Curhat Pedagang soal Mandor-Pekerja Proyek Retensi Margahayu Sisakan Utang

Kota Bandung

Curhat Pedagang soal Mandor-Pekerja Proyek Retensi Margahayu Sisakan Utang

Wisma Putra - detikJabar
Kamis, 11 Jan 2024 18:21 WIB
Kolam retensi Margahayu Bandung.
Kolam retensi Margahayu Bandung (Foto: Istimewa).
Bandung -

Proyek pembangunan kolam retensi yang berada di Komplek Margahayu Raya, Kota Bandung, Jawa Barat menyisakan masalah. Para pekerja hingga mandor meninggalkan utang kepada sejumlah pedagang yang ada di sekitar lokasi proyek.

Informasi ini awalnya viral di media sosial (medsos) dan dibagikan Akun @infomrraya. Dalam unggahannya, akun tersebut menyebarkan sepucuk surat berisikan rincian utang dari pedagang yang ditandatangani RT/RW setempat dan ditujukan kepada Kepala BUPK Kota Bandung.

"Ditengah persiapan menuju peresmian Kolam Retensi Margahayu Raya, beberapa pedagang di sekitaran area pembangunan tersebut mengeluhkan adanya utang para pekerja kepada para penjual yang totalnya mencapai Rp 5.136.000," tulis caption akun tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurut informasi yang didapat, para penjual sudah membuat surat dan melaporkan kejadian tersebut kepada RT RW setempat per tanggal 13 Desember 2023, namun sampai saat ini belum ada titik terang kapan utang tersebut akan dilunasi oleh para pekerja tersebut," tambah informasi instagram tersebut.

Dalam kejadian ini, detikJabar berhasil mewawancarai salah satu pedagang bernama Dedi Kusnadi (52) melalui anaknya Adi Ramdani (28). Adi menyebut, informasi yang disebarkan Instagram @infomrraya benar.

ADVERTISEMENT

Adi mengatakan, proyek kolam retensi itu sudah rampung dan tinggal menunggu diresmikan. Namun sayang, proyek itu menyisakan masalah bagi pedagang, dalam kejadian ini yakni masalah utang.

Menururt Adi tidak ada yang tangungjawab dari pekerja hingga pihak kontraktor, sekalipun mandor. "Justru mandornya kabur," kata Adi kepada detikJabar, Kamis (11/1/2023).

Adi mengungkapkan, kerugian yang dialami ayah dan ibunya yang berjualan es kelapa, rokok dan makanan mencapai Rp 3 juta lebih.

"Mandor Rp 2,5 juta dan pekerja hampir sekitar Rp 1 juta," ungkapnya.

Adi menyebut, uang yang dipinjam mandor dari ibunya informasinya untuk digunakan membayar pekerja. Sementara utang pekerja, digunakan untuk membeli es kelapa, rokok dan makan.

"Buat bayar pekerja (uang yang dipinjam), ternyata sama mandor nggak dibayarkan, mandor kabur, pekerjanya juga kabur (pekerja diduga melimpahkan utang tersebut ke mandor)," jelasnya.

Dengan ada kejadian ini, Adi berharap jika Pj Wali Kota Bandung turun tangan dan membantu keluarganya. Selain itu, kerugian tak hanya dialami oleh ibu dan ayahnya, melainkan oleh pedagang lainnya.

"Harapannya menjadi perhatian Pak Wali Kota," harapnya.

Dikonfirmasi terpisah, Camat Buahbatu Edi Juhendi mengatakan, pihaknya baru tahu kejadian itu dari media sosial. Menurutnya, proyek kolam retensi itu ada di bawah Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSABM) Kota Bandung.

"Kemarin saya ke sana, tapi ngga ada keluhan. Baru tahu tadi dari IG Info Margahayu. Proyeknya punya DSABM," ujar Camat Buahbatu Edi Juhendi dihubungi via sambungan telepon.

detikJabar sudah mencoba mengkonfirmasi kejadian ini kepada Kepala DSABM Kota Bandubg Didi Riswandi via pesan singkat dan sambungan telepon namun belum ada tanggapan.

(wip/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads