Ancaman Tempat-tempat di Amerika Jadi Kota Hantu

Kabar Internasional

Ancaman Tempat-tempat di Amerika Jadi Kota Hantu

Tim detikInet - detikJabar
Selasa, 23 Jan 2024 17:30 WIB
Perubahan warna langit saat senja memang mempesona banyak mata. Campuran warna-warni saat senja semakin terlihat indah di kota-kota ini.
Ilustrasi (Foto: Dok)
Jakarta -

Sebuah penelitian mengungkap kondisi dunia di masa depan. Kota-kota besar di Amerika Serikat akan mengalami penurunan populasi.

Kondisi ini disebutkan akan terjadi pada tahun 2100 atau pada akhir abad ini. Dilansir dari detikInet, 30 ribu kota di AS akan mengalami penurunan populasi antara 12% hingga 23%.

Analisis studi itu menyebut bila kota-kota masa depan cenderung akan menyerupai komunitas yang terpecah, menipis atau meluas. Bahkan disebut bila kota-kota ini akan menjadi kota hantu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Implikasi dari penurunan populasi secara besar-besaran ini akan membawa tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang mungkin menyebabkan gangguan pada layanan dasar seperti transportasi umum, air bersih, listrik dan akses internet seiring dengan menyusutnya kota dan bertambahnya populasi," peneliti memperingatkan, seperti dikutip dari Science Alert.

Bak seperti di film-film Hollywood, kota-kota akan seperti kota mati. Sebab, penurunan populasi ini bisa menyebabkan beberapa fasilitas terbengkalai.

ADVERTISEMENT

Studi ini mulanya dilakukan seorang mahasiswa pascasarjana di bidang teknik sipil University of Illinois di Chicago. Dia dibantu oleh Lauryn Spearing dan Sybil Derrible.

Studi yang dilakukan meliputi tantangan-tantangan transportasi yang dihadapi kota-kota di dunia yang mungkin dihadapi termasuk oleh negara bagian, Illinois. Kondisi itu terjadi ketika populasinya berubah seiring berjalannya waktu.

Mereka penasaran dengan penelitian itu. Hingga akhirnya analisis diperluas dengan mencakup seluruh 50 negara bagian.

Mereka mendasari pada tren populasi dari data sensus AS tiga periode waktu selama 20 tahun dan dua kumpulan data yang menggabungkan lima skenario iklim masa depan.

Tak hanya kota-kota besar di Amerika saja. Mereka juga mendefinisikan kota seperti yang didefinisikan Biro Sensus AS yakni kumpulan orang di tempat-tempat biasa.

"Sebagian besar penelitian berfokus pada kota-kota besar, namun hal itu tidak memberikan perkiraan mengenai skala masalahnya," kata Sutradhar.

Hasil dari penelitian itu mengungkap 43 persen kota-kota di AS kehilangan penduduk. Angka ini akan meningkat seiring berjalannya waktu. Dari model skenario iklim, hingga 64 persen kota bisa mengalami penurunan populasi pada 2100.

Penelitian menyebutkan wilayah Timur Laut dan Barat Tengah kemungkinan akan menjadi kota yang jumlah penduduknya paling sedikit. Texas dan Utah diproyeksikan mengalami kehilangan populasi di tahun 2100.

Namun prakiraan tren populasi tak ada yang pasti. Analisisnya tidak mengeksplorasi faktor ekonomi atau sosial.

Hal ini juga tidak termasuk migrasi di Amerika, ketika perubahan iklim telah memaksa populasi untuk pindah karena tempat-tempat menjadi kurang layak huni, dengan cuaca panas yang ekstrem atau banjir yang berulang kali terjadi.

"Terlepas dari kompleksitas tersebut, yang pasti adalah bahwa diperlukan perubahan budaya yang penting dalam komunitas perencanaan dan rekayasa, jauh dari perencanaan konvensional yang berbasis pertumbuhan, untuk mengakomodasi perubahan demografis yang dramatis," para peneliti menyimpulkan.

Secara global, jumlah penduduk berusia di bawah 5 tahun bisa melebihi dua dibanding satu di akhir abad ini. Bahkan diperkirakan 183 dari 195 negara yang diakui akan mengalami kemunduran populasi.

Namun setiap kota akan mempunyai arah yang berbeda-beda. Mereka akan mampu menghadapi perubahan iklim dan populasinya masing-masing, sehingga diperlukan perencanaan lokal.

Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini

(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads