Puluhan orang itu merupakan penumpang truk yang terguling di Jalan Raya Saguling, Kampung Saleos, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Para korban merupakan warga Kampung Nagrog, Desa Citalem, Kecamatan Cipongkor, KBB, yang baru saja melaksanakan ziarah dari wilayah Kabupaten Cianjur.
Dewi, terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara ramai jeritan dan tangis di depan rumahnya. Ia melongok keluar rumah, sementara sang suami sudah terlebih dahulu berada di antara para korban.
"Saya itu kagetnya dengan suara menjerit terus ada yang nangis. Saya lihat keluar, itu orang-orang sudah tergeletak di jalan, ternyata ada suami saya sudah bantu para korban," kata Dewi saat ditemui di lokasi kejadian, Jumat (26/1/2024).
Para korban yang terdiri dari orang dewasa hingga balita berlumuran darah yang mengucur dari kepala. Mereka menjerit minta tolong hingga membuat Dewi yang saat itu masih mengantuk, seketika sadar sepenuhnya.
"Mereka minta tolong ke saya, minta air buat basuh darah. Soalnya memang di muka itu darah semua, ada anak kecil sekitar 3 tahunan mungkin usianya, itu sampai nggak nangis, tapi kosong tatapannya," ujar Dewi.
Dewi dengan sigap membantu para korban sebisanya. Ia hanya bisa memberikan air bersih dan air minum agar para korban bisa lebih tenang sedikit.
"Ya saya tolong, sebagai sesama manusia saya bantu sebisanya. Saya kasih air bersih buat mereka cuci darah sama luka, terus kasih minum. Suami saya bantu korban yang terjepit," kata Dewi.
Aep Dayeng (45), warga setempat menjadi orang pertama yang menolong korban kecelakaan tersebut. Ia melihat korban tergeletak di jalan dengan kondisi penuh luka.
"Saya fokus membantu korban, jadi nggak tahu ada yang meninggal atau nggak waktu itu. Awalnya itu membantu yang terjepit ban mobil, saya sama warga yang lewat ngedongkrak biar korban bisa keluar," kata Aep.
Rata-rata korban mengalami luka di bagian kepala serta beberapa orang patah di bagian kaki dan tangan. Ia langsung lapor polisi, tak berselang lama polisi datang ke lokasi kejadian.
"Jadi saya juga langsung telepon polisi, kemudian datang dengan ambulan. Korban waktu itu dibawa ke RSUD Cililin dulu. Setelah itu nggak tahu lagi bagaimana. Saya juga nggak sempat ngobrol sama sopir, ya pokoknya fokus evakuasi," kata Aep.
Akibat kecelakaan tunggal tersebut, lima orang tewas, sepuluh orang luka berat, dan lima belas orang luka ringan. Korban luka saat ini masih mendapatkan perawatan di beberapa rumah sakit, seperti RSHS, RS Cahya Kawaluyan, serta klinik Assyidha, Cipatat (mso/mso)