Rasa Syukur dan Semangat Juang Abah Tuban Berjualan Apem

Rasa Syukur dan Semangat Juang Abah Tuban Berjualan Apem

Tim berbuatbaik.id - detikJabar
Jumat, 19 Jan 2024 16:49 WIB
Abah Tuban mencari nafkah dengan berjualan kue apem keliling
Abah Tuban penjual kue apem. (Foto: berbuatbaik.id)
Sukabumi -

Abah Tuban namanya. Pria renta berusia 97 tahun ini masih gigih berjualan kue apem keliling.

Dia berdomisili di Desa Sukamanah, Kecamatan Cimanggu, Sukabumi. Kala usia senja, Abah Tuban masih terus banting tulang walau badannya ringkih dan jalan tertatih-tatih.

Kue seharga Rp 1.000 yang dijual Abah Tuban itu hasil olahan tangan sang istri, Irah. Mereka hanya mampu membuat 150-200 kue apem per minggu. Hal ini karena sebenarnya mereka sudah tidak sanggup melakukan pekerjaan berat ini. Namun, suka duka itu mereka lalui bersama demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan penuh ketabahan dan rasa syukur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abah Tuban mencari nafkah dengan berjualan kue apem kelilingAbah Tuban mencari nafkah dengan berjualan kue apem keliling. (Foto: berbuatbaik.id)

"Tetap tidak cukup buat sehari-hari. Jadi mau enggak mau tetap jualan saja," ujar Irah, beberapa waktu lalu, sebagaimana dikutip detikJabar dari berbuatbaik.id, Jumat (19/1/2024).

"Gak, harus dengan keridaan jadi enggak lelah. Kalau dengan kesenangan hati, juga sambil nyanyi, jadi tidak lelah", tutur Abah Tuban melengkapi.

ADVERTISEMENT

Sekadar diketahui, Abah Tuban memiliki delapan orang anak dan 26 cucu. Mereka semua sudah berkeluarga dan tinggal terpisah. Mereka juga sudah menyuruh orang tuanya itu berhenti bekerja.

Namun, Abah Tuban dan istrinya menolak itu dan memilih untuk tetap berjualan kue apem karena rasa kasih dan sayang mereka kepada anak cucunya dan tak mau menjadi beban.

"Anak-anak udah punya kewajibannya sendiri, juga udah punya cucu. Cucu buyut saya udah 26," kata Abah.

Abah TubanKue apem yang diolah oleh istri Abah Tuban (Foto: berbuatbaik.id)

Selain memiliki rasa syukur dan semangat juang yang tinggi, Abah Tuban juga memiliki hati bak malaikat. Sikap mulianya itu timbul dari sikap ikhlas dan kedermawanannya tatkala ia membagikan sisa dagangannya yang tidak laku. Kue-kue apem itu ia bagian secara cuma-cuma kepada siapa saja yang ia temui saat pulang. Ia menganggap hal tersebut sebagai ladang pahala dan amal yang ia dapatkan untuk dirinya.

"Kalau jualan tidak habis, sering saya bagikan sisanya. Saya bagikan ke siapa aja yang dekat pas saya pulang naek angkot," ujar Abah Tuban.

"Kalau kue sisa 30, biasanya ada yang ngasih 50 ribu rupiah. Jadi, udah ada gantinya dan saya ga ngerasa susah. Tuhan udah memberi rezeki. Biar sisa jualan masih banyak, uang segitu udah cukup," lanjutnya.

Abah Tuban dan istrinya juga tidak menuntut hidup yang berlebih. Tinggal berdua di rumah yang sangat sederhana dan dengan keterbatasan yang selalu dilandasi rasa syukur sudah cukup membuat mereka hidup bahagia. Prinsip yang dipegang oleh Abah Tuban juga dapat dijadikan contoh dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

"Saya gak pengen beli motor, sawah, gak. Cuma pengen bisa menuhin kebutuhan rumah sehari-hari aja cukup," kata abah.

"Kalau sendiri masih sanggup, saya akan terus bekerja," ucap Abah Tuban dengan yakin.

Abah TubanAbah Tuban (Foto: berbuatbaik.id)

Kisah Abah Tuban dapat dijadikan secercah inspirasi dalam menjalani hidup ini. Derap langkah dan tiap tetes keringat yang kita lalui harus selalu dibarengi dengan rasa syukur.

Mari #sahabatbaik bantu ringankan beban Abah Tuban dan istrinya serta memberinya semangat dengan Donasi di berbuatbaik.id.

Donasi kamu 100% tersalurkan ke penerima tanpa potongan sedikit pun. Jangan khawatir! Buat kamu yang sudah berdonasi juga akan mendapatkan notifikasi yang berisi info terkini mengenai penerima donasi yang telah kamu bantu.

Yuk, jangan tunda niat baikmu dan menebar kebaikan dari sekarang juga!

(bbp/bbn)


Hide Ads