Bak ketiban durian runtuh. Mungkin itulah yang dialami wanita bernama Jessica Vincent.
Kecerdikannya membuatnya mendapatkan untung berkali-kali lipat. Ya, wanita asal AS ini membeli sebuah vas di sebuah toko bekas di Virginia.
Vas berbentuk seperti botol dan memiliki pita berwarna hijau aqua-ungu yang melingkari permukaan kaca seperti garis dibeli Jessica seharga Rp 46 ribu. Tapi siapa sangka, vas itu laku lagi dijual dengan harga fantastis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari detikHot, vas-nya tampak tua di antara tumpukan vas lainnya, lilin, dan barang-barang antik. Di bagian dasar vas, ada tulisan Murano dan Italia.
"Saya membelinya karena mengira akan menaruhnya di salah satu sudut rumah saya dan membayarnya sekitar U$ 3,9 (Rp 46 ribu) di Goodwill Rich," ungkap perempuan yang berprofesi sebagai pelatih kuda, seperti dilansir dari AP.
Jessica kemudian menjual vas itu balai lelang. Pemikirannya berubah setelah melakukan penelitian. Vas kemudian dijuak Jessica melalui rumah lelang Wright seharga U$ 107.100 atau Rp 1,6 miliar.
Harga itu pun lantas diminati oleh seorang kolektor seni asal Eropa. Harga itu memang tak masuk di akal bagi Jessica. Bagaimana tidak dia awalnya membeli murah, justru kini bak memenangi lotre menjualnya lagi dengan harga yang wah.
"Saya selalu merasa memiliki mata yang bagus ketika melihat barang tua dan barang bekas. Tapi saya sangat terkejut sebelum saya sama sekali tidak ada yang membelinya," terangnya lagi.
Jessica memang melakukan penelitian. Dia menemukan fakta bahwa kata 'Murano' yang ada di dasar vas mengacu pada sebuah pulau di Venesia yang terkenal dengan kerajinan kaca sejak abad ke-13. Karya seni kaca di sana meliputi lampu gantung kristal, bingkai cermin yang penuh hiasan, dan banyak menghiasi Istana Aristokrasi Eropa.
Vas itu diketahui diproduksi oleh perusahaan kaca terkenal Venini dan dirancang oleh arsitek Italia, Carlo Scarpa yang meninggal di tahun 1978. Rancangan arsitek Carlo Scarpa memang jarang. Vas itu pun termasuk yang diciptakan pada tahun 1942 dan koleksinya bernama Pennellate.
"Itu pada dasarnya adalah duet antara Carlo Scarpa dan seorang ahli peniup yang harus menerjemahkan gambar (Scarpa) secara fisik," kata juru bicara balai lelang Wright.
"Anda harus terus memutar vas ini sepanjang waktu atau vas ini akan terlepas dari pipa. Sementara pada saat yang sama Anda mengaplikasikan kuas warna halus yang sangat ringan," pungkasnya.
Artikel ini sudah tayang di detikHot, baca selengkapnya di sini
(dir/dir)