Kecelakaan mematikan di Jalan Raya Sukabumi-Cianjur kembali memakan korban. Dua orang dinyatakan meninggal dunia saat insiden mengerikan itu terjadi di kawasan yang terkenal dengan sebutan Jalur Tengkorak pada Kamis (21/12/2023) lalu.
Dua orang yang meninggal adalah Joel Inrana Tambunan (24) dan Ros Resmiati (65). Joel adalah pengendara motor, sementara Ros merupakan pemilik rumah saat truk tronton menabrak bangunan yang ditempatinya di Jalan Raya Kampung Pasir Tulang, Desa/Kecamatan Gekbrong, Cianjur tersebut.
Kecelakaan mematikan ini bermula saat truk bernomor polisi B 9085 TRU yang dikemudikan Dody Eliazar (46) bersama kernetnya Andrian (77), sedang melaju dari arah Sukabumi menuju Cianjur. Sesampainya di lokasi, truk diduga mengalami rem blong dan menabrak 2 sepeda motor di depannya, lalu menabrak rumah hingga ruko warga sekitar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teriakan histeris saat kecelakaan mematikan itu pun tak terelakan. Selain mengakibatkan 2 nyawa melayang, 7 orang dilaporkan mengalami luka-luka, termasuk Dody dan Andrian yang merupakan sopir dan kernet truk tersebut.
"Sementara yang meninggal dua orang. Pengendara sepeda motor meninggal di lokasi kejadian, sedangkan seorang perempuan pemilik rumah meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit," ujar Kasatlantas Polres Cianjur AKP Adhi Prasidya saat itu, Kamis (21/12/2023).
Detik-detik mencekam kecelakaan maut itu pun masih terngiang dalam benak Novi (34). Ia bersama bayinya yang berusia 1 bulan, berhasil selamat dalam kecelakaan maut di jalur tengkorak tersebut.
Saat kejadian, Novi mengaku berada di lantai bawah rumahnya bersama beberapa orang ibu-ibu dan anaknya. Awalnya, Novi mendengar ada suara gemuruh yang disusul dengan munculnya debu dari lantai 2 rumahnya.
"Rumah saya kan dua lantai, yang lantai 2 sejajar dengan jalan. Sedangkan yang lantai satunya di bawah. Terdengar suara gemuruh seperti gempa, kemudian tidak lama muncul debu dari tangga," kata dia saat ditemui di lokasi kejadian.
Lama-kelamaan, debu makin tebal. Seisi rumah langsung dipenuhi kepulan debu, yang membuat Novi beserta ibu-ibu yang sedang memasak di sana pun berlarian ke luar bangunan. Pada waktu itu, Novi baru menyadari bahwa tokonya sudah hancur tertabrak truk tronton.
"Saya sempat cari suami dulu. Manggil-manggil suami tapi tidak ada jawaban. Karena kan suami posisi di lantai 2 yang bangunannya tertabrak truk. Saya belum sempat ketemu suami, tapi dapet kabar suami selamat namun mengalami luka berat di kakinya," ucap dia
Saat kecelakaan terjadi, Novi merasakan gemuruh bak gempa besar sedang melanda. Kepulan asap tebal pun tiba-tiba datang yang membuat ia bersama ibu-ibu lainnya yang sedang memasak langsung berlarian ke luar bangunan.
"Terdengar suara gemuruh. Saya kira terjadi gempa. Tapi tidak bergetar bangunan. Tiba-tiba debu muncul dari atas. Sampai seisi rumah lantai 1 dan dapur dipenuhi kepulan debu. Langsung saja saya dan ibu-ibu yang lain keluar lewat pintu samping," kata dia.
Novi bersyukur berhasil selamat beserta bayinya dalam kecelakaan maut tersebut. Seandainya pondasi rumahnya ambruk, dia bersama sang bayi dan beberapa orang di dalamnya akan menjadi korban dalam kecelakaan maut itu.
Dayat (62) saksi mata lainnya, menyebut truk awalnya melaju dari arah Sukabumi menuju Cianjur dengan kecepatan tinggi. Namun tiba-tiba truk tersebut menabrak dua sepeda motor di depannya dan akhirnya laju truk berhenti usai menabrak bangunan di kanan jalan.
"Dari arah Sukabumi sudah kencang. Di depannya ada pemotor dan truk yang melaju dengan kecepatan rendah. Diduga karena remblong, truk tersebut tidak menurunkan kecepatan tetapi banting stir ke arah kanan," kata dia.
"Sebelum menabrak rumah dan toko, truk tersebut menabrak dua pemotor di depannya," tambahnya.
Menurut dia, kepulan debu membungbung ke udara usai dua bangunan dihantam truk tersebut. "Warga langsung panik, apalagi melihat korban yang tergeletak di tengah jalan. Beberapa juga berusaha mendekati bangunan yang tertabrak untuk mengevakuasi korban," kata dia.
Hingga Jumat (22/12) kemarin, polisi masih mendalami penyebab kecelakaan maut yang tewaskan dua orang itu. Sopir dan kernet truk masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit sehingga belum bisa dimintai keterangan.
"Saksi di lokasi sudah diperiksa. Untuk sopir dan kernet masih dirawat. Kita tunggu rekomendasi dari dokter terkait kondisinya, kalau sudah membaik dan memungkinkan untuk diajak berkomunikasi, kita akan langsung periksa," kata Kanit Gakkum Satlantas Polres Cianjur Iptu Hadi Kurniawan.
Dia menuturkan, saat ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. "Belum ada yang ditetapkan (tersangka). Nanti dilihat dari hasil ramp cek dan keterangan seluruh saksi," kata dia.
Polres Cianjur pun bakal mengusulkan penambahan escape area atau jalur penyelamatan di Jalan Raya Sukabumi-Cianjur. Jalan ini dikenal sebagai jalur tengkorak lantaran seringkali terjadi kecelakaan maut di lokasi tersebut.
Kasatlantas Polres Cianjur AKP Adhi Prasidya mengatakan saat ini di Jalan Raya Sukabumi-Cianjur sudah terdapat satu jalur penyelamatan. Namun Adhi menilai jumlahnya masing kurang. Terlebih, jalur tersebut memiliki panjang mencapai lebih kurang 7,5 meter dengan kondisi jalan lurus dan menurun.
"Saat ini sudah ada, dan cukup efektif untuk menurunkan angka kecelakaan. Tapi khusus untuk jalur tersebut kami akan usulkan agar ditambah jalur penyelamatannya, supaya upaya pencegahan kecelakaan bisa lebih optimal," kata dia, Sabtu (23/12/2023).
Menurutnya di dengan kondisi jalan menurun tersebut rentan menyebabkan kendaraan, terutama truk bermuatan berat mengalami rem blong. "Dengan adanya escape area tersebut, kendaraan yang mengalami rem blong bisa mengalihkan laju kendaraan ke jalur penyelamatan. Sehingga tidak menyebabkan kecelakaan," kata dia.
Rencananya jalur penyelamatan kedua diusulkan dibangun di kawasan Desa Gekbrong atau Cikahuripan. "Kalau dari arah Sukabumi ke Cianjur, jalur penyelamatan yang kita usulkan itu di atas atau sebelum jalur penyelamatan yang sudah ada. Nanti kita komunikasikan dengan pihak perhubungan," kata dia.
Di sisi lain, Adhi juga menyebut perlu ada tambahan jalur penyelamatan di Jalur Cianjur-Puncak. Namun pihaknya masih mengkaji lokasi yang tepat. "Jalur puncak juga perlu ada. Tapi harus dikaji dulu lokasi yang tepatnya. Prosesnya cukup panjang. Jadi kami akan fokuskan dulu untuk jalur Sukabumi-Cianjur," kata dia.
Dia menambahkan di momen libur Natal dan Tahun Baru kali ini, para pengendara diminta untuk tetap waspada dan berhati-hati. "Kita tetap imbau untuk berhati-hati. Pastikan kondisi kendaraan baik saat bepergian. Selain itu patuhi aturan berlalu lintas," pungkasnya.
(ral/mso)