The Cycle Breaker Hadirkan Perjalanan Sebuah Keluarga Lewat Karya Seni

The Cycle Breaker Hadirkan Perjalanan Sebuah Keluarga Lewat Karya Seni

Mentari Nurmalia - detikJabar
Senin, 15 Jan 2024 19:45 WIB
Pameran The Cycle Breaker.
Pameran The Cycle Breaker. (Foto: Mentari Nurmalia/detikJabar)
Bandung -

Setiap keluarga memiliki perjalanan hidup yang berbeda-beda. Tentunya ada banyak proses kehidupan yang sudah dilalui, dan semuanya tidak akan sama satu sama lain. Untuk merangkum bagaimana dia dan keluarganya melalui perjalanan kehidupan, Fitria Rubiana menggelar sebuah pameran bertajuk The Cycle Breaker bersama kedua anaknya yaitu Binar Falisha dan Razan Mazaya, serta sang ayah Kiki Soelaeman.

Pameran ini bisa dihadiri oleh umum mulai 14 sampai 20 Januari 2024 yang berlokasi di Sanggar Olah Seni, Jalan Siliwangi No.7 Babakan Siliwangi, Bandung. Ruang pameran bisa diakses mulai pukul 10:00 sampai 16:00 WIB.

The Cycle Breaker sendiri hadir sebagai persembahan dalam seni yang menawarkan refleksi tentang keunikan sebuah pengalaman. Pameran ini merupakan bentuk rasa syukur atas talenta yang diberikan Tuhan, bukanlah sebagai pembuktian, melainkan evolusi yang dijalani untuk selalu berjalan dalam kesadaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami mengajak yang singgah berkontemplasi ke dalam diri masing-masing. Mengamati pola berkeluarga, menyadari kesalahan, berdamai dengan masa lalu demi masa depan dan kehidupan yang lebih baik," kata Fitria Rubiana.

Melibatkan kedua anaknya dalam pameran ini tentu menjadi tantangan sendiri bagi wanita yang akrab disapa Bubup ini. Tapi, ia ingin orang-orang bisa melihat karya dari anak-anaknya dan membuat mereka dikenal.

ADVERTISEMENT

"Saya sekeluarga ini mengalami sesuatu hal. Ada suatu kejadian yang membuat saya kena anxiety disorder. Banyak yang terjadi di dalam rumah. Kenapa akhirnya saya jadi ikut serta? Karena kebetulan saat sedang ngobrol dengan tim untuk membuat pameran ini, tiba tiba tercetus sebuah ide untuk membuat sebuah benteng atas apa yang terjadi di keluarga kami yang mudah-mudahan bisa menginspirasi orang lain untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik," ungkapnya.

Bagi Bubup harus mengungkapkan apa yang terjadi pada dirinya dan keluarganya bukanlah hal mudah. Sebab, pada akhirnya di harus membicarakan sesuatu di antara keluarga sendiri.

"Rasanya itu lebih sulit dibandingkan berbicara dengan terapis. Saya hadir di pameran ini mencoba menuangkan apa yang saya rasakan dan mengajak anak-anak saya yang sebelumnya kesulitan mengungkapkan emosi itu dengan mencoba menyampaikannya lewat sebuah karya," jelasnya.

Karya-karya dari dirinya, Binar, Razan, dan sang ayah juga memiliki bentuk yang berbeda-beda. Fitria Rubiana memilih untuk menampilkan karya-karyanya dalam bentuk puisi, sedangkan anak-anaknya dalam bentuk animasi. Sementara itu, sang ayah menghadirkan karya-karyanya dalam bentuk lukisan.

Fitria Rubiana mengaku senang karena akhirnya ada hal-hal yang bisa diceritakan lewat karya seni, ketika melalui komunikasi biasa tidak berhasil. Menurutnya, ada perasaan berbeda ketika harus menceritakan sesuatu lewat sebuah puisi yang dia bacakan, dan membuat ilustrasi tepat seperti yang apa dirinya rasakan pula.

Sementara itu, Axel Ridzky selaku kurator pameran The Cycle Breaker mengungkapkan jika ini adalah pertama kalinya dia turut serta dalam penyelenggaraan pameran yang isi senimannya merupakan satu keluarga.

"Hal ini jadi pengalaman menarik buatku dan banyak dapat pembelajaran juga. Ketika orang-orang mengalami dinamika keluarga, ternyata di situ ada bakat dan talenta. Ketika dinamika itu menjadi hal sulit dan traumatis, tapi ternyata di situ juga ada bakat yang bisa digali. Kepekaan satu keluarga untuk bisa menggali bakat itu lah yang kemudian menjadikannya hal yang luar biasa," terang Axel.

Axel menambahkan jika dirinya membutuhkan proses kurasi dalam kurun waktu 2 bulan. Menurutnya, Bubup dan keluarganya merupakan keluarga yang sangat produktif. Keempatnya mampu saling mengisi satu sama lain dengan karyanya masing-masing.

"Puisinya Bubup itu banyak banget, karyanya Binar juga. Dan untuk saya cukup sulit memilih mana yang bisa di-highlight untuk pameran ini. Pas lihat karyanya Razan juga. Keluarga ini tuh berkomunikasi dengan karya-karya itu. Semuanya punya benang merah antara karya satu orang dengan yang lainnya. Untuk kemudian membuat karya keempat artisnya jadi utuh," bebernya.

Buat detikers yang belum memiliki agenda dan ingin melihat bagaimana karya-karya yang ditampilkan di pameran The Cycle Breaker, sempatkan waktu untuk mendatanginya ya!




(tya/tey)


Hide Ads