Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelontorkan pasokan beras dan minyak goreng murah di tiga wilayah kecamatan di Kota Tasikmalaya. Jumlahnya cukup signifikan, mencapai 234 ton beras dan 52.800 liter minyak goreng. Komoditi bahan pokok itu didistribusikan untuk masyarakat di Kecamatan Kawalu, Mangkubumi dan Tamansari. Operasi pasar ini dilakukan sebagai bagian dari langkah Pemprov Jawa Barat untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok menjelang momentum Natal dan Tahun Baru.
"Menurut kajian akademisi bahwa menjelang Nataru ini Kota Cirebon, Kota Bandung dan Kota Tasikmalaya berpotensi mengalami inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga bahan pokok. Sehingga PDP (pusat distribusi provinsi) melakukan langkah operasi pasar murah ini, tujuannya adalah untuk pengendalian harga sekaligus pengendalian inflasi," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, Noneng Komara Nengsih di kantor Kelurahan Gunung Gede Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya, Rabu (13/12/2023).
Terkait momentum Nataru, Noneng berharap warga bisa tetap tenang atau tidak melakukan panic buying. Kemudian pedagang pun diharapkan bisa menahan diri untuk tidak aji mumpung mencari keuntungan di momentum akhir tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Buat konsumen dan masyarakat juga jangan panik, karena semua ketersediaan bahan pokok ada, karena dengan panic buying dan membeli tanpa rasional akan memicu kenaikan harga. Untuk pedagang kami harap jangan mengambil kesempatan di momen hari besar ini," kata Noneng.
Dia mengatakan pihaknya menyiapkan berbagai komoditas mulai dari beras, minyak goreng, gula pasir, cabai dan lainnya. Tapi untuk Tasikmalaya pihaknya hanya mendistribusikan beras dan minyak goreng saja. "Tasik itu beras sama minyak. Tapi kelihatannya minyak goreng harus ditambah lebih banyak lagi," kata Noneng.
Direktur PT Agro Jabar Nurfais Mubarok menambahkan pertimbangan sebuah daerah dilakukan didasarkan kepada tiga faktor yaitu tingginya angka kemiskinan, tidak adanya pasokan atau bukan daerah produksi serta tingginya angka inflasi. "Kota Tasikmalaya ini kan nggak punya pasokan, bukan daerah produksi pangan, jadi menjadi sasaran operasi pasar," kata Nurfais.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya, Apep Yosa menjelaskan tiga kecamatan yang menjadi sasaran operasi pasar merupakan wilayah dengan angka kemiskinan tertinggi. "Kecamatan Kawalu, Tamansari dan Mangkubumi ini merupakan wilayah dengan angka kemiskinan tertinggi di Kota Tasikmalaya. Sehingga operasi pasar kami arahkan ke sini," kata Apep.
Dia menambahkan antusias masyarakat cukup tinggi terhadap penjualan sekantung 5 kg beras seharga Rp 47 ribu dan seliter minyak goreng seharga Rp 12.400 ini. "Antusias masyarakat tinggi, operasi pasar ini berlangsung sampai Kamis besok," kata Apep.
Harga Cabai Masih Tinggi
Sementara itu terkait harga cabai merah yang menembus harga Rp 110 ribu di Pasar Cikurubuk Tasikmalaya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, Noneng Komara Nengsih mengaku sedang mempertimbangkan upaya subsidi seperti yang sudah dilakukan di Bandung dan beberapa daerah lainnya. "Untuk harga cabai kami sudah melakukan program subsidi seperti di Bandung dan beberapa daerah lainnya dan berhasil mereduksi harga. Tasik memang belum," kata Noneng.
Namun demikian Noneng mengatakan minggu depan petani cabai di wilayah Garut akan memasuki masa panen, sehingga hal ini diharapkan bisa membuat harga cabai menurun. "Tapi minggu depan ada panen raya di Garut, mudah-mudahan bisa mereduksi harga cabai di pasaran. Kemarin Majalengka juga sudah panen," kata Noneng. Upaya lain yang dilakukan menurut Noneng adalah dengan mempersingkat atau memotong rantai distribusi dari petani ke konsumen.
Direktur PT Agro Jabar Nurfais Mubarok mengatakan untuk pengendalian harga cabai, pihaknya tidak bisa langsung intervensi ke pasar. Selain itu cabai juga bukan komoditas yang bisa disimpan dalam waktu lama, sehingga menjadi kendala upaya pengendalian harga. "Untuk cabai kita nggak bisa langsung masuk ke pasar, tapi kita harus bekerja sama dulu dengan UPTD atau PD Pasar," kata Nurfais.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya, Apep Yosa mengatakan kebutuhan konsumsi cabai di Kota Tasikmalaya sekitar 500 kg per hari, jumlah ini menurut dia relatif kecil ketimbang daerah lain. Meski demikian harga jual cabai di pasar induk Cikurubuk sudah lewat dari Rp 100 ribu per kilogram. "Ya karena Kota Tasik tidak memiliki sumber produksi sehingga sangat tergantung pada pasokan dari daerah luar dan mekanisme pasar," kata Apep.