Lesunya Bisnis Produk Bayi di Korea Selatan

Kabar Internasional

Lesunya Bisnis Produk Bayi di Korea Selatan

Tim detikHealth - detikJabar
Minggu, 28 Jan 2024 04:30 WIB
Hong Kong diterpa kabar banyak warganya yang ogah mempunyai anak. Hal tersebut menyusul kabar serupa di Jepang dan Korea Selatan.
Ilustrasi anak (Foto: Li Zhihua/China News Service/VCG via Getty Images)
Jakarta -

Sejumlah perusahaan yang berfokus pada produksi produk bayi di Korea Selatan gulung tikar gegara lesunya pembelian. Faktor utama yaitu menurunnya populasi dan angka kelahiran gegara banyak warga Korsel yang ogah melahirkan dan membesarkan anak.

Dilansir detikHealth, banyak perusahaan kini beralih ke produksi kebutuhan lansia dibandingkan harus meneruskan bisnis produk bayi.

Salah satunya yakni perusahaan Paldo, yang sebelumnya sempat memproduksi mie cup untuk anak-anak dengan karakter animasi populer Pororo, bernama Pororo Spagetti. Bulan lalu, mereka menyetop produksi produk mie tersebut yang sudah berjalan sejak 2014. Kini, mereka hanya berfokus pada produksi produk mie lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, pada 2022, LG Houshold and Healthcare (LG H&H) menghentikan produksi susu bubuk dan makanan bayi di bawah label Babience, yang diluncurkan pada 2012. Perusahaan tersebut menyebut, angka kelahiran yang terus menurun di Korea adalah alasan terbesar di balik pengurangan tersebut. Kini, mereka hanya berfokus pada produk perawatan kulit dan pelembut kain.

Lebih lagi, Namyang Dairy Products mengurangi produksi susu bubuknya sebesar 60 persen dibandingkan 2012. Pasalnya mereka menyebut, penurunan permintaan terhadap produk bayi kini menurun drastis.

ADVERTISEMENT

"Menurunnya permintaan susu bubuk, makanan ringan dan produk makanan tambahan lainnya untuk bayi telah menempatkan perusahaan produk susu di negara ini dalam posisi yang sulit," kata pihak tersebut dikutip dari The Korea Times, Senin (15/1/2024).

"Kami menyadari bahwa untuk mempertahankan bisnis kami, kami harus melakukan diversifikasi produk lebih lanjut untuk beralih dari pasar yang menyusut," sambungnya.

Dikutip dari The Korea Herald, mengacu pada skenario sentralnya, total populasi Korea yang saat ini berjumlah sekitar 51,7 juta jiwa, akan turun menjadi 51,3 juta jiwa pada 2030. Berlanjut pada 2072, populasi di Korea Selatan hanya akan tersisa sebanyak 36,2 juta jiwa.

Terdapat prediksi, jumlah bayi yang dilahirkan perempuan di Korea Selatan akan terus menurun hingga 2025. Saat itu, tingkat kesuburan diperkirakan akan mencapai 0,65. Mengingat sebelumnya pada 2022, Korea Selatan mencatat angka kesuburan terendah di dunia dengan angka 0,78.

Artikel ini telah tayang di detikHealth. Baca selengkapnya di sini.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads