Wanita asal Skotlandia nyaris meninggal dunia usai menyuntikkan obat diabetes ke tubuhnya demi kurus. Ia telah menggunakan obat tersebut selama dua bulan dan membelinya secara online.
Mengutip dari detikHealth, ibu tiga anak asal Edinburgh, Skotlandia, bernama Lynsay McAvoy itu membeli obat diabetes melalui online dan menggunakannya. Dikutip dari The Sun, obat yang digunakan dikenal sebagai GLP-1 RA. Awalnya obat itu dikembangkan untuk mengobati diabetes. Tetapi, kini sering digunakan untuk menurunkan berat badan karena bisa menekan nafsu makan pasien.
Baca juga: Efek Ngeri gegara Sering Minum Boba Tea |
Lynsay mengklaim bahwa obat itu membantunya menurunkan setengah berat badannya dalam beberapa minggu. Namun, suatu pagi setelah ia menyuntik obat tersebut, kondisinya menurun drastis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada saat itu saya ingin menurunkan sedikit berat badan di perut saya, dan itu konyol karena berat badan saya sebenarnya cukup baik sekitar 50 kg. Tapi, saya tidak suka melihat lemak di perut yang mempengaruhi penampilan ini," tutur Lyndsay yang dikutip dari The Sun, Jumat (29/12/2023).
"Akhirnya saya membelinya melalui seseorang secara online. Saya tidak memeriksanya dan hanya mempercayai orang tersebut. Harganya sekitar 50 euro (854 ribu rupiah) untuk dua minggu dan harus menyuntik diri sendiri setiap hari," lanjut dia.
Setelah melakukannya rutin selama dua bulan, Lynsay berhasil menekan nafsu makannya. Selama itu, ia tidak makan banyak dan berat badannya lumayan menurun.
"Suatu kali saya menyuntik obatnya, telapak tangan saya sangat gatal. Tetapi hal itu dapat diatasi dengan antihistamin," ungkapnya.
Merasakan Efek Samping
Melihat hasilnya yang memuaskan, Lynsay memesan obat itu lagi. Ia biasa menyuntik obatnya sebelum berangkat bekerja.
Namun, kali ini reaksi buruk lainnya kembali muncul dalam hitungan detik. Saat itu, ia tengah bersiap-siap berangkat kerja.
"Dalam hitungan detik, lidah saya benar-benar gatal dan membengkak. Kemudian bola mata mulai terasa panas. Saya hampir tidak bisa membuka mata, rasanya sangat sakit," jelas Lyndsay.
"Saya melihat ke cermin dan Anda tidak bisa melihat warna putih apa pun di mata saya, mata saya benar-benar merah. Muncul rasa gatal di sekujur tubuh saya lagi, telapak tangan saya sangat gatal," sambungnya.
Mengetahui reaksi dari obat itu, Lyndsay kembali minum antihistamin. Tetapi, kali ini jantungnya mulai berdetak cepat dan keringat bercucuran. Ia merangkak dan merasa jantungnya akan meledak.
"Saya tahu ada sesuatu yang tidak beres. Saya pikir tengah sekarat pada saat itu," kata dia.
Organ Tubuh Mati
Lyndsay pingsan dan kepalanya terbentur ke dinding. Hal itu membuatnya tak sadarkan diri dan rahangnya terkilir.
Saat tersadar, Lynsay langsung menelepon ambulans dan ibunya yang tinggal di sebelah rumahnya. Kepalanya mengalami cedera otak yang cukup parah sampai membuatnya pingsan sekitar empat kali.
Setelah diperiksa dokter, Lyndsay ternyata mengalami syok anafilaksis tahap akhir yang membuat organ tubuhnya mati dan bisa memicu kematian. Saat itu, ia kaget sekaligus malu karena menjadi contoh yang buruk untuk ketiga anaknya.
"Para dokter mengatakan antihistamin yang saya konsumsi sejak awal bisa membahayakan hidup saya, saya merasa beruntung masih hidup," bebernya.
Lynsay tidak menyebutkan nama suntikan yang digunakan, namun ada banyak perusahaan yang tidak diatur yang menjual suntikan dengan konsekuensi yang berpotensi berbahaya atau mematikan.
Obat GLP-1 termasuk semaglutide adalah bahan aktif dalam suntikan Ozempic dan Wegovy. Menurut NHS, obat itu dapat membantu penurunan berat badan. Namun, yang pertama hanya diberikan kepada pasien diabetes tipe 2.
Artikel ini telah tayang di detikHealth dengan judul Niat Hilangkan Perut Buncit Pakai Obat Diabetes, Wanita Ini Malah Nyaris Mati.
(sud/sud)