Lima bangunan kelas di Sekolah Dasar (SD) Negeri Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya nyaris ambruk. Kerusakan bangunan di bagian konstruksi atap dan plafon itu mengancam keselamatan ratusan pelajar saat kegiatan belajar mengajar (KBM).
Pantauan detikJabar, Senin (8/1/2024) siswa-siswi SD tersebut harus belajar di ruang kelas yang dipenuhi tiang bambu penyangga. Tiang penyangga itu dipasang sebagai solusi darurat agar plafon tidak ambruk.
Setidaknya ada 6 ruangan yang mengalami kerusakan bangunan, yaitu kelas 6A, 6B, 5A, 5B, 4B dan ruangan kepala sekolah. Kondisi terparah terjadi di ruang kelas 6. Atap plafon sudah bolong-bolong, kemudian konstruksi kayunya tampak sudah melengkung dan rapuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya tentu saja kami khawatir apalagi sekarang sudah masuk musim penghujan. Tidak tenang, takut ketika anak-anak belajar plafon ambruk. Bisa saja karena hujan atau ada gempa," kata Kepala SDN Sukamulya Tini Wartini.
Tini mengaku sudah menekankan agar semua guru selalu siaga dan waspada. Salah satunya adalah dengan membiarkan akses keluar di dekat ruangan itu selalu terbuka. "Semua guru sudah diimbau untuk selalu siaga, gerbang yang dekat kelas 6 juga saya katakan tidak boleh dikunci, itu untuk jalur evakuasi kalau terjadi apa-apa," papar Tini.
Opsi mengungsi atau memindahkan tempat belajar menurut Tini tidak memungkinkan. Keberadaan madrasah relatif jauh, kemudian akan mengubah jam belajar karena harus menyesuaikan dengan kekosongan waktu belajar di madrasah. "Kalau mengungsi berabe, ada madrasah jauh. Jadi akhirnya ditopang saja dulu pakai bambu," kata Tini.
Tini mengatakan kondisi itu sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Selama itu pula, kerusakan bangunan di 6 ruangan itu tak bisa diperbaiki. Dia menjelaskan 2 lokal yang merupakan ruang kelas 6A dan 6B merupakan hasil pembangunan pada tahun 2008. Sementara 4 lokal lainnya dibangun tahun 2004.
"Memang bangunan lama, kami sudah berulang kali mengusulkan renovasi, tapi mungkin belum dapat direalisasikan. Kalau proposal sudah banyak kami ajukan," kata Tini.
Tini berharap di tahun 2024 ini kerusakan bangunan sekolah dengan 438 siswa itu bisa segera diperbaiki. "Harapan saya bisa diperbaiki secepatnya, di awal tahun 2024 ini. Biar kami bisa tenang belajar," kata Tini.
Salah seorang orang tua siswa mengaku heran dengan kondisi bangunan sekolah anaknya yang dibiarkan rusak bertahun-tahun dan luput dari perhatian pemerintah. "Aneh, seperti bukan di kota, hari gini masih ada bangunan SD rusak. Tolonglah Pemkot Tasik ini diperhatikan, kasihan anak-anak, bagaimana mau fokus belajar, kalau kondisinya begini," katanya.
(sud/sud)