Belakangan ini, warganet dihebohkan dengan kabar meninggalnya seorang pasien yang akan menjalani operasi gigi bungsu di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Pihak keluarga, angkat bicara mengenai hal tersebut.
Kabar mengenai meninggalnya perempuan bernama Ita Sucita itu, dikabarkan akun Instagram @latashaqntas belum lama ini. Dalam ceritanya, pemilik akun membagikan kisah tersebut dengan membuat beberapa cerita melalui layanan InstaStory.
"Singkat cerita sepupu gue mau operasi gigi bungsu dari Garut dirujuk ke @rshs_bandung KATA YG DI GARUT INI RS BAGUS. Sampai di RSHS, baru mau operasi lalu dianestesi (bius), selang beberapa menit suami sepupu gue dipanggil katanya pasien henti detail jantung," ungkap pemilik akun dalam salah satu unggahannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian yang merenggut nyawa Ita, bermula ketika perempuan berumur 33 tahun itu pergi ke RSHS pada Senin, (27/11/2023) lalu. Saat itu, Ita ke RSHS untuk melakukan tindakan pencabutan gigi. RSHS dipilih karena pihak Ita mendapatkan rekomendasi dari rumah sakit di Garut yang sebelumnya mereka datangi.
Singkat cerita, tindakan operasi kemudian dilakukan pada Selasa, (28/11/2023). Sebelum dilakukan operasi, pihak RSHS melakukan tindakan anestesi terhadap Ita. namun setelah beberapa menit, dokter kemudian memanggil suami pasien, Zani Januari, dan menyatakan pasien mengalami henti detak jantung.
Kondisi Ita, terus memburuk setelahnya. Beberapa hari kemudian, pihak RSHS sempat meminta izin kepada keluarga untuk melakukan cuci darah terhadap Ita, dengan dalih Ita tidak mengeluarkan urine usai dilakukan anestesi. Pihak keluarga kemudian mengizinkannya.
Namun sayang, takdir berkata lain. Ita kemudian dinyatakan meninggal dunia pada Rabu, (13/12/2023) lalu. Setelah dinyatakan meninggal dunia, Ita lantas dimakamkan di Kecamatan Samarang, Garut.
detikJabar memperoleh keterangan resmi dari Zani Januari, suami korban yang disampaikan oleh kerabat korban, Latasha, kepada detikJabar Senin (18/12/2023) siang via pesan singkat. Dalam keterangan tersebut, Zani mengaku hanya ingin mendapatkan penjelasan dari pihak RSHS soal kematian istrinya.
"Hanya ingin mendapatkan penjelasan jelas dari pihak RSHS dan ingin data-data pasien diberikan secara murni. Karena hasil MCU awal pun tidak ada. Bahkan saat check out (dari) rumah sakit tidak membawa berkas apapun," kata Zani.
Zani mengatakan pihaknya tidak ingin macam-macam. Pihak keluarga juga, mengaku sudah ikhlas dengan kepergian almarhumah. Namun, mereka ingin mendapatkan penjelasan dari pihak RSHS. Sebab, mereka mengaku sudah beberapa kali protes setelah meninggalnya korban, tapi tidak ditanggapi RSHS.
"Keluarga tidak ingin macam-macam. Cuman mau penjelasan dan permintaan maaf saja dari dokter yang bersangkutan langsung," katanya.
"Dari keluarga sudah ikhlas atas kepergian almarhumah. Tapi masih merasa janggal. Kami sebelumnya sudah dua kali protes ke ICU meminta bertemu dokter yang bersangkutan, tapi enggak ditemuin juga," pungkas Zani.
(sud/sud)










































