Pengeluaran per bulan warga Pangandaran membeli rokok lebih tinggi dibandingkan beras atau kebutuhan lainnya dalam dua tahun terakhir. Konsumsi rokok warga Pangandaran bisa lebih dari Rp 100 ribuan per bulan.
Memgutip dari Badan Pusat Statistik (BPS) Ciamis 2023 yang berjudul Kabupaten Pangandaran dalam angka 2023, pengeluaran per kapita (Rupiah) warga Pangandaran selama 2 tahun terakhir rentang 2021-2022 untuk rokok lebih besar dengan pengeluaran untuk daging, telur, susu dan buah-buahan.
Pada tahun 2022, pengeluaran per kapita konsumsi rokok per bulan mencapai Rp 117.001. Sementara itu, pengeluaran untuk membeli daging Rp 37.603, telur dan susu Rp 25.282 serta buah-buahan Rp 29.203. Sementara itu, untuk padi-padian menghabiskan Rp 80.526.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengeluaran untuk rokok ini terbesar kedua. Urutan pertamanya adalah pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi, yakni Rp 199.247.
Sementara itu, pada 2021, pengeluaran per kapita dalam sebulannya paling tinggi untuk membeli makanan dan minuman jadi, yakni sebesar Rp 192.374. Kemudian, tertinggi kedua adalah untuk rokok, yakni Rp 102.919. Sementara itu, untuk pengeluaran membeli padi-padian Rp 80.965, daging Rp 31.406, sayuran Rp 54.309, dan buah-buahan Rp 26.918.
BPS juga mencatat pengeluaran perkapita sebulan untuk makanan lebih besar daripada bukan makanan dengan presentasi untuk makanan 58% dan bukan makanan 42%.
Rata-rata pengeluaran per kapita untuk makanan dalam sebulan tahun 2021 sebesar Rp 648.636, pada 2022 sebesar Rp 689.78. Sementara untuk pengeluaran non makanan tahun 2021 sebesar Rp 531.095, dan tahun 2022 sebesar Rp 507.252.
Pengeluaran perkapita untuk rokok lebih tinggi daripada membeli sembako dan kebutuhan makanan menarik keprihatinan Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata. Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan sangat prihatin melihat pengeluaran warga Pangandaran untuk beli rokok lebih tinggi dibandingkan beras.
"Yah turut prihatin, saya juga takut penerima PKH (Program Keluarga Harapan) dibelikan rokok juga, tidak untuk sembako," kata Jeje kepada detikJabar saat ditemui di Pendopo Bupati Pangandaran, belum lama ini.
Ia mengatakan tentu hal ini menjadi perhatian Pemkab Pangandaran agar masyarakat tidak ketergantungan merokok. "Kalau kita bagaimana mengurangi ketergantungan merokok yang harus kita lakukan. Susah juga sih," katanya.
Menurutnya, saat ini pun banyak warga kelas menengah ke bawah tapi mengonsumsi rokok yang mewah. "Banyak kalangan menengah ke bawah rokoknya hampir menyentuh Rp 40-50 ribu," ucapnya.
Bupati Jeje juga mengingatkan agar warga Pangandaran dapat mengatur pengeluaran uang sebagaimana mestinya. "Ya pentingkan dulu kebutuhan pokok, sembako. Tentu kondisi ini menjadi perhatian kami dalam bidang ketahanan pangan di Pangandaran," katanya.
(sud/sud)