Cianjur memperpanjang status darurat sampah selama sepekan ke depan. Tempat pembuangan yang overload, memaksa wilayah dengan julukan Kota Santri ini menetapkan status darurat sampah tersebut.
Sebetulnya, Cianjur sedang menyiapkan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) di Desa Mekarsari, Kecamatan Cikalong. Namun sayangnya, akses jalan ke sana belum rampung akibat akibat intensitas hujan yang tinggi.
Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, awalnya pembangunan jalan masuk ke TPAS di Desa Mekarsari ditargetkan rampung dalam waktu 2 pekan. Dengan begitu, sampah tidak lagi dibuang ke TPAS Pasirsembung yang sudah dijadikan Ruang Terbuka Hijau dan overload.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Targetnya dua pekan selesai, sampah mulai dibuang ke sana. Sambil penataan TPST berjalan," ucap Herman, Rabu (2/1/2024).
Namun ternyata, pembangunan jalan menuju TPPAS di Desa Mekarsari terkendala hujan deras yang setiap hari mengguyur Cianjur. Akibatnya konstruksi tanah menjadi lebih lembek dan sulit untuk dipadatkan.
"Terkendalanya kondisi tanah yang diguyur hujan setiap hari. Makanya memakan waktu sedikit lebih lama. Akibatnya sampah belum bisa dibuang ke sana, masih dimaksimalkan di lahan tersisa di TPAS Pasirsembung," ungkapnya.
Herman mengatakan status darurat sampah tersebut diperpanjang hingga sepekan ke depan. "Kita perpanjang sepekan. Kalau masih belum tuntas maka diperpanjang sekali lagi. Tapi kami upayakan secepatnya tuntas," kata dia.
Dia menyebut selama masa darurat tersebut, Pemkab juga berencana membeli dumbtruck. Pasalnya akses menuju TPAS Mekarsari cukup ekstrem dengan kondisi jalan menanjak. "Kalau pakai armada yang ada akan sulit, makanya sudah diusulkan beli beberapa dumbtruck," ucap dia.
Herman berharap pasca status darurat tersebut, pengelolaan sampah di Cianjur bisa lebih maksimal. "Kami berharap peran serta masyarakat juga dalam memilah sampah, supaya tidak semua dibuang ke TPAS. Yang masih bisa dimanfaatkan silakan didaur ulang," ungkapnya.
(ral/sud)