Badan Geologi mengungkap sejumlah faktor penyebab longsor di kawasan wisata dan sumber mata air Cipondok, Kabupaten Subang yang menimbulkan dua korban jiwa.
Dalam penjelasannya, Badan Geologi menyebut sebelum longsor terjadi, muncul bidang gelincir rotasi yang berkembang jadi aliran bahan rombakan. Bidang ini tercipta karena kandungan air pada alur anak sungai.
"Longsoran tersebut membentuk gawir tapal kuda/melengkung serta morfologi tapal kuda melengkung masih nampak pada area persawahan atau bagian atas mahkota longsoran yang menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan daerah longsoran lama," ucap Plt Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid, Jumat (12/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, faktor lain penyebab longsor juga disampaikan oleh Wafid. Menurutnya fakto morfologi berupa cekungan mempengaruhi air yang banyak terakumulasi di lokasi yang masuk kategori rawan longsor.
"Kedua adalah litologi dimana terdapat kontak litologi bagian atas merupa tufa produk dari gunung api dan bagian bawah merupakan breksi dan lahar yang berasal dari gunung api tua. Yang ketiga sudah muncul retakan-retakan sebelumnya di area atas sekitar mahkota longsor," ujarnya.
Selain itu, curah hujan tinggi di Subang saat sebelum kejadian ditengarai juga jadi faktor penyebabnya. Dia mengungkapkan, hujan yang turun tergolong hujan dengan intensitas lebat sehingga membuat pergerakan tanah dan mengakibatkan longsor.
"Longsor dipicu oleh curah hujan yang tinggi. Berdasarkan rilis dari BMKG curah hujan di Pos ARG Subang mencapai 17.6 mm/jam (16.50 - 17.50 WIB) dan tergolong hujan lebat," tutup Wafid.
Sebelumnya, longsor terjadi di kawasan wisata dan sumber mata air Cipondok pada Minggu (7/1/2024) sekira pukul 17.45 WIB. Longsor sendiri terjadi usai curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Subang.
Kepala Pelaksana BPBD Subang Udin Jazudin menyebut, ada dua warga yang dilaporkan meninggal dunia akibat longsor yang terjadi. "Ada korban jiwa, dua orang meninggal dunia, lain luka-luka," ujar Udin.
![]() |
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meninjau langsung lokasi bencana longsor di Cipondok, Senin (8/1/2024). Dari hasil peninjauan, sebanyak 49 warga masih bertahan di pengungsian. Para warga masih takut akan terjadinya longsor susulan.
"Kami mencatat yang masih mengungsi saat ini ada 49 orang. Saya sampaikan semuanya pemerintah Kabupaten Subang, TNI, Polri telah menangani pengungsian yang sangat baik, makanan dan kebutuhan pengungsi lainnya telah disiapkan, insyaallah semuanya bisa terjaga," ujar Bey.
Bey mengaku Jawa Barat punya potensi tinggi terjadi bencana di musim penghujan. Karena itu, dia meminta masyarakat untuk tetap waspad akan segala potensi bencana yang mengintai kapan saja.
"Kita sekarang sedang mengalami cuaca buruk, jadi hindari alam terbuka jadi itu sangat berbahaya carilah tempat seaman mungkin. Kami turut berbela sungkawa terkait dengan dua korban yang meninggal dunia akibat bencana longsor yang terjadi di Kabupaten Subang ini," katanya.
(bba/yum)