Hari AIDS Sedunia diperingati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Banyak kegiatan yang dilakukan di seluruh dunia termasuk di Indonesia seperti lomba, diskusi, penyuluhan, pameran, pelatihan tenaga kesehatan, dan berbagai acara lainnya. Lalu Hari AIDS Sedunia diperingati tanggal berapa?
Kapan Hari AIDS Sedunia 2023?
Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tanggal 1 Desember. Tahun ini perayaan tersebut jatuh pada Jumat, 1 Desember 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip situs World Health Organization (WHO), Hari AIDS Sedunia mempertemukan orang-orang dari seluruh dunia untuk meningkatkan kesadaran tentang HIV/AIDS dan menunjukkan solidaritas internasional dalam menghadapi masalah kesehatan ini.
Sejarah Hari AIDS Sedunia
Melansir dari laman UNAIDS, peringatan Hari AIDS Sedunia, bermula dari kepedulian masyarakat internasional terhadap merebaknya pandemi HIV/AIDS.
Pada tahun 1980-an, kasus-kasus AIDS mulai melonjak, dan masyarakat sadar bahwa ini adalah ancaman serius terhadap kesehatan global.
Pada saat itu, banyak negara mulai merespon dengan membentuk organisasi-organisasi kesehatan yang melibatkan pemerintah dan masyarakat sipil untuk berkampanye seputar penyakit ini.
Dipilihnya tanggal 1 Desember bukanlah kebetulan semata. Tanggal tersebut dipilih untuk memberikan momentum dan perhatian dari masyarakat global, yang bergabung dalam satu kesatuan untuk menyatakan dukungan terhadap individu yang hidup dengan HIV dan mengenang mereka yang telah kehilangan nyawa akibat penyakit terkait AIDS.
Pemilihan tanggal ini juga diharapkan dapat menghapus stigma yang masih melekat pada penyakit ini.
Tema Hari AIDS Sedunia 2023
Dikutip dari situs yang sama, tema Hari AIDS Sedunia 2023 adalah 'Let Communities Lead' yang berarti 'Biarkan Komunitas Memimpin'. Maksud dari tema tersebut adalah, dunia dapat mengakhiri AIDS, dengan komunitas yang memimpin. Organisasi komunitas yang hidup dengan, berisiko, atau terkena dampak HIV adalah garis depan kemajuan dalam respons HIV.
Komunitas menghubungkan masyarakat dengan pelayanan kesehatan publik yang berpusat pada masyarakat, membangun kepercayaan, berinovasi, memantau implementasi kebijakan dan layanan, dan menjaga akuntabilitas penyedia layanan.
Namun kepemimpinan masyarakat terhambat. Kekurangan pendanaan, hambatan kebijakan dan peraturan, keterbatasan kapasitas, dan tindakan keras terhadap masyarakat sipil dan hak asasi manusia masyarakat yang terpinggirkan, menghambat kemajuan pelayanan pencegahan dan pengobatan HIV.
Jika hambatan-hambatan ini dihilangkan, organisasi-organisasi yang dipimpin oleh masyarakat dapat memberikan dorongan yang lebih besar lagi terhadap respons HIV global, sehingga mempercepat kemajuan menuju pemberantasan AIDS.