Andi Sukmara, warga Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi menceritakan saat terakhir bersama Siti Rohmah sebelum akhirnya dilaporkan hilang.
Melalui sambungan telepon, Andi menceritakan saat Siti bersamanya, sejak sepekan sebelum hilang. Ia paham posisinya terdesak karena mendapat tudingan seolah-olah menjadi dalang di balik hilangnya Siti.
"Minggu (14/1) sebelumnya sempat datang (seminggu sebelum kejadian hilang) dia ke sini, rutinitas kita itu biasa masak ngaliwet, biasa kita ngobrol dia sering curhat mengenai situasi keluarganya. Kalau saya sekadar pendengar setia, mungkin bagi dia enak bisa curhat dengan saya," kata Andi mengawali ceritanya, Rabu (31/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selepas itu, sepekan kemudian Siti kembali datang. Mereka sempat terlibat percakapan melalui aplikasi perpesanan. Siti mengungkap keinginannya untuk menyantap seblak kepada Andi. Sampai akhirnya gadis itu tiba sekitar pukul 11.00 WIB pada Minggu (21/1/2024).
"Datang sekitar jam 11.00 WIB-an, tidak lama dia datang azan Dzuhur, sebelum datang ke sini sudah chatan pengen nyeblak. Karena biasanya saya masak nasi, ngeliwet bakar ikan apa yang dia mau saja. Kemarin itu pengen nyeblak, saya enggak biasa bikin seblak, bikin aja kata saya, paling dibantu. kalau masak, nasi atau apa saya yang masak," tutur Andi.
Saat itu, Andi melihat gelagat tidak biasa dari sang kekasih, mata Siti seolah tidak lepas dari telepon selulernya. Setiap saat ia selalu mengecekl ponselnya.
"Yang aneh dia sering fokus ke handphone, nggak biasanya ketika datang ke saya ngecek-ngecek handphone terus. Istilah saya nggak terlalu ini, dia fokus ke HP terus pas masak bikin seblak dia ngecek handphone," ujar Andi.
"Saat itu mungkin kehabisan kuota saya hotspot tuh, terus dari kita ini sudah beres masak kita makan sambil mengobrol, sempat metis (makan rujak) dulu kan ada pohonnya," sambung pria yang hoby bertanam buah-buahan ini.
Selepas Ashar, Siti kemudian bercerita. Ia ingin menggadaikan motornya karena terdesak kebutuhan ibunya sakit dan harus menjalani perawatan medis. Siti ingin menggadaikan motornya sebesar Rp 8,5 juta.
"Habis Ashar, dia baru cerita katanya a, mau gadai motor, katanya butuh uang, kata saya berapa, agak gede kata dia, saya tanya berapa dia jawab Rp 8,5 juta. Niilai itu buat saya kan besar saya tanya lagi buat apa, dia bilang buat operasi si mamah kata si neng (panggilan Andi ke Siti) itu komplikasi," kata Andi menirukan ucapan kekasihnya.
Andi saat itu sempat berpikir, memang dengan komplikasi membutuhkan biaya besar. Andi juga sempt menanyakan soal BPJS karena Siti bekerja di salah satu perusahaan. Namun itu ditepis Siti dan menyebut uang itu untuk jaga-jaga.
"Saya itu mikir sebentar, tapi ya sudah, langsung ambil uang, itu yang saya heran, berasa kena hipnotis. Saudara saya pinjam uang jarang saya langsung kasih. Saat itu saya kasih, ke siti Rp 8,5 juta dibuatkan kwitansi," ungkap Andi.
Andi menyebut ada saksi saat itu yang datang melihat, dia adalah tetangganya. Namun tetangganya itu tidak lama hanya sekitar 10 menit karena mungkin menurut Andi merasa riskan, karena saat itu dia bersama kekasihnya.
"Nah sebelum bikin kwitansi ada teman yang ke sini, ada saksi waktu itu. Mungkin karena (kami sedang) berdua dia kagok lalu pulang. Kata tetangga itu dia melihat memang ada BPKB dan STNK sudah keluar dia enggak lama, ngobrolin buah anggur 10 menitan mungkin canggung karena (kami sedang) berdua," tuturnya.
Saat itu, Andi membuatkan kwitnsi dengan kekasihnya. Uang kemudian diberikan, namun kekasihnya itun kembali merajuk meminta uang lagi dengan cara tukar saldo. Saat itu Siti bertanya apakah Andi memiliki pegangan uang.
"Saya jawab ada buat sehari-hari, jajan dan betulin motor. karena motor sudah pesan-pesan (keperluan) memperbaiki motor. Ada saya bilang buat pegangan, ini mah tukeran saldo kata dia. Dia minta Rp 2,2 juta, saya ambil lagi pas dikirimkan agak delay, karena belum masuk uangnya," imbuh Andi.
Andi sempat menawarkan untuk mengantarkan Siti pulang karena sudah sore, karena motornya sudah dititip di rumahnya. Namun Siti menolak karena menurutnya ada yang akan menjemputnya.
"Atuh kata saya biar saya antar saja, biar saya bisa tahu (kondisi sang ibu). Kata dia enggak usah merepotkan. Saat itu saya mendoakan ibunya lekas sehat, tidak lama ada yang datang menjemput. Posisi saat itu sudah gelap dan agak gerimis," kata Andi.
Andi mengaku riskan, karena tidak biasa menerima tamu bahkan seorang perempuan hingga hari gelap. Karena biasanya Siti paling lama pulang jam 16.00 WIB, dari rumahnya. Namun hari itu, Siti pulang sore sekali.
"Saat ada yang jemput itu, saya nengok ke bawah, saya suruh ke atas menawarkan untuk naik dulu namun si neng langsung lari ke bawah, tipayun (duluan) ya," ujar Andi menceritakan saat itu posisi dia dan Siti berada di lantai atas.
Andi mengaku tidak melihat secara jelas ciri-ciri perempuan yang menjemput kekasihnya, selain kondisi gelap, pandangan juga terhalang paranet yang biasa dia gunakan bertanam buah-buahan. Ia hanya melihat jenis motor, dan sepintas wajah tertutup masker dari sosok yang menjemput Siti.
"Ciri-ciri enggak merhatiin jelas, selewat posisi saya di atas, pinggir rumah ada paranet, jadi enggak jelas. Karena pas waktu itu pakai masker dan helm yang bukan full face, motornya seingat saya putih metik, saya kurang memerhatikan jelas, kalau kata saya itu beat, putih metik," tutur Andi.
"Kalau perawakan si ceeknya juga waktu itu enggak terlalu fokus cuma manggil suruh ke atas, si neng ke bawah itu. Habis mereka berangkat mau salat magrib, saya langsung mandi ke dalam, motor saja masih di luar saat itu," imbuhnya menambahkan.
Andi saat itu tidak ada pikiran aneh, sampai kemudiandia mendapat kabar kekasihnya itu hilang dan pihak keluarga mendatangi rumahnya. Momen terakhir dia ke kekasihnya itu adalah saat ia mencoba mengirimkan pesan yang kemudian tidak terjawab.
"Enggak ada cuma begini, habis gade besoknya saya cek saya nanya, kumaha kondisinya maksudnya bertanya kondisi mamahnya saya nanya takutnya itu saya kapapaitan kata orang sunda. Soalnya enggak ada kabar, ada perasaan enggak enak mengenai motor, saya ucapin, felling saya itu," pungkasnya.
(sya/mso)