Seorang warga Kampung Binahurip, RT 04/RW 09, Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terperosok ke dalam lubang septictank di rumah mereka.
Peristiwa itu terjadi pada Minggu (7/1) sekitar pukul 18.30 WIB. Warga tersebut yakni Suryati (54). Nahas akibat kejadian tersebut Suryati dilaporkan meninggal dunia.
Kapolsek Lembang, Kompol Hadi Mulyana mengatakan peristiwa itu bermula saat korban Suryati sedang memasak di dapur, tiba-tiba lantai dapur yang dibawahnya merupakan lubang septictank ambles.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pukul 18.30 WIB, korban sedang memasak. Kemudian lantai dapur yang dipijaknya ambles, sehingga korban (Suryati) terperosok ke dalam septictank," kata Hadi saat dihubungi detikJabar, Minggu (7/1/2024).
Hadi mengatakan kedalaman lubang septictank itu sekitar enam meter. Suryati yang terperosok ke dalam lubang berisi tinja, berusaha ditolong oleh menantunya M Fajar (22).
"Kemudian menantunya ini berusaha menolong korban, dia masuk ke dalam (septictank) menggunakan tangga dan mengikat korban dengan tali untuk ditarik ke atas," kata Hadi.
Namun upaya pertolongan oleh pihak keluarga itu tak membuahkan hasil. Sampai akhirnya warga yang datang ke lokasi kejadian, melaporkan peristiwa itu ke pihak kepolisian dan petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Poswil Lembang.
"Laporan diterima sekitar pukul 19.30 WIB, jadi tidak langsung saat kejadian terperosok. Kami berkoordinasi dengan damkar dan relawan datang ke lokasi, kemudian melakukan evakuasi korban dan menantunya yang ada di dalam lubang juga," ujar Hadi.
Korban Suryati akhirnya berhasil diangkat ke permukaan pada pukul 20.30 WIB. Ia kemudian dilarikan ke Puskesmas Jayagiri untuk memastikan kondisinya.
"Setelah dilakukan pemeriksaan oleh pihak Puskesmas Jayagiri, bahwa korban (Suryati) dinyatakan meninggal dunia dan korban M Fajar mengalami luka ringan," kata Hadi.
Sementara itu, relawan kebencanaan Lembang, Dedang Kurnia mengatakan kesulitan yang dihadapi saat proses evakuasi korban yakni diameter lubang septictank yang lumayan kecil.
"Diameternya lumayan kecil, kemudian lubangnya cukup dalam. Ditambah maaf, postur korban cukup besar sehingga harus berhati-hati. Selain dengan peralatan yang biasa kami gunakan, kami juga menggunakan 2 kain sarung untuk mengangkat korban," kata Dedang.
Saat hendak dievakuasi, korban dalam posisi berdiri dengan tubuh terendam tinja dengan ketinggian hampir menyentuh bagian leher.
"Jadi sudah terendam tinja dan air, kemudian dari hidung korban mengeluarkan darah. Kemungkinan korban tertimpa material keramik dan beton yang ambles," ucap Dedang.
(dir/dir)