Jejak Kebaikan Julian, Masinis Korban 'Adu Banteng' Kereta di Bandung

Jejak Kebaikan Julian, Masinis Korban 'Adu Banteng' Kereta di Bandung

Whisnu Pradana - detikJabar
Sabtu, 06 Jan 2024 07:30 WIB
Mendiang Julian (tengah), korban kecelakaan KA di Bandung, saat berfoto dengan teman masa kecil
Mendiang Julian (tengah), korban kecelakaan KA di Bandung, saat berfoto dengan teman masa kecil (Foto: Istimewa)
Bandung -

Iah Khodijah (48) berusaha tegar melepas kepergiaan Julian Dwi Setiyono (28), menantunya yang jadi korban dalam kecelakaan kereta api di jalan Petak Cicalengka-Haurpugur, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.

Julian jadi satu di antara tiga korban tewas insiden tabrakan kereta api antara KA 350 Commuter Line Bandung Raya dengan Pib 65A Turangga yang terjadi pada Jumat (5/1/2024) pagi.

Julian merupakan masinis KRD lokal Bandung Raya. Pria 28 tahun itu tercatat sebagai warga Bukit Permata E-8 Nomor 3, RT 2/RW 22, Kelurahan Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di mata Iah, sosok Julian merupakan menantu yang soleh dan teramat baik. Mendiang Julian menikahi putri Iah, Santika Fujasari (28) pada tahun 2019 yang lalu.

"Dia itu (Julian) baik banget, soleh juga. Bisa dibilang jadi menantu paling baik. Makanya kaget banget dapat kabar dari anak ibu tadi pagi," kata Iah saat ditemui di rumah duka.

ADVERTISEMENT

Iah dan Julian terakhir bertemu pada momen perayaan pergantian Tahun Baru 2024 beberapa hari lalu. Saat itu, sang menantu dan keluarga kecilnya pulang ke Cianjur, tempat Iah tinggal.

"Jadi di Cianjur itu dari tanggal 30 Desember, tahun baruan di sana (Cianjur). Cuma kita kan tahu, kerjaan dia (masinis) itu makin sibuk kalau Natal sama Tahun Baru makin sibuk. Jadi tanggal 1 (Januari) pagi itu dia sudah berangkat lagi," ucap Iah.

Sedihnya lagi, Julian dan sang istri sebetulnya hendak merayakan hari jadi pernikahan mereka di bulan Maret mendatang. Namun sedikit terobati, lantaran Julian masih sempat merayakan hari ulang tahun anak semata wayang mereka.

"Sebenarnya mau ulang tahun pernikahan juga di bulan Maret nanti. Tapi yang sempat dirayakan kan baru ulang tahun anaknya," ujar Iah.

Jejak kebaikan Julian juga terekam di ingatan tetangga di rumah orangtuanya. Sebab Julian lebih sering bermalam di sini, ketimbang di rumah pribadinya di Kompleks Mekarsari Eco Living, Ngamprah, KBB.

"Ya dia di sini juga baik banget, bersosialisasi. Kalau pergi kerja pasti menyapa warga di sini, sama saya juga kenal dekat," kata Tedi, tetangga mendiang Julian.

Terakhir, Julian ambil bagian dalam kegiatan bersih-bersih saluran dan lingkungan di kompleks orangtuanya tinggal. Ia tak sungkan kotor-kotoran dan bercengkerama di sela-sela kegiatan.

"Terakhir ya ketemu hari Minggu kemarin, waktu bersih-bersih di sini. Dia sama istrinya ikut bantu-bantu warga. Makanya kaget juga waktu dengar kabar meninggal kecelakaan kereta," kata Tedi.

Saat ini ia dan pelayat yang terus berdatangan, masih menanti kedatangan jenazah mendiang Julian yang diberangkatkan dari RSUD Cicalengka. Rencananya Julian bakal dimakamkan di sebelah pusara ayahnya.

"Rencana di situ(TPU Cilame), jadi dari keluarga mau dimakamkan di dekat makam ayahnya," ucap Tedi.

(yum/yum)


Hide Ads