Dorong Penggunaan Produk UMKM, Pemkot Bandung Rancang e-Commerce Lokal

Dorong Penggunaan Produk UMKM, Pemkot Bandung Rancang e-Commerce Lokal

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Selasa, 19 Des 2023 18:00 WIB
Acara Pengenalan Program Belanja Serba Lokal (SERLOK) Pemkot Bandung.
Acara Pengenalan Program Belanja Serba Lokal (SERLOK) Pemkot Bandung. (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar)
Bandung -

Acara Pengenalan Program Belanja Serba Lokal (SERLOK) diselenggarakan oleh Pemkot Bandung pada Selasa (19/12/2023). Dalam pengenalan program belanja ini, sekaligus menjadi pameran untuk 12 UMKM penyedia catering, snack, minuman, dan keperluan sandang yang telah dikurasi oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM) Kota Bandung.

Dikatakan oleh Tris Avianti, Plt Kepala Bidang Usaha Mikro Kota Bandung hak ini dalam rangka mengoptimalisasi Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

Pemkot Bandung telah merancang sebuah e-commerce program belanja Serba Lokal (SERLOK), yang bakal dilaunching pada Februari 2024 mendatang. Tujuannya, agar Perangkat Daerah maupun Aparatur Sipil Negara dapat melakukan transaksi pembelian dan penggunaan produk lokal yang dihasilkan oleh pelaku usaha mikro dan koperasi binaan Diskop UKM Kota Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi hari ini agendanya adalah icip-icip dan pengenalan produk SERLOK sebelum launching, insya Allah launchingnya itu tahun depan bulan Februari. Nah sekarang kita tes dulu nih ke OPD yang mau belanja produk binaan kami, ada 12 produk yang sudah dikurasi yakni makanan, minuman, dan juga pakaian. Tujuannya untuk pengenalan produk gitu ke ASN yang nanti akan belanja," kata Tris, ditemui di Taman Dewi Sartika Bandung.

ADVERTISEMENT
Acara Pengenalan Program Belanja Serba Lokal (SERLOK) Pemkot Bandung.Acara Pengenalan Program Belanja Serba Lokal (SERLOK) Pemkot Bandung. Foto: Anindyadevi Aurellia

Katanya, pihak Diskop UKM saat ini tengah mempersiapkan instruksi wali kota terkait implementasi aturan investasi. OPD dan BUMD wajib mengalokasikan 40% belanja barang jasanya untuk produk UKM dan Koperasi.

"Nah untuk mempermudahnya, kami membuat SERLOK e-commerce. Jadi OPD itu nanti belanja, untuk tahap satu belanja mamin (makanan-minuman) dulu ya. Mamin rapat, mamin kegiatan itu melalui Salapak e-commerce (@salapak.mikroshop). Jadi nanti secara online nanti diambilnya mendekati lokasi kantor OPD. Ada juga gerai offline-nya di Hotel Horizon, galeri di Dekranasda, Gerai MPP yang di Jalan Cianjur, dan Sinpasa Summarecon," ucapnya.

Menurut data, saat ini UMKM yang terdaftar dalam binaan Diskop UKM totalnya ada 10 ribu. Namun melalui hasil kurasi, hanya ada 60 UMKM di e-commerce SERLOK nanti.

Kata Tris, jumlah UMKM terdaftar akan terus bertambah, agar OPD dan ASN bisa berbelanja varian yang lebih banyak lagi. Nantinya, daftar belanja akan langsung tercatat di LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah).

"Target pertama adalah belanja OPD untuk mamin dan belanja produk apapun yang ada di SERLOK e-commerce atau pun yang offlinenya. Jadi nanti ini juga kita lagi pengembangan terus, sampai nanti insya Allah siap launching tahun 2024," tambah Tris.

Sementara itu, dalam pengenalan produk ini turut hadir beberapa UMKM salah satunya Nazzdezzan. Brand ini menjual pakaian adat Sunda yakni Pangsi lengkap dengan ikat kepalanya, aneka pin berbentuk Kujang, dan aneka set baju lukis cabut warna.

Sang pemilik usaha, Sri Dewi Setyawati mengaku senang sudah lima tahun bergabung sebagai UMKM binaan Diskop UKM. Ia kali ini berkesempatan untuk memperkenalkan produknya pada market baik ASN Pemkot Bandung maupun ke yang lebih luas lagi.

"Jadi, saya buat pakaian tradisional daerah Priangan ya Jawa Barat. Baju ini jadi pakaian wajib untuk setiap hari Kamis
untuk dinas ASN. Di sini banyak ASN yang butuh dan belanja. Saya sebagai binahan Diskop UKM Kota Bandung dari tahun 2018 merasakan banyak kebermanfaatannya," kata Sri.

Kata dia, selama ini Diskop UKM banyak membantu untuk pemasaran dan memperluas market. Kali ini melalui Salapak dan akan dikembangkan ke SERLOK, diyakini Sri bakal mampu memajukan para UKM.

"Saya dapat banyak sekali selain pelatihan juga, link atau networking terbuka dan itu yang bikin pesenan-pesenan juga jadi banyak. Contohnya misal ada dari Dinas yang akan memperkenalkan produk sambil bawa oleh-oleh ke negara lain. Jadi ini memperluas dan menambah kebebermanfaatan untuk UKM yang dibina," ceritanya dengan sumringah.

Acara Pengenalan Program Belanja Serba Lokal (SERLOK) Pemkot Bandung.Acara Pengenalan Program Belanja Serba Lokal (SERLOK) Pemkot Bandung. Foto: Anindyadevi Aurellia

Ia pun masih teringat bagaimana usahanya mampu menembus kota-kota lain di luar Pulau Jawa berkat memperluas koneksi pasar di Diskop UKM. Bahkan, Sri mengaku kini per bulan ia bisa meraup omset Rp10 juta dengan konsisten berbisnis di bidang fashion ethnic.

"Pernah saya dibawa pameran ke Padang juga. Terus kemarin sama Disbudpar juga dibawa ke Makassar untuk menonjolkan nilai budaya baju tradisional pangsi dan iketnya, lengkap dengan baju Lukis Cabut Warna tadi," ujar Sri.




(aau/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads