Novi menjelaskan, saat kejadian, dirinya berada di lantai bawah rumahnya bersama beberapa orang ibu-ibu dan anaknya. Awalnya, Novi mendengar ada suara gemuruh yang disusul dengan munculnya debu dari lantai 2 rumahnya.
"Rumah saya kan dua lantai, yang lantai 2 sejajar dengan jalan. Sedangkan yang lantai satunya di bawah. Terdengar suara gemuruh seperti gempa, kemudian tidak lama muncul debu dari tangga," kata dia saat ditemui di lokasi kejadian.
Menurutnya lama-kelamaan debu tersebut semakin tebal, membuat seisi rumah dipenuhi kepulan debu. Dia dan ibu-ibu lain yang tengah memasak pun langsung berlarian keluar.
"Begitu keluar dari pintu samping dan lihat ke atas, ternyata rumah sekaligus toko saya sudah hancur tertabrak tronton," kata dia.
Menurut dia, bayinya yang baru berusia 1 bulan langsung dibawa oleh temannya. Sedangkan dirinya berusaha mencari suaminya yang berada di lantai 2.
"Saya sempat cari suami dulu. Manggil-manggil suami tapi tidak ada jawaban. Karena kan suami posisi di lantai 2 yang bangunannya tertabrak truk. Saya belum sempat ketemu suami, tapi dapet kabar suami selamat namun mengalami luka berat di kakinya," ucap dia.
![]() |
Novi mengaku bersyukur dia dan bayinya berhasil selamat. Menurut dia, jika pondasi rumahnya ambruk, dia bersama sang bayi dan beberapa orang di dalamnya akan menjadi korban dalam kecelakaan maut tersebut.
"Alhamdulillah masih dalam lindungan Allah SWT. Bangunannya tidak ambruk setelah tertabrak truk. Mungkin korbannya bisa banyak kalau ambruk, termasuk saya dan bayi. Tapi Alhamdulillah selamat," kata dia.
Sebelumnya, Dua orang meninggal dalam kecelakaan maut di di Jalan Raya Sukabumi-Cianjur, Kampung Pasir Tulang, Desa Gekbrong, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (21/12/2023) sekitar pukul 11.30 WIB. (yum/yum)