Walhi Sebut Visi-Misi 3 Cawapres soal Lingkungan Hanya Gimik

Walhi Sebut Visi-Misi 3 Cawapres soal Lingkungan Hanya Gimik

Rifat Alhamidi - detikJabar
Senin, 22 Jan 2024 17:30 WIB
Debat keempat Pilpres 2024 selesai digelar. Debat cawapres ini pun diakhiri dengan pasangan capres-cawapres saling bersalaman.
Pasangan Capres-Cawapres Salam-salaman Usai Debat Keempat. Foto: Pradita Utama
Bandung -

Walhi Jawa Barat turut menyoroti hasil debat 3 Calon Wakil Presiden (Cawapres) Pilpres 2024. Dalam debat ke-4 tersebut, KPU diketahui mengusung 6 penataan tema yang terdiri dari pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, sumber daya alam dan energi, pangan, agrarian, masyarakat adat hingga soal desa.

Dalam paparannya, Manajer Divisi Advokasi dan Kampanye Walhi Jabar Haerudin Inas mengatakan ketiga cawapres hanya menyampai gimik saat bicara tentang kelestarian lingkungan. Sebab menurutnya, banyak proyek strategis nasional (PSN) mulai dari PLTU hingga PLTS (pembangkit listrik tenaga sampah), khususnya di Jawa Barat, cenderung berdampak terhadap kerusakan alam.

"Dari hasil bacaan kita terhadap visi misi yang disampaikan dan yang terlontar dari proses debat kemarin, kami melihat di konteks Jawa Barat, terutama Jabar menjadi tempat proyek strategis nasional, mulai yang itu bentuknya PLTU sampai PLTS, kami memberikan catatan kritis untuk para paslon ini berani tidak menghentikan PSN yang sudah ada di Jawa Barat," katanya, Senin (22/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena kalau itu tidak berani dihentikan oleh siapa pun yang menang dalam 5 tahun ke depan, maka problem lingkungan hidup di Jabar itu hanya jadi janji soal ekologis yang tidak akan berubah. Walhi Jabar melihat tidak banyak paslon membahas soal menghentikan misalnya tambang batu bara. Kalau pun ada yang menyebutkan tutup saja izin tambangnya, itu nampaknya hanya gimmick saja," tuturnya.

Poin ini disampaikan Walhi Jabar karena banyak proyek pembangkit listrik di Tanah Pasundan malah diberi izin operasi secara bebas. Walhi mengkritik kebijakan itu karena telah menimbulkan krisis lingkungan, sementara di sisi pemerintah, PSN tersebut bisa mendatangkan pendapatan untuk pembiayaan pemerintah pusat dan daerah.

ADVERTISEMENT

"Kalau kita lihat dari pola kebijakannya, tambang di Jabar itu juga berkontribusi terhadap PAD atau pendapatan di APBN. Artinya ketika dia mau bilang tutup, apa konsep yang mau ditawarkan dari penutupan itu. Nampanya itu hanya gimmick saja ketika simpel menjawab soal tutup (izin pertambangan)," tegasnya.

Kemudian, Walhi Jabar juga menyoroti gagasan 3 cawapres saat debat yang menawarkan tentang energi baru dan terbarukan (EBT). Ternyata, dari hasil catatan Walhi, EBT yang dimaksud ketiganya itu adalah tentang proyek geothermal atau tenaga listrik pembangkit panas bumi (PLTP).

Proyek geothermal jadi catatan kritis Walhi karena sudah terdapat 39 titik eksploitasi di berbagai kawasan hutan di Jawa Barat. Menurut Inas, jumlah tersebut telah menyumbang 20 persen lokasi proyek PLTP di seluruh Indonesia.

"Catatan kami misalkan, posisi yang sering lihat dan kami kunjungi ketika assessment, geothermal itu dibangun di dua kategori hutan yaitu hutan lindung dan hutan konservasi. Ketika proyek ini digarap, status kedua hutan itu akan diturunkan supaya bisa melakukan eksploitasi. Karena yang perlu diingat, eksploitasi geothermal ini memakan area hutan yang luas dan bisa berpuluh-puluh hektar," paparnya.

Khusus geothermal sendiri, Walhi menyoroti potensi ancaman besar jika proyek itu keukeuh digarap pemerintah. Mulai dari krisis air untuk masyarakat sekitarnya, hingga persoalan bencana ekologi yang bisa saja datang menerjang karena kawasan hutan yang tidak mampu lagi menjadi wilayah resapan.

"Itu beberapa catatan kritis kami di Jawa Barat. Melihat semua pasangan cawapres ini sepertinya itu hanya gimmick di dalam debat kemarin, karena secara kebijakan itu nampaknya juga tidak akan berani," pungkasnya.

(ral/sud)


Hide Ads