Bangunan Rusak Imbas Gempa, Siswa SD di Sumedang Belajar di Tenda Terpal

Bangunan Rusak Imbas Gempa, Siswa SD di Sumedang Belajar di Tenda Terpal

Nur Azis - detikJabar
Rabu, 17 Jan 2024 19:30 WIB
Siswa SDN Sudapati Sumedang belajar di tenda terpal.
Siswa SDN Sudapati Sumedang belajar di tenda terpal. Foto: Nur Azis/detikJabar
Sumedang -

Dampak gempa Sumedang masih dirasakan hingga kini. Seperti yang dirasakan anak-anak SDN Sudapati, Desa Pajagan, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang.

Mereka terpaksa belajar di halaman sekolah dengan bernaungkan tenda terpal. Pasalnya, ruangan kelasnya mengalami retakan akibat gempa. Bahkan ada salah satu tembok ruangan yang ambruk.

Kondisi gedung yang memang telah lama belum tersentuh anggaran perbaikan sekolah, ditambah terkena dampak gempa menjadikannya kian mengancam keselamatan siswa. Dari lima ruang belajar yang ada, empat di antaranya tidak bisa digunakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu guru SDN SUdapati Teti Darwati mengungkapkan gempa yang terjadi belum lama ini telah berdampak terhadap beberapa ruangan kelas. Kondisi itu diperparah lantaran bangunan sekolah yang memang sudah lama belum tersentuh anggaran perbaikan sekolah.

"Ruang kelas yang terdampak ini sudah 17 tahun tidak mendapatkan rehab, ditambah kemarin ada gempa dan pas kita cek saat masuk sekolah ternyata ditemukan ada retakan, dan retakan baru. Jadi bukan retakan lama, tapi retakan baru," paparnya kepada wartawan di lokasi, Rabu (17/1/2024).

ADVERTISEMENT

Teti menuturkan retakan akibat gempa yang menimpa ruang kelas tersebut terus bertambah parah setiap harinya. Bahkan, ada salah satu tembok ruangan yang ambruk.

"Retakannya terus bercabang kiri kanan, kemudian temboknya berjatuhan dan akhirnya ambruk," terangnya.

Kegiatan belajar mengajar pun terpaksa dilaksanakan di halaman sekolah dengan bernaungkan tenda terpal mulai hari ini. Hal itu lantaran kondisi bangunan telah mengancam keselamatan siswa.

"Awalnya belajar di selasar (teras), tapi karena kondisi bangunannya tidak dapat diprediksi dan takut juga (ambruk) jadi terpaksa lebih memilih belajar di tenda," ungkapnya.

"Bantuan terpal datang dari AMS (Angkatan Muda Siliwangi) karena mungkin ada yang melihat status (Whatsapp) kita," ucapnya menambahkan.

Teti menyebut dari sebanyak 68 siswa yang ada, siswa dari kelas 3, kelas 4 dan kelas 6 di antaranya terpaksa belajar bernaungkan tenda terpal.

"Dari lima ruang kelas, ada empat ruang kelas yang tidak dapat difungsikan dan kelas 5 belajar di ruang UKS," ujarnya.

Para guru berharap Pemda Kabupaten Sumedang dapat segera melakukan perbaikan sekolah agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan kondusif.

"Para guru berharap pemerintah bisa segera menindak lanjuti agar ruangan kelas bisa difungsikan kembali," ucapnya.

"Pengajuan untuk perbaikan telah kami ajukan," ujarnya menambahkan.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads