Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan mencabut status darurat sampah di Kota Kembang, julukan Kota Bandung. Pj Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengatakan keputusan tersebut diambil setelah melihat berbagai indikator pengelolaan sampah yang sudah terkendali di Kota Bandung.
"Dengan berbagai pertimbangan dengan kondisi eksisting, strategi, dan skenario penanganan mulai tanggal 27 Desember 2023 akan kita cabut kedaruratan sampah," kata Bambang dalam Rapat Pleno Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Darurat Sampah di Balai Kota Bandung, Rabu (20/12/2023).
Bambang menegaskan tidak akan menghilangkan Satgas Penanganan Darurat Sampah yang sudah dibentuk meski Status Darurat Sampah telah berubah. Satgas yang diketuai oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung itu, bakal ditransformasikan menjadi Satgas Pengelolaan Sampah Secara Mandiri dan Berkelanjutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya, satgas ini memiliki tugas untuk terus mengedukasi dan mengawasi pengelolaan sampah di Kota Bandung agar tetap bisa selesai secara mandiri. "Namun upaya kita tetap masif jangan sampai mengubah paradigma yang sudah masif di masyarakat bergeser," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Bandung selaku Ketua Harian Satgas Penanganan Darurat Sampah Ema Sumarna mengklaim sampai (17/12/2023), semua TPS di Kota Bandung terkendali.
Ema memaparkan, saat awal darurat sampah, timbulan sampah mencapai 41.000 ton. Namun kini timbulan sampah terus berkurang hingga hanya menyisakan 5.439 ton. Sampah yang masih tertahan di dalam kota ditargetkan selesai pada awal Januari 2024.
"Selanjutnya sampah yang harus diangkut adalah sampah harian yang masuk ke TPS, jumlahnya sudah berkurang dari kondisi sebelum masa darurat sampah," katanya.
Berbicara situasi kondisi saat ini, Kota Bandung masih memiliki kuota 9.944 rit pembuangan ke TPA Sarimukti dari 13.000 rit yang diberikan.
"Alhamdulillah saat ini kita bisa mengirimkan 178 rit atau sekitar 934,5 ton sampah yang setiap hari bisa kita angkut. Tinggal 400 ton menjadi kinerja Satgas," ungkapnya.
Dari 1.300 ton sampah harian Kota Bandung, sebanyak 934,5 ton di kirim ke TPA Sarimukti, 256,21 ton sampah dikelola secara mandiri dan 109,29 ton pengurangan sampah di sumber.
Pengurangan sampah di sumber tersebut, dari 9 kluster pengelolaan sampah sudah dapat mengolah lebih dari 58,73 ton sampah.
Fokus selanjutnya, kata Ema, menghadapi masa transisi, untuk mengoptimalkan skenario pengurangan sampah dan menstabilkan pengangkutan sampah harian dari TPS yang dibuang ke TPA Sarimukti.
(aau/iqk)