Kronologi Video Porno Muncul di Layar Zoom Deklarasi Pemilu Beradab ITB

Kronologi Video Porno Muncul di Layar Zoom Deklarasi Pemilu Beradab ITB

Wisma Putra - detikJabar
Senin, 05 Feb 2024 21:18 WIB
Pria video porno aksi onani saat Zoom Meeting Deklarasi Komunitas Guru Besar dan Dosen ITB Peduli Demokrasi Berintegritas: Mencegah Kemunduran Demokras
Video porno muncul saat zoom meeting Deklarasi Komunitas Guru Besar dan Dosen ITB Peduli Demokrasi Berintegritas: Mencegah Kemunduran Demokrasi (Foto: Wisma Putra/detikJabar).
Bandung -

Sivitas akademika ITB menggelar deklarasi terkait Pemilu 2024 di Gedung Sabuga, Kota Bandung, Senin (5/2/2024). Namun, acara deklarasi itu sedikit tercoreng usai kemunculan video porno di layar zoom meeting.

Kegiatan deklarasi itu digelar secara hybrid. Sejumlah guru besar dan dosen ITB ikut serta dalam acara deklarasi tersebut.

Awalnya acara deklarasi itu berlangsung seperti biasa. Sekitar 30 peserta yang hadir secara langsung duduk rapih di kursi yang disediakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, kegiatan ini juga digelar secara daring. Pihak panitia mengkalim jika peserta yang hadir secara online jumlahnya ratusan yang terdiri dari sivitas akademika ITB.

Sekitar pukul 16.48 WIB peserta yang hadir langsung maupun daring mengikuti rangkaian acara deklarasi. Mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama.

ADVERTISEMENT

Usai menyanyikan Lagu Indonesia Raya, salah satu Guru Besar ITB Prof Yazid Bindar membuka acara. Setelah itu, Guru Besar lainnya Prof Yasraf Amir menyampaikan pandangan akademika dari ITB terkait Pemilu 2024.

Sebelum kegiatan deklarasi dimulai, salah satu peserta membacakan puisi. Pembacaan posisi yang dilakukan pria bertopi hitam itu dilakukan tidak lama atau kurang dari 5 menit.

Kemudian para pesera naik pangung untuk membacakan 9 poin akademika ITB terkait pelaksanaan Pemilu 2024. Berikut isinya:

1. Mendukung pilpres yang jujur, adil, dan damai, serta menjunjung hak asasi setiap pemilih.

2. Mendukung pemimpin sebagai negarawan serta menjadi teladan dalam menegakkan aturan hukum dan etika publik untuk membangun demokrasi yang berkualitas.

3.Mendukung pemimpin dan pihak pihak yang terlibat untuk mencapai tujuan mewujudkan negara republik Indonesia sebagai negara hukum, yang menjunjung tinggi asas-asas ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.

4.Mendukung pemimpin dan pihak pihak yang terlibat untuk menjunjung sikap netral dan non-partisan dalam proses demokrasi, yang berada di atas semua kelompok dan golongan.

5. Mendorong para.pernimpjin bangsa untuk berperan sebagai penengah dalam masyarakat yang terpolarisasi saat ini, dengan mengayomi semua kelompok dan golongan yang berbeda, untuk menghindari keterbelahan masyarakat yang mengancam kesatuan bangsa.

6. Mendorong pemimpin dan pihak-pihak yang terlibat untuk mendahulukan kepentingan negara-bangsa yang lebih besar di atas kepentingan kelompok dalam setiap tindakannya, dengan semangat kebersamaan, kerja sama, dilandasi asas keadilan dan inklusivitas.

7. Mendorong pemimpin dan pihak pihak yang terlibat menjalankan sikap adil dan berpihak kepada semua dalam proses demokrasi, dengan memberikan fasilitas dan perlakuan yang sama bagi setiap kontestan pilpres, untuk menjaga pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

8.Mendorong pemimpin dan pihak-pihak yang terlibat untuk ' mendahulukan pembangunan fondasi kepemimpinan bangsa yang kuat secara terstruktur dan sistematis untuk mempersiapkan pemimpin masa depan, yang memiliki integritas, rasa keadilan, prestasi, serta kinerja tinggi, untuk membawa kepada kemajuan bangsa.

9. Mendorong pemimpin meningkatkan kualitas institusi pendidikan dan sumberdayanya dengan memanfaatkan kekayaan sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan dengan prioritas menggunakan sumberdaya dan teknologi dalam negeri.

Usai pembacaan sikap, para peserta kembali duduk di kursinya masing-masing. Saat peserta turun, tiba-tiba layar yang digunakan peserta daring menjadi perhatian, khususnya para jurnalis yang melihat ke arah layar tersebut.

Salah satu peserta di layar itu menampilkan video porno. Video itu terekam belasan detik, meski tampilan itu membuat gaduh awak media, peserta deklarasi sepertinya tidak menyadari jika aksi senonoh itu muncul di layar.

Namun, setelah para peserta duduk kembali di kursinya tampilan layar itu langsung mendadak hilang atau lenyap seketika.

Wartawan yang hadir melakukan doorstop dengan panitia kegiatan deklarasi ini. Guru Besar ITB Prof Daryono mengatakan, deklarasi ini digelar sebagai bentuk kepedulian terhadap demokrasi Indonesia saat ini dan yang akan datang.

Guru besar lainnya, Prof Yazid Bindar menyebut, deklarasi ini dilakukan melihat kondisi demokrasi Indonesia saat ini. Disingung apakah deklarasi ini ditujukan untuk Presiden Joko Widodo yang dinilai tidak netral dalam Pilpres ini, Yazid enggan singung soal itu.

Yazid tegaskan, soal demokrasi pihaknya melihat dari sisi teori dan deklarasi ini berbeda dengan deklarasi yang digelar perguruan tinggi lainnya.

Sedangkan Prof Yasraf Amir mengatakan, pemilu yang digelar sebentar lagi harus menjadi pemilu yang berkeadaban. Pemilu tidak dilakukan dengan cara tidak beradab, misal curang, licik, tidak jujur, menipu dan sebagainya.

Awak media mencoba melakukan klarifikasi kepada pihak panitia terkait video porno yang tampil di layar peserta zoom meeting. Dalam kejadian ini, panitia mengaku lengah dalam pengawasan. Belum diketahui pelaku dalam kejadian ini.

"Ya mungkin itu kelengahan dari kami, jadi kami juga mohon maaf kepada para pemirsa kalau hal ini terjadi," kata Guru Besar ITB Prof Daryono.

Daryono sampaikan permohonan maaf dengan adanya kejadian ini dan kejadian ini menjadi bahan evaluasinya ke depan. "Kami akan diskusikan dengan teman-teman yang mendeklarasikan pada sore hari ini," pungkasnya.

(wip/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads