pun seperti penjagaan keamanan, pengumpulan dana, pengaturan distribusi pangan, dan lainnya. Maka dari itu pertahanan sipil yang dibentuk oleh Jepang menjadi embrio dari pembentukan Hansip,"

"Upaya Jepang dalam mengerahkan rakyat dalam pertahanan dan keamanan membawa manfaat dan lebih menguntungkan daripada saat pemerintahan Kolonial Belanda. Saat kubu Indonesia dan Jepang sudah berbeda kepentingan terjadi pemberontakan-pemberontakan yang dipelopori oleh organisasi Peta sehingga dapat dikatakan upaya yang dilakukan Jepang ini ibarat senjata makan tuan," tulis studi Unsil tersebut.

Dibina ABRI

LBD dengan segala perjalanan pembinaannya, diganti nama dengan Pertahanan Sipil (Hansip). Hansip dibina oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Keberadaan Hansip secara legal-formal juga semakin kuat dengan adanya payung hukum tentangnya. Yakni, keputusan Wakil Menteri Pertama Urusan Pertahanan/Keamanan nomor MI/A/72/62, tertanggal 19 April 1962 tentang Peraturan Pertahanan Sipil (Hansip).

"Hansip awalnya bergerak dalam kegiatan yang bersifat pertahanan dan keamanan," tulis dokumen itu.

Suasana kegiatan peningkatan kapasitas SDM anggota Satlinmas Kota Tasikmalaya.Suasana kegiatan peningkatan kapasitas SDM anggota Satlinmas Kota Tasikmalaya. Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar

Pada 1972, Panglima ABRI (Pangab) menyerahkan pembinaan Hansip kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri). dengan landasan Kepres nomor 55 tahun 1972. Ketika periode Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Kepres itu dicabut.

"(Hansip) berubah menjadi membantu dalam pengamanan lingkungan," tulis dokumen Koramil 22/Ayah.

Pada tahun 2002, Hansip berubah nama menjadi Perlindungan Masyarakat (Linmas) yang sejak tahun 2004 tidak lagi menerima pembinaan dari militer. Pembinaan Linmas diserahkan kepada pemerintah kabupaten/provinsi di bawah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads