Aksi Linmas Nana Duel Lawan Maling hingga Gerebek Perselingkuhan

Hansip Riwayatmu Kini

Aksi Linmas Nana Duel Lawan Maling hingga Gerebek Perselingkuhan

Deden Rahadian - detikJabar
Jumat, 09 Feb 2024 11:00 WIB
Nana (74) salah satu anggota Linmas asal Desa Salebu Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya
Nana (74) salah satu anggota Linmas asal Desa Salebu Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya (Foto: Deden Rahadian/detikJabar)
Tasikmalaya -

Satuan perlindungan masyarakat (linmas) atau disebut juga pertahanan sipil (Hansip) sudah sejak lama mengabdi untuk mengayomi masyarakat. Mereka tersebar dari tingkat RT hingga desa.

Mereka menjadi garis pertama dalam penanganan persoalan yang khas di masyarakat. Tak sedikit warga yang jadi anggota Linmas puluhan tahun. Bukan mengejar honor apalagi gengsi, tapi kecintaan terhadap lingkungan kampung halaman mendorong warga jadi anggota linmas.

Nana (74) salah satu anggota Linmas asal Desa Salebu Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Kakek bercucu banyak ini sudah menjadi anggota Linmas sejak tahun 1969. Pengabdianya dengan seragam hijau sudah dilakukan 45 tahun lamanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Abah mah jadi hansip anu ayeuna Linmas ti tahun 69, sok aya 40 tahun leuwih. Bangga abah mah jadi Linmas sabab linmas nulung kasasama ka masyarakat anu butuh. Angkatan abah di Desa Salebu ukur tinggal duaan deui jeung baturan abah mang Maman ieu. (Abah jadi Hansip yang sekarang Linmas sejak tahun 1969, ada 40 tahun lebih. Bangga abahm karena linmas dibutuhkan masyarakat menolong sesama. Angkatan abah jadi linmas tinggal dua lagi sama temen abah mang Maman)," kata Nana, Petugas Linmas Desa Salebu kepada detikjabar di halaman Kantor Bupati Tasikmalaya, Rabu (7/2/24).

Nana (74) salah satu anggota Linmas asal Desa Salebu Kecamatan Mangunreja, Kabupaten TasikmalayaNana (74) salah satu anggota Linmas asal Desa Salebu Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya Foto: Deden Rahadian/detikJabar

Nana bercerita sudah mengenyam manis pahit asam garam jadi anggota linmas. Berbagai persoalan kemasyarakatan sudah dihadapi dan diselesaikannya.

ADVERTISEMENT

Namun dari sekian banyak masalah, Nana mengingat sering memergoki aksi pencurian malam hari. Tak hanya pencurian buah-buahan di ladang, ia juga menggerebek aksi pencurian ayam hingga pencurian ternak di kandang.

Bahkan, ia beberapa kali kerap beradu jotos dengan para kriminal. Namun, ia sayangkan pelaku kejahatan itu masih berada satu desa dengannya.

"Wah loba caritamah. Newak maling puluhan mereun, anu maling bubuahan, hayam ku abah ditewak. Sok kadang gelut hela, samemeh manehna nyerah. Pan tahun 70an mah can aya Polres di Mangunreja da anyar. Kuabah sok dibawa ka Polsek Singaparna. (Wah banyak Cerita mah. Tangkap pencuri puluhan kali. Maling buah maling ayam sama abah ditangkap. Sok kadang berkelahi sebelum pelaku menyerah. Tahun 70-an belum ada Polres Di Mangunreja jadi dibawa ke polsek Singaparna," kata Nana.

Bukan persoalan mudah menangkap maling. Nana harus berlaga bak detektif. Jika laporan warga masuk terkait pencurian buah-buahan. Maka Nana akan mengintai lokasi kebun sampai semalam suntuk. Pelaku biasanya mencuri saat mendekati subuh.

Pun saat warga laporan maling ayam. Dia kerap bergadang demi memergoki aksi pencurian. Bermodalkan kentongan bambu dam lampu senter, Nana keliling kampung.

Jika dirasa membahayakan keselamatan dirinya, maka Nana akan memukul kentongan sekencang-kencangnya saat memergoki maling dan mengejarnya.

"Jadi lamun aya laporan kalengitan boh buah boh hayam, abahmah tara daek mondok. Sakalian nguriling lembur. Diintip, pas ngala buahna ditewak giwing ka kantor Polisi. (Jadi kalau ada laporan kehilangan buah atau ayam abah gak bisa tidur. Sekalian keliling kampung. Diintip pas ambil buahnya ditangkap dibawa ke Polsek)," kata Nana.

Menggerebek Perselingkuhan

Cerita lucunya, Nana pernah menggerebek perselingkuhan dengan janda. Satu sisi masih warganya, di sisi lain masyarakat diresahkan. Bagi Nana harus bersikap tegas dan menyelesaikan kasus tersebut di desa.

"Ngagerebek anu beger oge pernah. Karagok anu begerna pan salembur tapi abah kudu dines, bawa kades. Dah lama pisan. (Menggerebek yang selingkuh pernah juga. Kurang enak sebab yang selingkuh masih sekampung tapi abah harus tegas dibawa ke desa. Dah lama banget)," kata Nana.

Tak hanya ungkap kejahatan, Nana sebagai Linmas sering bantu warga sakit. Bahkan di tahun 75 yang alat transportasi belum banyak. Dia kerap menggendong orang sakit menuju Puskesmas Tinewati.

"Lah nu geringmah loba diakod ku abah. Ka Puskesmas Tinewati. Pan haritamah can aya rumah sakit. (Yang sakit banyak digendong sama abah sampai Puskesmas Tinewari satunya waktu itu gak ada Rumah Sakit," kata Nana.

Bekerja Sebagai Petani

Di tengah cerita Heroik Nana, tersimpan ironis nasib Linmas alias hansip di Daerah. Mereka tidak pernah dapat honor, kehidupan sehari hari digantungkan pada pekerjaan jadi petani.

"Boro-boro honor, baheula mah aya 30 rebu tilu bulan sakali. Ayuena mah ampun gusti. (Boro boro honor dulu mah ada 30 ribu, tiga bulan sekarang mah ampun," Kata Nana.

Nana (74) salah satu anggota Linmas asal Desa Salebu Kecamatan Mangunreja, Kabupaten TasikmalayaNana (74) salah satu anggota Linmas asal Desa Salebu Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya Foto: Deden Rahadian/detikJabar

Sementara itu Pemkab Tasikmalaya sangat membutuhkan peran Linmas. Kehadiranya sangat bermanfaat bagi masyarakat. Pemkab Tasikmalaya pun baru bisa memberikan hak dasar yakni berupa jaminan kesehatan bagi para linmas.

"Alhamdulillah dari Pemda atas inisiasi Bupati paling tidak kebutuhan dasar, paling tidak jaminan kesehatan kami berikan, ada 14 ribu beserta istri," kata Agies Soetisna, Kepala Bidang SDA Linmas pada detikjabar di Kantor Bupati Tasikmalaya, Rabu (7/2/24).

(yum/yum)


Hide Ads